SATU

3 0 0
                                    

SEMUA BERUBAH SEMENJAK NEGARA API MENYERANG

SUASANA RAPAT SANGAT MEMBOSANKAN, BUKAN KARENA PEMBICARAANNYA HANYA SATU ARAH, BUKAN KARENA TERLALU LAMA, BUKAN KARENA SEJUKNYA UDARA MEMBUAT MENGANTUK. NAMUN, PEMBAHASAN YANG TAK DIMENGERTI MEMBUAT LELAH DIRI. (Beberapa orang sibuk memainkan gadgetnya)

April : To, nanti jangan langsung pulang ya, kita bahas tugaslu buat gantiin gw nanti.

Rekan : oh oke.
Senior : eh nanti gw juga mau ngomong sama dia, gw duluan aja ya.

TOTO, SEBUT SAJA BEGITU, MERUPAKAN ORANG YANG MENEMPEL TERUS DENGANKU SEJAK TADI, SELANJUTNYA KITA BISA SEBUT DIA REKAN

RAPAT DITUTUP, AKU JUGA MENUNGGU... MENUNGGU SESEORANG

(Sambil makan dan berbincang dengan Rekan)

SATU MENIT, DUA MENIT, .. 15 MENIT, KU LIHAT SATU PER SATU ORANG MENINGGALKAN RUANGAN,

(Seseorang duduk beberapa jengkal di hadapanku, tanpa membuka percakapan, lalu pergi lagi)

Seseorang itu, adalah dia yang 'ku tunggu...

Terbayang pesan yang dikirimnya semalam. walau tidak 'ku respon, seharusnya ia mengerti. Aku mengumpat dalam hati, berniat untuk pulang. Dimana dia?

.....

April : To, ayo ikut kita (berdiri berdampingan bersama senior)

Aku : Wah, yang mau pensiun udah siapin pengganti nih? ( Berusaha tersenyum)

April : Hahaha (bersama senior dan rekan berjalan menjauh)

Sekarang 'ku sendiri..

(bangkit dari kursi dan membuka pintu)

Aku : (Berbisik pelan) "Seharusnya 'ku tahu, jangan berharap padanya, sudah puluhan kali ia

mengingkari ucapannya sendiri, yang terakhir itu yang paling menyakitkan, sudah ditunda 6 minggu, dibatalkan tiba - tiba lagi."

(Aku berjalan menelusuri lorong ke arah tangga, mata dan kepala lurus tertuju ke depan)

Dia : "Woy, lu mau pulang?" (suaranya tak tahu datang darimana, aku berhenti melangkah,

namun tidak menolehkan wajah sedikitpun)

Suaranya tidak asing, tentu terdengar marah, dan 'ku tahu ia berbicara padaku..

Aku : "hmm, ya" (aku menatap jelas tembok putih polos yang berada dihadapanku)

Dia : "Lu terima gak sih pesan gw?!" (dengan nada yang semakin meninggi)

Aku : "Nggak" (Ya, aku mengakui kali ini aku memang berbohong)

.

.

.

Bagaimana bisa seseorang yang telah berbulan - bulan perang dingin denganku, Mengabaikanku, mencariku tiba - tiba untuk berdamai?

.

.

.

Bagaimana bisa perdamaian dimulai dengan pembukaan seperti ini?

Dia : "Gw mau ngomong sama lu" (intonasinya menjengkelkan)

Aku : "Yaudah ngomong aja"

Dia : "Penting, pliss"

(Aku lelah menghadapinya, aku melanjutkan langkah yang tadi sempat terhenti, perlahan bergerak tanpa suara menuruni anak tangga, bertemu seorang putri, aku menyempatkan diri untuk tersenyum)

Dia tidak mengejarku..

Ya, Aku adalah pegawai baru disini, dan dia yang bertengkar denganku adalah wakil ketuaku.
Kami berdua sama - sama baru mendapatkan promosi,

Tapi apalah arti jabatan?

Dahulu akulah yang membina ia dengan susah payah, walau ia tak pernah suka
Dahulu dia sahabat terdekatku, gadis yang 'ku sayangi, dan sering 'ku marahi.

.

.

Tapi itu semua..... Dahulu..

(Aku mencari rekanku namun tidak berhasil, akhirnya aku memutuskan untuk langsung pulang ke rumah, aku menuju halaman)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 17, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bayang - BayangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang