Cerita semu tentang pedihnya sebuah pengharapan seorang dengan hati tulus. Pahitnya cerita cinta dimusim penghujan yang membekukam perasaan. Serta kenyataan yang tak turut di pahami oleh logika.
Dia, sosok yang hangat dibalik wajah tegasnya. Sosok dengan senyum menawan tiap kali senyum itu terlontarkan. Dia yang mempesona dengan penampilannya yang sederhana. Dia dengan suara lantang nan meyakinkan tiap kali dia berbicara. Dia dengan tatapan tajamnya yang intens. Dia dengan bola mata hitamnya yang teduh. Dia dengan tawa khasnya. Dia dengan pemikiran dan perasaan yang tak pernah dapat aku selami. Dia sosok rumit yang memenuhi setiap sudut hatiku. Sosok yang sampai saat ini belum bisa hilang dari pikiranku. Dia adalah arman.
Awal mula cerita dimulai disaat aku mengenalnya. Mengenal sosoknya yang penuh pesona, dan hal itu memuncak disaat aku jatuh terperangkap ke dalam pesonanya. Kami berada di satu jurusan yang sama dan baru mengenal satu sama lain setelah tahun kedua kami di bangu kuliah. Dan mungkinkan itu adalah cerita yang ditakdirkan akan terus berlanjut lebih dalam?
Tidak ada hal yang terjadi karena kebetulan semata, semuanya adalah garis takdir. Aku dipertemukan dengannya adalah takdir juga.
Semuanya semakin rumit disaat aku mengenalnya lebih lanjut. Walau dirinya tanpa sedikitpun menggubrisku, aku diam diam mendalami sosoknya. Aku yang sejak awal hanya kagum dan penasaran dengan sosoknya terjebak didalam sekelibat pertikaian hati. Tatapannya tajam dengan gaya bicara tegas dan meyakinkan. Aku masih ingat disaat pertama kali aku ikut kedalam ruang lingkup teman mainnya, saat itu dia tengah menonton tayangan televisi tanpa berkedip tepat dihadapanku. Disaat itu aku merasa aneh dengan sosoknya yang jujur sangat mempesona. Itulah kali saat pertama aku jatuh hati padanya.
Cerita terus berlanjut disaat kami semakin dekat dan mulai saling bercanda. Bagiku adalah sulit mendapatkan teman baik dengan posisi anak laki laki adalah mayoritas. Dan cukup sulit untuk membuat persahabatan antara laki laki dan perempuan, aku pikir disaat itu aku bisa mencoba memulai hal itu, namun nihil karena kali ini aku yang jatuh hati terlebih dahulu padanya.
Ya, dia sosok yang cuek bila tidak mengenalinya dengan sangat. Namun dia bahkan akan berkeluh kesah bisa telah dekat benar dengan seseorang. Sosok yang setia dan kukuh dengan pendiriannya. Yang seharusnya sejak awal aku tidak jatuh hati padanya. Aku pikir sejak awal aku terlalu menganggap sepele perasaanku, yang dulu mungkin hanya sebatas kagum. Namun fakta yang ada sangat menyaktiku.
Kenyataan pahit yang pertama, dia telah memiliki pacar, dan aku cukup yakin dia sangat menyayanginya. Namun mengapa aku tetap tenggelam didalam pesonanya?Ceritanya tidak semudah itu. Segala perasaan tercipta karena sebab. Sebab yang menjadikan hatiku adalah miliknya. Cerita yang di awali begitu manis nyatanya, namun akhri cerita adalah tanda tanya.
Yang aku tau mencintai itu bukanlah pilihan karena rasa cinta itu timbul dengan sendirinya tanpa sebab tanpa perintah, namun bertahan dengan rasa cinta itu merupakan pilihan. Ketika kau memilih bertahan maka akan ada dua kemungkinan, nantinya kamu akan bahagia ataupun akan menyesal.
Namun aku percaya bahwasanya kami dipertemukan untuk sebuah alasan. Hal tersebut merupakan takdir tuhan. Entah untuk dipersatukan maupun sebagai pembelajaran akan pahitnya cinta. Namun aku belum cukup kuat untuk kenyataan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TENTANGNYA
RomanceCerita semu tentang pedihnya sebuah pengharapan seorang dengan hati tulus. Pahitnya cerita cinta dimusim penghujan yang membekukam perasaan. Serta kenyataan yang tak turut di pahami oleh logika.