Aku siapa?
Aku kan hanya peran yang melintas dan mengganggu hidupmu, namun mengagumimu.Oke abaikanlah aku terus, aku sudah cukup kuat membangun tiang ini untuk kau abaikan (lagi)
Bertahun-tahun bukan waktu yang singkat, selama itu aku menutup mulutku rapat-rapat.
Aku terlalu biasa dengan semua ini, hingga aku mampu merahasiakan perasaan ini dengan baik.
Aku hanya seseorang yg rela kau biarkan menunggu, yang rela bertahan dalam pengabaian.
Kamu selalu menjadi fokus utama, kamu selalu jadi orang yg ku pandang meskipun dari kejauhan.
Aku tak menonjol dalam hal apapun. wajar saja kau tak menganggap ada kehadiranku.
Terus mencintaimu dalam diam bahkan terus mengagumimu dalam pengabaian.
Hanya karena aku tak bisa mengungkapkan bukan berarti aku tak menyimpan perasaan yang dalam.Setidaknya biarkan aku terus mencintaimu dalam diam, meskipun aku tau perasaan ini tak terbalaskan dan mungkin salah.
Aku mencintaimu walau dalam diam, aku selalu mengagumimu walau tak pernah aku ungkapkan.
Aku selalu membawa namamu dalam doa, meskipun kamu tak sadar, ada aku yg mencintaimu disini.
Tak mungkin jika selama ini kau tak tahu jika aku menyimpan rasa untukmu.
Selama ini aku didekatmu, mencintaimu dalam kebisuan.
Biarkanlah cinta ini tetap ada. Walaupun terjebak dalam diam.
Cinta tak harus memiliki bukan? kalau begitu mencintaimu dalam diam pun bukan menjadi masalah bagiku.
Apakah sosokmu nyata? Mengapa engkau begitu sempurna, bahkan dari kejauhan.
Bagiku, tak masalah mencintaimu dalam diam, asalkan kamu masih bisa ku pandang. Dan kurasa, itu cukup. Walaupun kenyataannya pahit.
Ada yang mendoakanmu meski kamu mengabaikan. Ada yang merindukanmu meskipun kamu tak tahu. Ya, itu AKU.
Karena mungkin lebih baik memendam, jika yang terucap hanya akan menambah jarak.
Apa yang salah mencintaimu tanpa balasan? Apa yang salah dengan mencintaimu dalam diam?
Hanya berani menatapmu dalam kejauhan, mencintaimu dalam bisu, dan merindukanmu dalam air mata.
Bisakah aku meminta sekali saja, terlihat penting di mata bahkan dihatimu? Aku sadar betapa tak tau dirinya aku.
Memilih untuk diam, memperhatikan dari kejauhan bahkan mendoakan dalam diam-diam. Cukup sederhana.
Aku mencitaimu walau hanya dalam diam, aku selalu mengagumimu walau tak pernah ku ungkapkan.
Aku hanyalah pemeran yang sudah dituliskan Tuhan untuk menjagamu tapi tak disampingmu, mencintai tapi tak selalu disisi.
Bukalah matamu! Bukan, bukan mata itu. Tapi mata hatimu, lihatlah sosok yang diam-diam memperhatikanmu.
Imajinasi tetaplah menjadi imajinasi, Mimpi tetaplah menjadi mimpi, Kenyataannya kamu hanyalah mimpi yang ku imajinasikan.
Untuk menyentuh sedikit saja bagian dari hatimu aku pun tak sanggup, kurang apa aku? Mungkin kurang tau diri hehe.
Dalam sudut hati menyimpan rasa, dalam sudut ruang ku memandang, biarkan aku jatuh cinta diam-diam.
Punggungmu begitu teduh untuk kunikmati, pelukanmu begitu hangat untuk kuresapi, tapi apa daya ketika semua hanya mimpi.
Selama ini, aku berharap kamu bisa tahu perasaanku, walau rasanya itu mustahil.
Aku berusaha menjagamu tanpa menjagamu, biarlah ku menyayangimu dari jauh.
Bukankah hanya gandeng tangan itu mudah? Lalu apa yang sulit? Mengagumimu dalam diamku.
Biarkan aku memelukmu tanpa memelukmu, biarkan aku hanya mengagumimu dari jauh.
Mengagumimu dari jauh, melihatmu tanpa menyentuhmu, seperti menyentuh angin yang tak pasti.
Kurang beruntungkah insan yang kusebut "Kamu"? Walaupun hanya dalam diam,aku selalu bertanya tentangmu bahkan selalu merindu.
Jauh dari tatapan, jauh dari pelukan, namun selalu menjadi yang terdekat untuk selalu mengatakan "RINDU".
Tanpa kata hanya melalui diam, Tanpa kepastian hanya melalui harapan, Dengan jauh ku mengagumimu.
Kamu tahu bagaimana pungguk merindukan bulan? seperti itulah aku menganggumimu dalam kejauhan dan dalam diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's me! Your Secret Admirer.
Teen FictionDear crush, Do you think about me as much as I think about you? Sincerely, if only I could tell you. Who I am? Yap, your secret admirer.