Propose

521 79 54
                                    

Draco Malfoy berjalan pulang setelah menunaikan shalat Ashar di kompleknya. Memang seperti inilah kegiatannya ketika mendapat cuti kerja. Jika tidak pergi bersama keluarga dan hanya berdiam diri di rumah, Malfoy tunggal ini memutuskan untuk memulai paginya dengan mencuci mobil, berdiskusi tentang pekerjaannya bersama sang Ayah, Lucius Malfoy, dan akan pergi ke masjid yang ada di persimpangan kompleknya saat panggilan Allah memerintahkan untuk bersembahyang.

Pemuda berusia 27 tahun ini setia melajang diumurnya yang sudah cukup matang untuk menikah. Ketika saudara atau orang tuanya bertanya, mengapa ia belum bisa mengenalkan seorang wanita pada mereka. Draco hanya menjawab, Allah masih belum mempercayaiku untuk menjaga wanitaku kelak.

Selalu seperti itu.

Tapi kapan?

Draco sendiri adalah tipe pria yang cukup pemilih untuk urusan wanita. Tentu saja ia pernah beberapa kali menaruh perhatian khusus pada lawan jenis, tapi Narcissa Malfoy selalu mengatakan 'Wanita akan menjadi sangat istimewa dan bahagia jika ia adalah satu-satunya pasangan yang ada dalam hidup seorang pria. Jadi, Draco, biarkan calon menantuku kelak merasakan apa yang aku rasakan dulu'.

Ibunya tidak pernah memaksakan Draco untuk segera menikah, namun waktu terus berjalan dan umur terus bertambah, Narcissa tetap merasakan dorongan menggendong cucu di hari tuanya. Mereka tidak dapat menerka apa yang akan terjadi di kehidupan.

Tanpa diketahui siapapun, Draco memiliki satu orang yang diinginkannya menjadi seorang pendamping hidupnya nanti.

Hermione Granger.

Gadis keturunan Granger ini selalu memiliki atensi khusus saat Draco menangkap kehadirannya di sekitar pemuda itu. Hermione yang selalu berjilbab dengan rapi, menggunakan baju yang tidak memperlihatkan bentuk tubuhnya, selalu tersenyum dan rendah hati ketika ada yang menyapanya, dan selalu menjawab salam dengan suaranya yang lembut.

Astaghfirullah.

Apa yang kau lakukan, Draco. Memikirkan seseorang dengan begitu detail yang bahkan bukan mahram-mu. Draco menghela napas seraya mengucap Istighfar. Mengapa ia selalu hilang akal saat menangkap Hermione dalam padangannya.

Seperti saat ini, jalan pulang ke rumah keluarga Malfoy memang melewati pedagang buah dan yang menarik perhatiannya adalah gadis dengan kerudung coklat sedang terlibat percakapan asyik bersama Luna Lovegood.

Siapa lagi, jika bukan Hermione Granger.

Hermione menenteng sekatung kresek berisi apel merah di dalamnya. Sepertinya Hermione dan Luna benar-benar tidak memperhatikan Draco yang mendekat kearah mereka, "Assalamu'alaikum," salam Draco.

Seketika menghentikan aktivitas kedua gadis di hadapannya. Luna menyenggol sedikit lengan Hermione yang memunggungi Draco, lalu berbalik menghadapnya.

"Wa'alaikumsalam."

Hermione, Luna dan pedagang buah menjawab dengan kompak, namun dengan segera Hermione menundukkan pandangannya kebawah, memang harus seperti itu, kan? Untuk mencegah adanya zinah mata diantara mereka.

Dengan cepat Hermione dan Luna pamit pulang terlebih dahulu dan langsung meninggalkan tempat itu. Sementara Draco sendiri hanya mengangguk kecil.

"Mau beli apa, dik?" tanya pedagang buah beramah tamah pada Draco.

"Ibu menyuruhku untuk membeli sekilo mangga tadi, apa kau punya?"

"Oh, tentu. Biar aku pilihkan yang terbaik," Lalu pedagang buah tersebut membungkuskan beberapa mangga kedalam katung kresek, "Ini manggamu."

"Terimakasih," dan Draco menyodorkan uang lima puluh ribu pada pedagang buah.

Sang nenek tua pedagang buah itu memberika beberapa lembar uang lima ribu pada Draco, lantas berkata, "Kau memperhatikan gadis itu terus. Kau menyukainya?"

ProposeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang