Terdengar sebuah nada dering dengan alunan lagu instrumen dari hp Bianta sore itu,sehingga menggangu tidur Bianta yang sangat manis dari pagi sampai sore. Ia sengaja tidur hingga sore karena besok ia tidak akan bisa tidur pagi hingga sore.Ternyata salah satu teman Bianta yang bernama Mahesya menelvonnya.
"Aaaaahhhhhhh apa an sih ganggu orang tidur aja! Lagian siapa coba yang nelvon pagi-pagi begini??" Seru Bianta yang marah-marah tidak jelas sendiri sambil memejamkan matanya.
Akhirnya Bianta pun mengangkat telvon itu dengan terpaksa karena menggangu tidurnya sejak tadi.
"Hallo...aaahhh...Ini siapa? Hah iya! Hahhhhh...lo ternyata pagi-pagi udah nelvon BERISIK TAU!!!" Seru Bianta yang males-malesan sambil memjamkan matanya. Tiba-tiba saja dari balik telvon,Mahesya berteriak dengan sangat kuat,sehingga membuat Bianta membelokkan matanya dan terkejut akan teriakan itu.
"Woiiiiiii...Bianta? Apa kata lo? Pagi??? Woi lo tidur dari pagi baru bangun sekarang? Wah...wah...mata lo terbuat dari apa nurut banget sama sifat loh yang males-malesan kek gitu"
"Aduhhh...Biasa aja dong Syah!!! Sakit telinga gue,berdebar jadi jantung gue. Tapi bay the way ini jam berapa syah?" tanya Bianta polos. Mahesyah kembali berteriak dari balik telvon sambil mendikte satu-satu angka jam.
"Biantaaaaaaaaaaaaaaaa sekarang udahhhhhhh jammmmmm satuuu limaaa titik empattt Limaaa WIB. Ngerti gak lo?"
"Apa jam setengah empat,aduhhh gue telat lagi mau jemput bi tuty bisa-bisa gak pulang ntar mak gue yang satu itu. Udah dulu ya syah gue mau mandi" Tanpa mendengar jawaban Mahesyah,Bianta langsung memutuskan saluran telvon mereka.
Mahesyah POV
Yaellah...Bi,gue baru mau bilang kalau kita ngumpul di mall,dia malah main putus telvon aja. Putus? Kayak gue sama Rama. Miris bro.Omelan Mahesyah dengan berbicara sendiri didalam kamarnya dan dia berharap kalau Bianta mau mendengarkan ajakannya.
Setelah setengah jam mandi sambil menghayati air yang tumpah deras didekapan Bianta membuatnya lupa bahwa dia telah menghabiskan waktu setengah jam dikamar mandi.
Setelah mandi Bianta langsung memakai pakaian nya dan menyetir mobilnya dengan santai dan cukup laju. Bi Tuty pun sudah menuggu sejak tadi di terminal.
Bianta pun sampai di Terminal dia langsung mempersilahkan emak kesayangannya masuk kemobil mewah milik Bianta."Hallo...mak? Gimana,Kerasan gak di Bandung?" sapa Bianta ke pada Pembantu yang sudah di anggap Bianta sebagai ibunya sendiri.
"Non dari mana? Non baru bangun ya? Maaf ya bibi jadi ngerepotin. Tandinya bibi mau pulang sendiri saja tapi karena non maksa jadi bibi tunggu sampai non dateng. Bibi takut non marah sama bibi gara-gara bibi pulang deluan" ucap bi Tuty dengan segan kepada majikannya itu.
"Iyaaa bi gak papa kok,lagian kan Bianta udah janji sama Bibi mau jemput" ucap Bianta dengan senyum selebar lapangan bola.
Mereka pun sampai dirumah besar nan mewah seperti istana. tetapi rumah itu hanya ditempati oleh Bianta,bi Tuty dan Pak Alim satpam dirumah Bianta.
Bianta tepat duduk di atas kursi yang tinggi tanpa sandaran dengan menaruhkan tangannya di atas meja, sambil memperhatikan bi Tuty mengeluarkan makanan dan barang yang dibawa bi Tuty dari Bandung.
"Non ini ada titipan dari nenek! Ada brownies,bumbu pecel yang nenek buat sendiri dan ini ada Hadiah dari den Raymond" ucapan bi Tuty sambil menunjukan makanan dan barang yang dibawanya.
"Gak ada gitu bi,sepucuk surat pernyataan yang berisi tentang Mama,Papa,kak Raymond,kak Raka,kak Birul? Gak ada ya bi?" ucap Bianta dengan wajah yang terlihat kecewa. Pada saat bi Tuty ingin menjawab pertanyaan Bianta. dengan segera Bianta memotong pembicaraan itu.
"Aaahhhh dimanapun mereka Bianta gak tau,Males ngebahas." ucap Bianta menghancurkan hatinya sendiri. Bianta mencari topik pembicaraan lain agar tidak membicarakan yang membuat hatinya hancur.
"Emang Bumbu pecel nenek kalau tanpa mie buatan nenek mana enak!"
"Non mau mie apa? Biar bibi buatkan? Atau mieeeee SPAGETI? enak gak non"
"Hah...hahah...bibi ini ada-ada aja. Tapi,coba aja mana tau enak,kan bisa jadi menu baru so ada modern ada tradisional gitu bi"
Selagi mereka berbincang-bincang tiba-tiba hp Bianta kembali bergetar dan muncul nama di layar depan hp Bianta yang bertulisan Mahesyah Galmove dari Rama sesegera Bianta mengangkat telvon itu dengan nada yang ceria nan menyebalkan.
"Hallo...Assallammuallaikum pacar Rama!!! Ada apa?" sapaan Bianta berbicara sambil merapatkan giginya.
"Waallaikumsallam cuekkk...jangan sebut gue udah move on" Mahesyah kembali teriak seperti awal ia menelvon Bianta.
"Gini...Bi,Rencana kita mau nongkrong di mall setelah itu kita makan di cafe mall,nahh lo tinggal pilih mau yang mana! Lo mau ikut gak? Ayokkk lah Bi,plissss" Mahesyah memohon agar Bianta mau diajak pergi. Karena setiap mau pergi Bianta paling mager untuk pergi karena alasanya ia ingin dijemput bukan ia yang nyamperin.
"Iya..iya jam berapa? Gue dateng nanti?"
"Jam 5 ok bi?"
"Iyaaa gue dateng,bye" spontan Bianta langsung memutuskan telvon itu.
Bi Tuty langsung bertanya pada Bianta soal nenek.
"Non kenapa gak mau ngunjungi nenek? Setelah mama gak pernah pulang?" tanya bi Tuty ragu-ragu.
"Males nanti banyak Propokator. Lagian nenek-nenek banyak celetuknya capek dengernya. Malah makin parah yang ada. Dah lah bi, Bianta mau ganti baju habis tu pergi."
dengan jawaban yang santai dan menghidar Bianta langsung pergi dari tempat duduknya sambil membawa kotak yang diberikan kak Raymond kepadanya."Apaan sih ni? Kotak aja yang besar palingan isinya cuma kaus kaki busuk punya farel." celetuk Biant di dalam kamar sambil membuka kotak itu.
"Wahhhh keren-_- sepatu ternyata. Gue gak butuh sepatu!!!! GUE BUTUH LO PULANG RAYMOND." ucap Bianta pada sepatu itu. Bianta segera mengganti baju dan pergi dengan cepat menuju rumah Mahesyah.
#Jangan lupa like dan comentya❤💞😂😘😍😊
KAMU SEDANG MEMBACA
L O O K? (Waiting for the Light)
RomanceKisah ini berawal dari pertama kali Bianta masuk ke sekolah barunya di SMA N 2 yaitu sekolah paling populer,dan ia bertemu dengan ketua osis yang di anggapnya orang yang paling dibenci Bianta dari masa lalu yang telah tercipta hingga tidak bisa memb...