First and Last Part

1.9K 271 40
                                    

Finally, we meet.
extra part
of
‘Until we meet again…’

***

Ada yang nungguin sekuel? Sorry, pencerahannya baru datang sekarang. Happy reading!

***

Rumah itu sekarang tampak lebih lengang. Hanya ada Seokmin sendirian bersama foto mendiang adiknya yang masih terpajang di atas meja. Malam yang sendu. Rasa penyesalan yang berkelanjutan.

TOK! TOK! TOK! Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Seokmin. Ia segera berjalan ke depan pintu untuk membukanya.

“Aku pulang.”

Seokmin tampak biasa saja. Ia sudah tahu, Woozi tidak akan pulang secepat itu setelah ia memberikan kalung itu. Ia bahkan mengira Woozi tidak akan kembali lagi ke rumah ini.

“Masuklah!” suruh Seokmin membuka pintu lebih lebar dan menyingkir, memberikan jalan untuk Woozi.

Woozi langsung mengambil tempat di sofa dan duduk.

“Aku sudah menemukannya.”
Seokmin menoleh ke arah Woozi bingung.

“Namaku. Aku sudah mengetahuinya.”

Seokmin masih setia menunggu cerita dari Woozi. Ia tak berniat untuk bertanya banyak. Ia membiarkan Woozi yang menjelaskan semuanya.

“Namaku Jihoon, Lee Jihoon. Aku penumpang pesawat yang mengalami kecelakaan 2 tahun lalu dan… aku sangat berterimakasih pada Chan yang telah menyelamatkan hidupku.”

Mata Seokmin terbelalak begitu mendengar nama adiknya.

“Chan. Dia seharusnya bisa keluar paksa melalui pintu darurat sebelum tabrakan. Tapi dia malah mendorongku yang duduk di sebelahnya.”

Mata Seokmin mulai berkaca-kaca.

“Sebelum mendorongku, dia bilang: “Aku tidak tahu kau akan bertemu dengannya atau tidak. Kalau kau masih hidup, carilah kakakku, Lee Seokmin dan bilang semoga dia mendapatkan apa yang ia cari, semoga dia bahagia.””

Tangisan Seokmin pecah. Ia menutupi seluruh wajah dengan tangannya. Jihoon mendekatkan dirinya pada Seokmin dan mengelus pundaknya.

“Aku tidak… tahu dunia begitu sempit,” isak Seokmin.

“Aku juga.”

***

“Terima kasih,” ujar Jihoon sambil menatap ke tempat Soonyoung berdiri sebelum ia pergi, di hadapannya.

Soonyoung sudah pergi dan ia belum sempat mengatakan apapun selain maaf dan hal yang tidak penting lainnya. Ia menengok ponselnya. Tinggal 1 jam sebelum pesawatnya lepas landas. Ia harus segera masuk ke bandara, check-in, dan sebagainya.

Agak lama menunggu, akhirnya ia dan penumpang lainnya diminta masuk ke dalam pesawat. Ia duduk di bagian tengah, di samping pintu darurat. Tidak banyak orang Korea yang menjadi penumpang pesawat. Mungkin karena sekarang bukan musim liburan.

“Hai,” sapa penumpang yang duduk di sebelahnya.

“Hai,” balas Jihoon agak canggung karena tidak mengenali orang itu.

“Aku orang Korea.”

“Ah, iya,” balas Jihoon semakin canggung. Ia tidak tahu apa yang harus dibicarakan oleh sesama orang Korea.

“Sekolah?” tanya penumpang di sebelahnya lagi dibalas anggukan singkat dari Jihoon.

“Ah, aku tidak tahu ada juga yang ingin bersekolah di Amerika selain kakakku,” celetuknya.

[√] Finally, we meet. | SoonHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang