Chapter 1

10.5K 582 178
                                    

Incheon Airport, Seoul. Seorang lelaki berpostur tinggi di atas rata-rata, yang berpakaian serba hitam baru saja turun dari pesawat. Sekitar belasan pria berbadan kekar dan juga berpakaian hitam, telah siap menyambut pria tadi di terminal kedatangan. Begitu sosok tinggi tersebut sudah nampak, belasan pria berbadan kekar tadi langung menunduk 90° sebagai tanda hormat. " Selamat datang Tuan", ucap salah satu pria yang berada di barisan depan. Pria yang dipanggil 'Tuan' itu hanya tersenyum remeh. Bukan hanya wajahnya yang serupa serpihan malaikat, tapi juga hati dan tingkah lakunya..serupa malaikat kematian. Ingat baik-baik nama pria ini. Park Chanyeol

.                                                                                              

.

Sudah 15 tahun, Park Chanyeol tidak menginjakkan kakinya di negara kelahirannya ini. Karena suatu kejadian, Chanyeol yang saat itu berumur 10 tahun, harus pindah bersama ayahnya ke Spanyol. Kejadian yang tidak akan pernah ia lupakan. Kejadian yang mengubah kepribadiannya 100%. Kejadian yang merenggut nyawa ibunya tepat di depan matanya...

Tumbuh dewasa dengan segala trauma dan didikan keras ayahnya, membangkitkan iblis di dalam diri Chanyeol. Bukan tanpa alasan, ayahnya mendidik Chanyeol dengan kekerasan. Apalagi kalau bukan meneruskan perkerjaannya. Pimpinan Mafia...

Chanyeol kecil awalnya hanya bisa menangis menerima didikan ayahnya. Ia pun membenci ayahnya, ketika tau pekerjaan aslinya sebagai pimpinan mafia. Tapi semuanya berubah, ketika Chanyeol sudah remaja, dan ayahnya menceritakan semuanya. Perihal kematian ibunya..yang disebabkan oleh geng mafia musuhnya...

Mulai sejak itu, Chanyeol berubah sepenuhnya. Chanyeol yang dulu selalu tersenyum dengan iris cokelat terangnya..kini menjadi Chanyeol yang selalu berwajah dingin dan beriris cokelat gelap penuh kebencian. Tangannya yang dulu selalu menciptakan seni yang indah..kini menjadi tangan yang selalu berlumuran darah.. Tak terhitung berapa korban yang telah meregang nyawa di tangannya.

Tapi..dibalik kekejamannya, Chanyeol juga masih bisa bersikap manusiawi. Hanya sekali. Dan hanya untuk satu orang. Kekasih mungilnya..

Hanya pada kekasihnya..Chanyeol menunjukkan senyum hangatnya. Hanya pada kekasihnya..Chanyeol bersikap layaknya manusia yang bisa mencintai dan penuh kasih sayang. Dan hanya kekasihnya...yang mampu membuat Chanyeol kembali ke tanah kelahirannya...

"Memikirkan apa?" Chanyeol tersadar dari lamunannya dan menundukkan sedikit kepalanya untuk melihat sang kekasih mungil.

"Memikirkanmu sedang berbaring tanpa busana" Hidung mancungnya ditarik oleh tangan mungil sang kekasih.

"Yeolliieee" rengeknya manja. Nama panggilan yang hanya boleh diucapkan oleh kekasihnya. Chanyeol terkekeh kecil dan mengusap rambut kekasihnya. Suatu hal yang jarang bahkan tidak pernah ditunjukkan di depan orang lain. Supir yang membawa mereka berdua sama sekali tak bergeming. Sebelumnya ia telah diberi tahu untuk tak mencampuri urusan pribadi pimpinannya. Tapi dalam hati, ia membenarkan gosip yang mengatakan bahwa pimpinannya akan berubah menjadi manusia ketika sedang bersama kekasih mungilnya.

"Apakah masih lama?" tanya si pria mungil dengan tatapan merajuk. Chanyeol gemas sekali melihat tingkah laku kekasihnya. "Jangan memancingku Baby.." Chanyeol bergerak mengecup singkat bibir pria di bawahnya. Kecupan itu gagal menjadi ciuman panjang ketika supir memberi tahu bahwa mereka telah sampai di tujuan.

Chanyeol turun dengan langkahnya yang angkuh. Senyum yang tadi ditunjukkan pada kekasihnya, kini sudah hilang dari wajahnya. Langkahnya dari gerbang menuju pintu utama, diiringi oleh tundukkan kepala orang-orang yang ada di kanan kirinya. Sampainya di depan pintu, Chanyeol disambut oleh seorang pria tua yang telah lama dikenalnya.

Battle of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang