Aku seorang upik abu yang mengagumi pangeran yang semu, aku menungu datangnya kesempatan membuat dia melihatku seperti seorang wanita sesungguhnya bukan sahabat yang menampung semua curhatan tentang berapa banyak wanita yang diajaknya kencan, bukan seorang wanita yang tahu dan hapal seluruh berita terkini sepak bola . Sadarkah dia aku mengharap lebih dari hanya sekedar menjadi temanmu bicara. Sadarkah kau …….. ??? tentu saja tidak, jika aku di sandingkan dengan sederet perempuan yang kau ajak kencan, perbandingannya akan lebih jauh dari bumi dan langit. Seperti Omas bersanding dengan Kiera knightley
*******
Aku berjalan sambil beberapa kali memperbaiki letak kaca mataku yang senenarnya baik-baik saja. Segugup itu kah aku hanya karna masuk SMA. Tentu aku gugup seperti apa nasib seorang Nerd di bangku SMA apakah akan sama saja terbuang, terkucilkan dan paling tidak dinggap. Aku tidak melebih-lebihkan tanyakanlah pada alumni yang baru lulus kemarin siapa Adelia Gunawan aku yakin mereka tidak akan tau.
“Anak baru kumpul, kakak mau bagi-bagiin tugas, barisnya musti perkelas ”.
Aku segera berlari mencari kempulan anak-anak yang baru yang akan di MOS tidak susah karna perlengkapan aneh yang dibawa akan sangat kentara. Aku sempet bingung dimana barisan kelas ku berada. Aku nggak tau sama sekali apa-apa di tempat antah berantah ini. Kalo bukan ibuku yang ngotot masukin aku kesekolah terpandang ini aku mungkin tidak akan berakhir disini. Alhasil aku menjadi orang udik yang gak tau musti gimana. Rata-rata siswa disini memang bersekolah dari sekolah dasar di komplek ini jadi gak musti pusing. Tapi aku bersyukur ternyata bukan aku seorang yang berasal dari SMP lain. Rata-rata mereka sama seperti aku pusing nggak tau mau ngapain.
“Hei kau kelas X apa ?” suara seorang pria di tengah kerumunan orang yang bingung seperti aku.
“X B , dimana barisnya ?”. tanyaku sambil mencoba melihat orang yang jangkung ini.
“Oh untunglah” hanya sebuah kalimat singkat yang ku terima sebelum ia menarik tanganku keluar dari kerumunan yang salah.
“Tenang kita sekelas” katanya melihat kegundahan yang tergambar di raut mukaku,Oh Ya tuhan aku baru sadar orang yang menolongku itu termasuk orang yang berwajah di atas rata-rata.
Setelah pembagian tugas bersih-bersih yang sangat payah para osis-osis itu mulai berkicau-kicau ngalor ngidul , oh ayolah hanya bersih-bersih aja kok harus nyuruh-nyuruh sambil pasang muka gak enak di liat. Tapi tak apalah sekelas dengan penolongku saja sudah menjadi obat kesalku.
“Kau sekolah di negri antah berantah mana dulu ?”, sebuah sindiran yang di ucapkan dengan nada jahil meluncur keluar dari seorang pria jangkung yang tadi menarik-narik tubuhku tanpa ijin.
“Aku sebenarnya baru pindah kekota ini bulan kemarin jadi emang kayak gak tau arah gitu , keliatan jelas ya?” kataku sambil menunduk. Karna sebuah cengiran khas yang di sajikan orang di depanku.
“Hahaha untung tadi ada aku ya, oh kenalin aku Randi” katanya sambil menepuk bahuku , sok kenal banget kan ini orang.
“A..Adel” kata ku gugup , oh ayolah Nerd kau tidak ingin berubah apa berhenti gugup dan cobalah bersosialisasi . Suara makian dalam diriku mulai ikut campur.
“Kalo aku asli dari sekolah dasar sekolah di sini. Semoga kita menjadi teman baik” kata sambil terseyum memamerkan deretan putih yang tersusun rapi.
“Hei kau anak baru yang pake kaca mata, jangan mengajak orang lain ribut , kau membuat lama pekerjaan” suara kakak kelas dengan centilnya merusak momen keindahan ini.
*******
Sebuah tanda yang mengisyaratkan tanda bahwa waktu yang melelahkan ini berhenti . Hari ini adalah hari terburuk bagiku . Berada di tempat antah berantah bersama orang-orang yang tidak aku kenal , tapi ada hal yang tidak berubah. Aku tetap jadi orang yang paling tak terlihat bahkan dalam satu kelasku tidak ada yang peduli. Berbeda sekali dengan penolongku itu dia seperti magnet yang menarik orang untuk dekat dengannya . Well sepertinya menyukainya hanya mimpi disiang bolong.
