Sharpest Live

502 60 27
                                    

Bagaikan sebuah histeria.

Berulang kali adrenalinku dipacu sedemikian rupa. Semesta menjungkir balikkan sukmaku tanpa ampun, kemudian tertawa dari atas ruang hampa.

Napasku sengaja disesaki, memaksaku untuk melihat keseluruhan dalam berbagai persepsi, tentang apa yang diincarnya.

Aku adalah dia.

Dia adalah aku.

Senyuman angkuhnya seolah menelanku di dalam lambung, melumuri tubuhku dengan asam klorida.

Sosoknya yang memudar dalam kegelapan terlihat berdiri tegap, kokoh, dan begitu keras dari punggung. Seakan akan dirinya adalah raja tanpa takhta yang menginjak bumi karna kebesarannya.

Ya, dia adalah penyangga kehidupanku.

Katsuhiko Miyoshi.

AoiKitahara present

Crawling In The Dark

Joker Game belongs to Koji Yanagi

Warn: Typo(s), OOC, Alternate Universe, madness!Miyoshi, possesive!Miyoshi, masochist!readers, dark.

Saya tidak mengambil keuntungan secara materiil dalam pembuatan fanfict ini

Don't like, don't read.

Happy reading!
.
.
.

Berapa kali aku dicurangi olehnya?

Sebanyak apa aku melepaskan harga diriku pada seseorang yang berkuasa dengan tangan besi sepertinya?

Hari yang berlalu, bulan yang berlalu, puluhan kalender kertas yang dirobek pun tak menghentikan mimpi burukku.

Mengejar pesonanya bagaikan dipaksa menapaki bara api panas tanpa ujung, kemudian setelahnya aku dipaksa untuk melewati jalan yang penuh jarum dan duri.

Bermain selayaknya seorang kaisar yang mengayunkan tongkat demi menjatuhkan perintah kepada yang dikehendaki.

Kenapa aku tak pernah bisa dilepas?

Terkurung dalam jeratannya, menari di lingkaran piringan hitam dengan melodi eksentrik hingga mati, aku adalah bonekanya.

Derap langkahnya terdengar seperti ketukan sang malaikat maut yang bersiap mencabut nyawa siapa pun dengan sabit besar di tangannya.

Tak ada jendela, tak ada jalan keluar, tak ada pintu lain.

Tak.ada.yang.bisa.dilakukan.

Decit pintu yang mencicit akibat bergesekan dengan lantai ubin menjadi penanda bahwa ia berdiri di ambang pintu.

Seluruh ruangan terasa menyempit seketika seiring dengan ia yang mulai maju.

"Ada apa, dear?" Suaranya menggema dalam gendang telingaku.

"Oh, lihat luka-luka ini, kau perlu mengganti perbannya dengan yang baru, siapa yang melakukan ini?" Tangan dinginnya menyentuh permukaan kulit leherku, terus turun hingga mencapai bahu.

Pertanyaannya penuh dengan distorsi. Ada pesan tersirat yang lucu dan sangat menakutkan disaat bersamaan. Sentuhannya adalah racun hyena, tatapannya sendiri bagaikan tatapan medusa, ucapannya berasal dari lidah yang telah dilumuri pelumas.

Tapi aku tak bisa menolaknya, aku terlalu mengagung-agungkan sesosoknya hingga tanpa tahu aku sudah berada dalam labirin berpintu di balik bayangnya.

Crawling In The DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang