Seorang shaman menatap langit malam dengan seksama, kemudian ia menghela napasnya. Indera pendengarannya menangkap suara tangisan bayi, beberapa saat kemudian terdengar kembali suara tangisan bayi lain. Shaman tersebut sontak berlari menuju kediaman Puteri Mahkota.
Ketika berada di depan kediaman Putri Mahkota. Ia dipersilahkan masuk oleh para pelayan istana. Shaman itu dapat melihat wajah sumringah Puteri Mahkota ketika melihat kedua anak kembarnya.
"Mama." Shaman tersebut membungkuk memberi salam pada Puteri Mahkota yang tersenyum dengan wajah lelahnya saat memperhatikan dua bayi itu.
Puteri Mahkota mengangkat kepalanya. Ia menunjukkan wajah gelisah kala shaman itu datang. "Ada apa? Apa kau masih percaya dengan mitos anak kembar itu?" tanyanya menyindir.
"Jika anda membiarkan mereka berdua hidup, maka itu akan menjadi bencana bagi istana."
Calon Ratu itu menghela napasnya. "Lalu aku harus bagaimana?" Ia melirik kedua anaknya. "Apa aku harus mengorbankan putriku?"
***
Shaman itu berjalan dengan jubah hitam sambil memeluk salah satu bayi yang baru lahir tadi.
Putera Mahkota yang saat itu berjalan sendirian menghentikan langkah shaman itu, saat wanita penyihir itu melewatinya. "Apa yang kau bawa itu?" tanyanya.
"Jeoha..." Shaman itu membungkuk hormat. Saat ia membungkuk, bayi yang ada di dekapannya menangis.
Putera Mahkota mengerutkan dahinya. "Apakah itu suara bayi? Cepat keluarkan apa yang kau sembunyikan!" titahnya.
Dengan tangan bergetar, shaman itu menunjukkan rupa bayi yang didekapnya.
Putera Mahkota itu menatap lekat bayi itu. "Apakah ia anakku? Matanya sangat mirip dengan mata Puteri Mahkota, bibirnya mirip denganku." Suaranya melunak.
Shaman itu mengangguk takut. "Dia adalah Puteri."
"Lalu apa yang kau lakukan dengan keturunan kerajaan? Mengapa kau berani menyentuhnya dengan tangan kotormu?!" Calon Raja itu menatap garang shaman. Ia mengambil putrinya dari tangan shaman tersebut.
Shaman itu berlutut. "Hamba pantas mati, Jeoha."
"Apa yang kau lakukan dengan Puteri negara Joseon?!" Putera Mahkota kembali bertanya.
"Puteri adalah saudara kembar Pangeran yang akan dinobatkan sebagai Wangseseonㅡ"
"ㅡjadi kau akan membunuhnya?" potong Putera Mahkota Chang.
"Hamba pantas mati, Jeoha."
"Jika kau membuatnya terluka walaupun itu sedikit, kupastikan kau akan dihukum Langit!"
Shaman itu masih tetap dalam posisi berlutut. "Lalu apa yang harus saya lakukan? Puteri tidak boleh hidup, dan rakyat pun tidak boleh tahu tentang kelahirannya. Jika rakyat tahu, itu akan membuat Joseon menjadi tidak tenteram.
Putera Mahkota Chang menatap sendu puterinya. Ia harus memilih satu orang atau ribuan orang, hal itu membuatnya sangat bingung. "Bawa dia ke tempat dimana aku masih dapat melihatnya, dan jangan bunuh dia."
***
Seorang pelayan dari kediaman seorang bangsawan keluar untuk melihat suara tangisan dari luar. Ia terkesiap melihat seorang bayi yang diselimuti kain putih tebal khas milik bangsawan, pelayan tersebut membawa bayi itu ke dalam.
"Manim, Nauiri. Ada seseorang yang meninggalkan bayi di depan rumah."
Nyonya rumah yang tadi menangis tersedu-sedu karena kematian bayi perempuannya yang meninggal ketika baru dilahirkan terdiam. Ia bangun dengan sisa tenaganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fated To Love You (SUHO X IRENE) ✔
Historical FictionLee Myeon merupakan Putra Mahkota Joseon, sedangkan Bae Juhyeon merupakan seorang putri bangsawan yang juga seorang Putri Mahkota. Lalu apa yang terjadi di kisah mereka? ©Mahaera, 2017 Padang - Indonesia