"ETHAN! EVAN! BANGUN KALIAN! SUDAH PAGI, KALIAN SEKOLAH TIDAK?" Teriak wanita setengah baya yang suaranya menggelegar ke dalam seisi rumah. Dirinya sedang berkacak pinggang di depan pintu kamar kedua putranya itu.
"Iya ma, ini udah bangun kok," mereka berdua menjawab bersamaan dengan suara serak khas orang bangun tidur.
"Cepetan siap-siap, mama sama papa tunggu di bawah untuk sarapan." Suruhnya lalu berlalu dari depan pintu kamar anaknya.
Ethan dan Evan langsung memasuki kamar mandi mereka masing-masing untuk melakukan rutinitas bersih-bersih badan. Tak perlu waktu lama, mereka akhirnya keluar dari kamar mandi dan segera mengenakan seragam sekolah mereka. Merasa semua penampilan sudah siap dan rapi, mereka berdua keluar dari kamarnya. Tak lupa tas sekolah yang sudah mereka gendong di bahu masing-masing.
"Pagi Ma, Pa," sapa keduanya kepada orang tua mereka yang sudah berada di ruang makan terlebih dulu.
"Pagi." Santi dan Angga membalas sapaan kedua putra kembarnya. Sarapan pun dinikmati pagi ini dengan tenang.
"Mama minta mohon dengan sangat sama kalian, nakalnya dikurangin. Kalian udah kelas sebelas, bukan kelas sepuluh lagi yang kayak kanak-kanak gitu. Mama gak mau dipanggil lagi ke sekolah kalian lagi cuma buat dengerin keluhan guru BK kalian itu." Ucap Santi —ibu Ethan dan Evan.
"Iya-iya, Ma." Jawab mereka yang mulutnya masih mengunyah roti isi selai.
"Tapi kan, nilai kita bagus terus, Ma, di pelajaran sekolah. Jelek juga enggak." Evan mulai membanggakan dirinya dan kembarannya itu setelah sukses menelan roti tawar tersebut.
"Nah, iya betul itu Ma." Kini Ethan juga ikut-ikutan membela.
"Terserah kalian. Kalau mama dipanggil lagi, biar si mbok aja yang datang ke sekolah kalian."
"Yahh.. kok gitu sih ma?" Tanya Evan yang mulai cemberut. Yang ditanya hanya mengangkat bahunya acuh. Angga —ayah mereka hanya geleng-geleng mendengarkan mereka bertiga berbicara sedari tadi.
0 0 0
Suara deru motor yang baru saja memasuki sekolah SMA Merah Putih, memenuhi indra pendengaran seluruh murid-murid yang ada di sekitar area pintu masuk sekolah. Semuanya murid yang ada di sana menatap kagum ke sumber suara berasal. Siapa lagi kalau bukan Ethan dan Evan. Si kembar ganteng yang termasuk deretan "cogan" di sekolahnya itu.
Setelah memarkirkan motor miliknya, keduanya sama-sama turun dari motor dan berjalan masuk ke dalam sekolah.
Sapaan dan pujian pun terdengar di pendengaran Ethan dan Evan saat melewati koridor sekolah. Keduanya hanya membalas dengan senyuman manis milik mereka. Tidak heran jika banyak yang menyukai Ethan dan Evan, termasuk kaum hawa yang ada di sekolahnya itu.Berjalan beriringan mencari teman-teman dekatnya di sekolah. Dan ternyata yang dicari sedang duduk di kursi panjang di pinggir lapangan basket.
"Ethan! Evan!" Sapa ketiga temannya memanggil si kembar agar ikut bergabung untuk duduk bersama mereka.
Oke, mari kita berkenalan satu persatu dengan kawan-kawan terdekat Ethan dan Evan.
Yang pertama, Kevin Aldan Alexis. Merupakan kawan paling dekat Ethan dan Evan dari waktu menduduki bangku SD. Di SMA Merah Putih ini, dia termasuk anggota OSIS. Meski bukan Ketua Osis, Kevin banyak dikenali oleh siswa-siswi disini karena wajahnya yang terbilang ganteng. Dia memiliki adik perempuan yang satu angkatan dengannya, Keisha Adriana Alexa.
Kedua ada Bobby Akbar Pradipta. Dari penampilan fisiknya, Bobby bisa dibilang badannya sedikit gendut. Dimana pun dia berada, pasti ditangannya sedang membawa bungkus jajan untuk cemilannya. Seperti saat ini, dia sedang mengemil kacang polong.

KAMU SEDANG MEMBACA
Twins Troublemaker
Teen Fiction"Troublemaker, kembar pula. Tapi ada perasaan nyaman waktu deket sama kalian." -Laurella Queen. "Percaya ato enggak, lo tuh persis kayak cewek di masa lalu kita berdua." -Ethan&Evan E. Pratama. Menceritakan tentang gadis remaja (Laurella) yang sang...