Langit kini semakin terlihat gelap, cahaya mentari itu kini tergantikan oleh bulan dan bintang yang berkelap-kelip di atas sana, juga warna-warni lampu kota yang sangat ramai menambah kesan keindahan.
Aku terdiam sejenak saat keluar dari toilet dan kembali mengukir senyumku saat tanganku kembali mengambil cangkir kopi kosong dan membuatkan pesanan selanjutnya.
Berbekal pengalaman dalam dunia kopi yang sudah terbilang cukup lama, sejak masuk universitas aku mulai mencari pekerjaan sambilan di caffe ini sebagai barista. Aktivitas yang sibuk sebagai mahasiswa tingkat dua tidak menghalangiku mengambil pekerjaan ini.
Walaupun caffe ini kecil, namun cukup banyak pelanggan setiap malamnya, bahkan banyak idol yang mampir hanya sekedar memesan minuman atau membuat tayangan Vlive untuk fans-fansnya.
Seperti idol yang kini tengah ramai di perbincangkan. Seventeen sudah seperti pelanggan setia kami, hampir setiap malam entah itu ketiga belas lelaki tampan itu hanya sekedar berkumpul dan bermain layaknya para remaja pada umumnya, atau beberapa membernya yang mengadakan Vlive di caffe kami.
Saat aku mulai menghias kopi dengan krim, seorang lelaki dengan topi yang menutupi wajahnya mendekatiku. Dia mulai membuka topi itu dan tersenyum padaku juga barista yang lain..
"Annyeonghaseyo." Ucapnya ramah.
Aku hanya tersenyum dan membungkuk membalas sapaannya.
"Kau kenapa kesini hosh?" Tanya Kim Tae temanku yang sesama seorang barista.
"Ah aku hanya..iseng."
Kim Tae hanya menggeleng, "Kembalilah ke tempat dudukmu, aku akan menemanimu." Jawabnya sembari mendorong lelaki sipit yang kini hanya tersenyum senang.
Aku tau Kim Tae berteman dekat dengan member Seventeen khususnya Hoshi, karena mereka sempat berada di satu kelas yang sama saat Sekolah tingkat akhir, jadi tak heran jika Hoshi yang paling sering mengunjungi caffe ini.
Aku kembali pada pekerjaanku dan mengabaikan kejadian tak terduga tadi namun tak lama suara teriakan Kim Tae memenuhi telingaku.
"(Y/N)!!"
"Ah orang itu kenapa sih." Lirihku sembari menatap sinis Kim Tae dari kejauhan.
"Hey Yura bisakah kau membantuku melanjutkan ini?" Tanyaku pada barista yang kini tak jauh dariku.
Dia hanya mengangguk dan mengambil alih menghias kopiku, dan aku hanya berjalan dengan sesekali menggerutu pada lelaki berbadan tinggi itu.
"Ada apa?"
"Bisakah kau menemani Hoshi? Aku lupa hari ini ada kencan buta hehe." Jawabnya sesekali menggaruk tengkuknya.
"Baiklah, semoga kau berhasil kali ini Kim Tae." Ucapku membuat Kim Tae tersenyum senang lalu berlari ke belakang untuk berganti pakaian.
Kini aku dan Hoshi hanya terdiam, tak ada pembicaraan diantara kami. Rasanya sangat kaku saat aku bertemu seorang idol, bahkan sekarang aku duduk berhadapan dengannya.
"Yak Hosh semoga berhasil." Ucap Kim Tae membuyarkan suasana dengan kembali menepuk pundak lelaki bermata sipit itu. Hoshi hanya tersenyum dan mengacungkan jempolnya saat Kim Tae berlari meninggalkan caffe ini.
Suasana kembali sepi diantara kami, dan aku melihat Hoshi hanya memandang layar handphone nya. Aku sedikit berdehem dan mulai menanyakan sesuatu..
"Kau Hoshi Seventeen kan?"
"Ah ne, yeolsisibun hoshi imnida."
Aku hanya terkekeh geli mendengar jawabannya, dia sangat lucu di usianya yang sudah dewasa. Namun tak lama semua kembali hening, pikiranku kini terpenuhi dengan pertanyaan 'Apa lagi yang harus aku lakukan?'