Pada jarak yang semakin hari semakin angkuh,
Tenang saja
Mereka kira aku sangatlah tangguh, tak pernah mengeluh
SungguhBagiku, jarak hanyalah kerikil kecil biasa
Tak mengganggu,
Ornamen indah penghias jalan kebahagiaan
Aku terbiasa,
Terbiasa dengan rindu yang bersemayam lama di dalam kalbu
Terbiasa dengan sikap apatismu yang tak pernah melirikku
Tunggu, apa jarak ini menghalangimu?
Ataukah rindu ini yang menganggumu?
Sampai-sampai kau enggan membalas rinduku yang menggebu-gebuApa kau rindu juga di sana ?
Pertanyaan yang selalu mengerogoti di pikiranku setiap malam
Ku ingin rindu cepat pergi,
Berharap bisa bertemu kau yang tak kunjung kembali-Untukmu, yang kurindu
Collabs; Moch Yusuf & Nadia Sariratu, 2016
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka
PoetryTak apa, karena pada kenyataannya hanya dalam tulisanku-lah kamu akan abadi