[lowercase]
dia itu seniorku di sekolah. aku masuk sekolah ini karena sekolah yang kuinginkan tidak menerimaku, aku mendaftar ke sekolah yang tidak menerimaku itu lewat lomba yang diadakan. dan yang paling menyakitkan, urutan namaku berada diperingkat 11 dari 10 orang yang diterima dimata pelajaran matematika.
oke, aku tau, itu pelajaran yang paling membosankan yang pernah ada, dan rumus yang paling memusingkan yang pernah dibuat oleh penemunya. tapi aku juga tak tahu kenapa bisa aku menyukai mata pelajaran yang umumnya dibenci.
saat mos, aku sama sekali tak pernah melihat senior itu. entahlah. mungkin ia tak masuk organisasi osis ataupun mpk. aku melihatnya kala kebosanan menggulitakanku. aku keluar kelas dan mendapatinya sedang bermain sepak takraw bersama dua orang temannya.
saat itu, wajahnya penuh dengan keringat. rambutnya basah namun entah kenapa tetap berdiri keatas. bibirnya merah dan tebal di bagian bawah. hidung tak begitu mancung, tetapi lubang hidungnya amat kecil—itu lucu menurutku. alisnya tebal, hanya saja bagian kiri sedikit ada perpotongannya. dan ah! satu lagi mataya. tatapan matanya yang sangat aku sukai, aku tak bisa menjelaskannya. dan jangan lupakan rahangnya yang kokoh.
aku mendapatkan kelas di lantai dua, dengan nama kelas x mipa andalan satu—ini cukup memuakkan. aku bisa masuk sekolah ini karena namaku berada diperingkat tiga mata pelajaran matematika, tetapi saat di cerdas cermatnya si peringkat dua kesombongan. jadinya ada beberapa jawabannya yang salah, oleh karena itu aku yang menggantikan posisinya.
waktu itu aku berinisiatif keluar kelas iya karena aku bosan di dalam kelas. mereka semua begitu sombong, jika bukan kepintaran yang mereka bangga, jabatan orang tuanyalah mereka pamerkan. hey! itu hanya jabatan orang tua kamu, bukan jabatan kamu. dan lagi, kepintaran itu kalau diikuti dengan kesombongan sedikit-sedikit akan mengikis.
ah iya, aku lupa mengenalkanmu dengan senior itu. namanya muhammad ahsan, ia duduk dikelas xii mipa andalan satu. tetapi kalau dilihat dari wajahnya, ia tak mempunyai wajah-wajah yang mendukungnya bahwa ia pintar. bukan, hanya saja wajahnya tak cocok untuk ukuran orang cerdas.
setelah melihat permainannya, ia duduk di tepi lapangan takraw dengan air mineral botol yang dibawakan oleh adil kelas yang dekat dengannya. aku terus memperhatikan gerak-geriknya. dan tunggu! ia berbicara dengan senior cewek yang amat terkenal! itu kak fira! cewek digilai kaum adam di sekolah ini.
sekolah ini bukan sekolah yang tak terkenal, bahkan sekolah ini lebih bagus dibandingkan sekolah yang pernah menolakku, tetapi aku tak tahu kenapa sekolah itu tak menerimaku, sampai sekarang aku tak terima sekolah itu tak menerimaku.
dan cewek yang seperti kak fira hanya ada dua orang di sekolah ini, satunya lagi bernama fina, kak fina sudah punya pacar namanya kak zacky. mereka pacaran sudah cukup lama, dua tahunan mungkin. yang aku tau sebelum kak fina pacaran dengan kak zacky, ia pernah pacaran dengan most-wanted sekolah, kak uthe.
dan yang kuketahui kak uthe dan kak zacky itu berteman baik, dan terlebih keduanya merupakan most-wanted sekolah ini. ah kenapa aku ngelantur kemana-mana, ngak apa-apa deh. aku bakalan kasih tau lagi cogan yang sudah kutemui selama hampir satu semester aku bersekolah di sini. berhubung aku suka korea-korea gitu, aku mendapatkan senior yang mirip orang korea, dan jangan tanyakan soal stylenya keren banget—menurut aku sih karena penilaian orang-orang itu beda-beda, ya kan?
oke, kita kembali lagi kesenior yang kusukai, ah iya, aku pernah berpapasan waktu aku baru saja ingin masuk ke sekolah dan ia ingin keluar. aku tak begitu yakin ia tersenyum padaku, tetapi waktu itu aku jalan sendiri. ini mungkin hanya perasaanku saja atau yang kuharap itu bukan hanya perasaanku semata, saat itu ia sangat lama tersenyum padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
letter from junior [1/2] (lowercase)
Short StoryCOVER BY GHINAULF ini cerita tentang junior yang begitu berani mengirimkan surat kepada seniornya. . copyright©2016