Promise

146 7 0
                                    

Happy Reading^^

Tinggallah didalam memori diantara ( kejadian ) saat itu ..
Ji Eun Pov . . .
Aku melihat jam tanganku yang menunjukan pukul 03:15 waktu sore, itu berarti 45 menit lagi pesawatnya akan berangkat dan dia akan meninggalkanku dan kembali saat dia kembali padaku. Segera ku bereskan peralatan kerjaku dan pergi menuju Air Port, berharap aku tak terlambat.
Author Pov . . .
Seorang laki – laki dengan menggunakan kemeja putih dibalut celana hitam serta tas hitam yang menggelantung dipunggungnya, terlihat sedang gelisah. Kegelisahan itu makin bertambah saat dia mencoba menelvon seseorang berkali – kali namun berkali – kali juga tak ada jawaban dari telvonnya.
Lelaki itu duduk lemas dengan menundukkan kepalanya, hatinya mungkin sakit karna seseorang yang ditunggu – tunggunya tak kunjung datang untuk mengantarkannya pergi. Tak lama kemudian, dia melihat wanita yang dicarinya, dia pun memanggil namanya.
“ Ji Eun.. “ panggil lelaki yang bernama D.o itu diiringi senyum manisnya.
D.o Pov . . .
Berkali – kali aku mencoba menelvonnya, tpi tak satupun telvonku diangkat olehnya. Apakah dia tak datang ?? Apakah dia marah ?? beribu bertanyaan muncul diotakku, sungguh hatiku tak bisa tenang jika aku pergi tanpa melihat senyum manisnya itu.
Saat aku sudah hampir putus asa, apakah dia datang atau tidak, tiba – tiba aku melihatnya sedang khawatir mencari diriku, aku senang melihatnya. Aku senang akhirnya dia datang juga, dan aku senang karna bisa melihat senyum manisnya.
Ji Eun Pov . . .
Aku melihatnya. Dia tersenyum. Betapa cerianya dia saat menyapaku. Dia benar – benar lupa segalanya. Seketika kepedihan mulai samar – samar kurasakan. Luka yang dulu muncul, kini muncul kembali. Air mata pun enggan menetes karna perpisahan ini tidaklah penting. Sungguh ini tidak benarkan.
Secara kebetulan, dia datang kepadaku dan memelukku. Dengan hampa kita saling berpandangan. Dia mengatakan “ Selamat Tinggal “. Dia benar – benar melemparkan api kedalam dadaku. Aku pun tak bisa berbuat suatu hal yang aku inginkan, sangat aku inginkan.
“ Aku tahu kita lebih mencintai daripada kita kehilangan, tapi aku harus membiarkanmu pergi disaat yang bersinar lebih berat, daripada air mata .. “ ucapku.
“ I Can’t explain what i feel .. “ jawabnya dengan air mata yang mengalir dipipi lembutnya.
Ada sedikit senyum yang mengembang dipipiku walau diambang pintu perpisahan. Matahari bersinar yang tak dapat dibiaskan dalam balutan kata. Bahkan gelombang menjatuhkan dan menghancurkan seluruh hatiku. Aku pegang tangan lembutnya dan perlahan dia menatapku dengan ragu.
“ Pergilah “ ucapku.
“ Jika musim baru telah datang, kita akan bertemu lagikan ?? “ tanyanya dengan penuh harapan.
“ yyya....a...a, pasti.. itu pasti.. “
Sekali lagi rasa panas yang tiada akhir, aku seperti orang bodoh. Air mata yang mengalir saat ini mengatakan selamat tingal. Dia tersenyum lagi. Senyum yang lebih tenang dari angin malam. Aku ingat perasaan itu, sejak saat itu aku mulai menatapnya.
Memang benar bahwa pada akhirnya tak akan ada ucapan selamat tinggal yang indah. Dia melambaikan tangannya seraya tersenyum dengan sangat hangatnya kepadaku. Perlahan dia menghilang dari pandangan kedua mataku.
“ Jangan menangis malam ini . . . “ teriaknya sambil melambaikan tangannya kepadaku.
“ Iyaaaa . . . “ jawabku sambil membalas lambaian tangannya.
Disaat aku bertemu dengannya lagi, akulah yang akan mengatakan “ Hallo, aku baik – baik saja “. Kita saling mencintai, namun saat ini kita berpisah. Meskipun berada ditempat yang berbeda tapi langit yang sama, aku tak akan pernah melupakannya. Dan juga sebuah janji yang akan dia tepati akan selalu aku bawa sebagai sebuah harapan, bahwa dia akan kembali. My Promise.
-The End-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 17, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang