kedelapan

3.3K 533 12
                                    

Perjalanan keluar dari jurang sangatlah sulit. Penerangan yang minim. Air bersih sulit didapat. Diperparah sumber makanan pun sangat minim. Selama berada di dalam jurang tidak dapat membedakan mana siang dan malam. Semua terasa sama gelap walau sesekali cahaya menyapa mereka sebagai petunjuk jalan.

"Aku lelah. Bisakah kita berhenti sebentar." Ujar chaeng. Samar - samar terlihat kakinya dipenuhi memar dan luka. Bebatuan di dalam jurang cukup licin tak jarang juga yang runcing.

"Duduklah sebentar biar ku periksa kakimu." Ujat bambam

Bambam kaget merasakan darah mengalir dari kaki chaeng. Segera ia menyobek pakaiannya untuk menahan aliran darah tersebut.

"Chaeng. Bagaimana kau bisa terluka seperti ini ?" Tanya momo

"sepertinya  aku salah menginjak batu. Aku tidak bisa berjalan. Kalian pergilah. Hal paling penting bambam jackson dan wonpil bisa kembali ke masanya" jawab chaeng

"Tidak chaeng. Kita akan sampai kesana bersama." Kata wonpil.

Tiba - tiba gempa tektonik terjadi. Bambam refleks menggendong chaeng. Mereka terus berlari menuju setitik cahaya yang mulai tampak membesar.

"Bam aku tau kau lelah. Turunkan aku." Pinta chaeng

"Lihatlah cahayanya semakin membesar." Ujar bambam ia tak mendengarkan permintaan chaeng.

Gempa berhenti, mereka duduk diatas batu berlumut. Titik cahaya itu kini sebesar kancing. Pintu keluar semakin dekat. Pikir mereka.

"Aku lelah." Ujar jackson

"Kau mendengar aliran air ?" Tanya wonpil

"Bukan itu suara ombak." Kata jeongyeon.

"Berarti kita sudah sampai di pantai perawan." Kata momo semangat.

"Hanya kita belum tahu cara keluar dari jurang ini. " kata chaeng

"Tunggu saat itu jurang berada diantara tebing. Nah tebing menutup jalan keluarnya. Aku rasa cahaya itu bukan jalan keluar tapi..." wonpil berhenti berbicara ia menlangkah menuju sisi kiri jurang.

"Disini jalan keluarnya. Lihatlah air laut masuk ke dalam sini." Ujar wonpil

"Kau luar biasa." Kata jaeongyeon

Mereka pun mencoba keluar melalui celah berukuran 70cm diantara dua tebing tinggi. Mereka dapat keluar dan berjalan menuju pesisir. Terlihat kastil yang mereka datangi sebelum terbawa ke zaman ini.

"Sepertinya kita tidak harus merasa lega dulu." Kata jackson

"Mengapa ? Bukankah itu kastil?" Tanya momo

"Bagaimana cara kita menuju ke atas tidak ada tali atau jalan menuju kesana." Ujar jackson

"Sebaiknya kita beristirahat dan mengumpulkan tenaga. Kurasa kita dapat mencari ikan diantara batu karang untuk mengisi perut." Kaya chaeng.

***
Tzuyu sudah siuman. Dahyun, Dowoon dan yugyeom sudah sembuh dari cedera mereka. Mereka memperoleh peta untuk sampai ke pantai perawan dari tabib.

"Bukit dan lembah. Tenaga kita harus banyak untuk sampai kesana." Ujar yugyeom

"Kau sudah baikan kan ?" Tanya dahyun pada tzuyu

"Sudah tenang saja dahyun."

"Kita harus mepersiapkan perbekalan. Menjelang senja kita berangkat. Kurasa lebih baik kita pergi di malam hari. Karena ombak lebih terdengar jelas." Kata dowoon

"Benar sekali tujuan kita adalah pantai." Kata dahyun

***
Mina terbangun ia berjalan menuju pinggir pantai. Betapa kagetnya ia melihat nayeon jihyo dan dua manusia lainnya terkapar disana.

"Nayeon jihyo bangunlah." Ujar mina

"Mina " kata jihyo

"Hyo, bagaimana bisa kalian berada disini? " tanya mina

"Kapal kami karam saat badai datang. Kamu sendiri kenapa disini?" Tanya jihyo

"Aku harus memberintahu kalian agar pergi ke kastil pantai. Agar mereka bisa kembali." Jawab Mina

"Kau hanya sendiri ?"

"Tidak aku bersama sana dan dua teman mereka. Tzuyu dan Dahyun sepertinya." Jawab Mina.

"Dimana kita ?" Tanya jinyoung

"Pesisir pantai. Dia mina sama seperti aku dan nayeon." Jawab jihyo

"Aku mencari rupanya kamu disini mina." Ujar jaebum

"Jaebum..." ujar youngjae yang baru tersadar.

"Jinyoung youngjae syukurlah kalian selamat. Kita sudah berkumpul sekarang." Kata jaebum

"Ayo ke gubuk kami. Ada sana dan mark disana." Ajak mina.

Keempatnya berkumpul. Mereka menunggu pakaian yang terdampar kering. Peta dari perahu itu dapat diselamatkan Youngjae. Kini mereka berempat memiliki petunjuk arah.

"Ini adalah daerah pelelangan ikan. lebih kurang 30 km dari pantai." Ujar nayeon

"Kita bisa melalui pantai ke sana bukan ?" Tanya mark

"Akan sulit. Badai disini sangat ganas."  Jawab youngjae

"Oh aku jadi ingat selama ini kalian tidak apa kan. Aku mendengar suara kalau salah satu diantara kita membuat kesalahan hingga seluruh nya terkena imbas." Ujar jihyo

"Tidak kami berempat selamat." Ujar sana. Ia berjanji tidak akan menceritakan kesalahan yang mereka lakukan.

Perjalanan mereka diputuskan melalui pantai. Dam ryeong ternyata memiliki banyak kapal. Jinyoung dengan mudah mengambil kapal yang lain

"Kapal ini lebih nyaman dari kapal yang tadi." Kata nayeon

"Ini kapal penumpang. Bukan kapal ikan nayeon." timpal jinyoung.

"Aku tahu."

"Kenapa kau masih berkomentar lebih nyaman jika kau tahu." Goda jinyoung

"Diamlah aku sedang malas bertengkar." Kata nayeon

"Hantu bawel bisa malas juga."

"Berhenti memanggilku hantu bawel jinyoung." Protes nayeon

"Kalian jangan kaget itulah yang setiap hari kami rasakan." Ujar jihyo

"Sepertinya kalian cukup lama berada di lautan." Kata sana

"Entahlah aku tak tahu berapa lama berada disini." Ujar jihyo

Mereka berdelapan berlayar menuju ke pesisir pantai. Jaebum memperhitungkan jika angin berhembus kencang mereka akan sampai di pantai sore nanti.

"Peralatan panjat tebing sudah ada ?" Tanya youngjae

"Sudah. Aku mengambil banyak tali." Jawab mark.

Semenjak kejadian mina mencium jaebum beberapa hari yang lalu. Hubungan keempatnya menjadi canggung. Jihyo nayeon youngjae dan jinyoung merasakan ada sesuatu yang empat orang ini sembunyikan.

"Kalian terlihat tidak akrab." Ujar youngjae

"Tidak kami berempat akrab." Sanggah jaebum

"Jangan - jangan kalian." Kata jinyoung. Ia ingat bisikan lain saat mereka tenggelam teman yang menunggu kalian di pinggir pantai.

Akankah mereka sampai di pantai ?

Beautiful Ghost ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang