“Aduh, nyeri..” keluh gua kesakitan sambil ngelus bekas pukulan ayah siang tadi, dan pas gua liat “wahh biruu paha gua :’v”.
Gua jalan, jalan, dan jalan.. sampe gua ga nyadar, kalo gua udah di gerbang perumahan, “eh,ko gua disini? .___.a “ *garuk kepala*
Gua memutarbalikkan arah langkah gua dan .. *DUBRAAAAAKK* , gua nabrak seorang gadis berambut pendek yang memegang bungkusan obat di tangan kanan dan bola basket di tangan kirinya.
“Yahh, obatnya pecaaah..heh, kalo jalan liat-liat dong-,- “ bentak gadis itu kesal. “Heh, yang ada elu yang liat jalan, udah tau lu yang ngadep depan, mana tau gua ada orang di belakang gua -__-” jawab gua sambil nahan rasa sakit karena bola basket yang ngenain luka gua.
“Ah gimana ini? Tanggung jawab lu ahh, obat nya pecaaah!” pinta gadis itu merengek.
“yaelah ini niih” *menyodorkan sejumlah uang bewarna hijau*, gadis itu menatap gua dengan pandangan tajam, dan bilang “gua ga perlu uang lu, gua cuma butuh pertanggung jawaban lu, gua butuh obat ini sekaraang buat bun... “ dengan enaknya gua motong pembicaraannya,
“Ah banyak mau lu, nihh !” *menaburkan uang di depan wajahnya sampai jatuh ke tanah*, gua pun pergi saat itu juga, karena muak dengan kejadian kejadian yang menimpa gua hari itu.
“Heh! Ga diajarin adab apa lu? -,- pergi seenaknya tanpa minta maaf?” teriak gadis itu dari kejauhan.
*JLEEB* Langkah gua berhenti tiba-tiba saat denger kata-kata yang keluar dari mulut gadis itu. Seakan-akan ada yang menarik anak panah dari jantung gua. Gua terdiam sejenak dan menatap gadis itu, dan .. “Ayaah”, “itu kata-kata ayah” jata gua dalam hati.
Gadis itu memasang wajah bersalahnya saat gua sempet natap dia.
----
Dengan perasaan ga tenang gua balik ke rumah saat itu juga, gua percepat langkah kaki gua di pertengahan jalan, dan akhirnya gua lari sekenceng-kencengnya buat minta maaf ke ayah.Dan, *GUBRAAK* gua buka pintu rumah, lari menaiki jumlah anak tangga, dan masuk ke kamar orang tua gua.
“Bu? Ayah kemana?” tanya gua sambil mengatur nafas.
“Ayahmu pergi, Den.” jawab ibu sambil berkemas memasuki bajunya ke dalam koper.
“Sampai kapan, bu? Loh, ibu mau kemana?” tanya gua kebingungan,
“Ibu ada urusan dengan kakekmu, di keraton untuk beberapa hari. Siapkan bajumu jika kau tidak mau ditinggal.” ajak ibu memaksa.
“... Ngga bu, makasih. Denny bisa hidup sendiri tanpa ayah ibu, Denny udah biasa ditinggal” jawab gua sambil nahan emosi. Gua jalan menuju kamar lantai atas, dan mengunci kamar gua.
*TOK TOK TOK* “Den? Kamu jangan nyusahin ibu ah, ayo buka pintunya”
“Oh nyusahin ya? Udah ibu pergi aja, daripada Denny ikut tambah nyusahin” jawab gua nyolot.
****
VOTE + COMMENT YAA~ :3
MAAP KALO BAGIAN AWAL RECEH :v
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Hole
RandomSeorang anak lelaki tajir yang berdarah biru, tetapi berlatar belakang 'broken home' yg membuat nya tumbuh menjadi anak dingin dan keras kepala. Apa saja yang dia mau pasti dimilikinya, tetapi tidak untuk satu hal, kasih sayang. Sampai datang seora...