II

559 51 15
                                    

"Park Jimin"

Seokjin terlihat berpikir, kemudian bertanya, "Kau serius tidak kenal seseorang bernama Park Jimin? Yoongi tidak pernah bercerita apapun tentangnya? Atau mungkin dia teman lama Yoongi?"

Hoseok terus menggeleng ketika ditanya Seokjin. Hoseok benar-benar yakin ia tidak tahu seseorang yang bernama Park Jimin. Hoseok menghembuskan nafas beratnya. Seperti ingin mengeluarkan semua beban yang ada pada dirinya, tapi tidak bisa.

"Kita pulang dulu saja. Jam besuknya masih lama kan?" tanya Seokjin.

"Besok pagi jam 11 sampai 1 siang," jawab Hoseok.

"Oke, besok kita akan kesini lagi melihat keadaan Yoongi. Sekarang kau harus istirahat dirumah. Kasihan Yoongi kalau kau sakit juga." Hoseok mengangguk mengikuti perintah Seokjin untuk pulang kerumahnya.

- story's begin -


"Namjoon hyung!" panggil seseorang yang baru saja masuk ke dalam ruangan milik Namjoon. Ia mengenakan jas putih yang sama dengan Namjoon menandakan ia juga seorang dokter ber name tag Kim Hanbin.

Namjoon segera mendongak melihat rekannya yang masuk dengan senyuman khasnya.

"Oh, kau," ucap Namjoon juga membalas senyumannya. "Duduklah."

Hanbin menarik mundur kursi yang ada di depan meja Namjoon untuk kemudian ia duduki. "Bagaimana keadaanmu, hyung? Kau menjadi semakin sibuk sejak kau mendapat tambahan tugas di ICU. Kita bahkan sudah jarang makan siang bersama."

Dua dokter muda ini sebenarnya sangatlah dekat. Namjoon sering menghabiskan banyak waktu di rumah sakit ini dengan Hanbin. Begitu juga Hanbin. Karena itulah Hanbin yang notabennya lebih muda beberapa tahun dari Namjoon memanggil dia menggunakan sapaan 'hyung' dibanding '-ssi' ketika mereka sedang tidak dalam rapat atau pertemuan formal lainnya.

Namun, semenjak Namjoon mendapat tambahan tugas di ruang ICU beberapa bulan lalu, ia menjadi semakin sibuk karena banyak pasien yang kritis dan benar-benar harus dipantau. Ia harus berusaha keras demi nyawa orang lain. Walaupun, takdir Tuhan memang tidak bisa dilawan, tapi setidaknya ia dapat tersenyum dengan peluhnya karena ia sudah berusaha untuk memperjuangkan sebuah nyawa.

"Maafkan aku. Saat jam makan siang, aku harus mengontrol pasien-pasien disana terlebih dahulu apakah mereka makan dengan baik atau tidak. Barulah aku bisa makan dengan tenang," jelas Namjoon.

Hanbin tersenyum sesaat. "Aku tahu. Pasien memang harus diutamakan. Tapi, kau juga harus menjaga kesehatanmu. Jangan terlalu sering terlambat makan. Kau kan seorang dokter. Pasti kau tau akibatnya." Namjoon hanya berdeham paham.

"Oh iya, ku dengar salah satu sahabatmu masuk ICU karena kecelakaan?" tanya Hanbin yang dibalas anggukan oleh Namjoon.

Baru saja Hanbin mau menyakan sesuatu lagi, Namjoon sudah membuka mulutnya. "Namanya Yoongi. Sebenarnya dia tidak apa-apa. Lukanya terbilang ringan secara fisik. Tapi, otaknya mengalami pengecilan yang mengakibatkan dia tidak bisa berkata banyak. Hanya kata yang ia ingat saja," jelasnya panjang lebar.

"Astaga. Hyung, sepertinya ia harus menjalani terapi." Namjoon mengangguk, "Memang itu yang akan ku lakukan. Tapi, aku akan menunggu dia memulihkan tenaganya dulu. Ia masih terlihat sangat lemah."

"Aku turut sedih mendengar tentang Yoongi hyung," ucap Hanbin yang hanya dibalas dehaman lagi oleh Namjoon.

Keadaan hening.

"Hanbin,"

Hanbin menjawab panggilannya, "Ya, hyung."

"Kau- percaya tidak jika ada hantu di sekelilingmu?"

Hanbin mengernyit, kemudian membalas, "Percaya tidak percaya sih hyung. Memang kenapa?"

Namjoon menghembuskan nafas beratnya. "Tadi, saat Yoongi hyung baru sadar, ia memanggil nama orang yang baru saja meninggal. Pasien disebelah Yoongi hyung yang baru saja meninggal. Dan katanya, saat itu ia ada di belakangku."

Hanbin sedikit kaget. Namun sesaat kemudian, ia mengganti pandangannya menjadi pandangan mengintimidasi ke arah Namjoon.

"Hyung, kau tidak tahu? Katanya, orang yang baru saja meninggal, arwahnya akan berada di dunia selama 40 hari. Baru diangkat ke akhirat," ujar Hanbin.

***

Hoseok dan Seokjin baru saja sampai di apartemen Seokjin. Disana sudah ada Taehyung bersama seorang pemuda tampan yang sedang duduk bersama di sofa membuat Hoseok dan Seokjin mengernyitkan alisnya. Namun, rasa penasaran mereka teralih saat Taehyung mencoba menanyakan keadaan Yoongi.

"Hyung, bagaimana keadaan Yoongi hyung? Apa dia baik-baik saja? Atau bagaimana? Hyung, jelaskan cepat!" Taehyung berkata tidak sabaran.

Seokjin melirik ke arah Hoseok yang sedan menghembuskan nafas beratnya. Ia tahu mungkin Hoseok tidak akan sanggup menjawab pertanyaan Taehyung, maka dengan cepat Seokjin menjelaskan.

"Yoongi baik-baik saja, Tae. Ia hanya perlu menjalankan beberapa terapi."

"Terapi? Untuk apa? Memang Yoongi hyung kenapa?" tanya Taehyung lagi dan lagi. Hoseok yang mendengar pertanyaan bertubi-tubi dari Taehyung memilih duduk di sofa yang berhadapan dengan pemuda tak dikenal tadi sambil mengusak kasar surainya sendiri.

Kini giliran Seokjin yang menghembuskan nafasnya. "Yoongi mengalami pengecilan di otaknya. Jadi, dia hanya bisa mengucapkan beberapa kata yang dia ingat."

"Apa saja yang dia ingat?" Seokjin menggedikkan kedua bahunya kali ini, pertanda ia tidak tahu.

"Hanya ada Park Jimin di kepalanya," jawab Hoseok asal membuat tiga orang yang berada disana melotot.

'Hoseok, mati kau dengan segala pemikiran burukmu dengan Yoongi!' batin Seokjin.

"Park Jimin? Siapa dia? Kenapa bisa Yoongi hyung menyebutkan namanya? Apa dia teman Yoongi hyung?" Lagi dan lagi Taehyung bertanya.

"Ck! Ntahlah!" umpat Hoseok sambil kakinya menendang angin. Tatapannya tak sengaja bertemu dengan pemuda yang ada di hadapannya. "Apa kau liat-liat!? Melotot lagi!" ucapan Hoseok membuat pemuda itu menggelengkan kepalanya, kemudian menunduk.

Seokjin mendekat kepada Taehyung dan berbisik, "Orang itu siapa?"

Taehyung kemudian menjelaskan secara lantang. "Oh, Hoseok hyung, Seokjin hyung, aku barusan bertemu dengannya di jalan sebelum ke rumah sakit tadi."

"Pantas kau tak datang," cibir Seokjin. Taehyung menyengir tidak jelas, dan melanjutkan kembali.

"Kenalkan dirimu," suruh Taehyung.

Mengerti, kemudian pemuda itu berdiri dan memperkenalkan dirinya sendiri.

"J-jungkook imnida. Jeon jungkook,"

***

Update yekan :v maapkeun ini dikit pake banget :'v lagi pengin nulis tapi males nulis /nahloh hmz

Btw buat yang nunggu California, ue minta maaf. Soalnya sampe sekarang belum bisa lanjut. Mungkin nanti, ntah kapan :'v Bhaks
Intinya tuh cerita bakal ue lanjut. Tapi gatau kapan EHE

Maaf yekan :'

Voment yea 😘

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 17, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang