I'm With You

33.2K 2.1K 194
                                    

"―Ya, itu dia."

Jaehyun tidak benar-benar memperhatikan percakapan temannya karena sibuk bermain game. Hanya mendengar dua kata itu. Melirik sekilas ke arah temannya menunjuk dengan ingin tahu.

Orang yang mereka bicarakan berbalik dan mulai berjalan ke arah mereka.

Jaehyun tidak tahu apakah ini jenis diskriminasi atau apa, yang jelas ia melihat setiap orang di sana seakan tak mau dekat dengannya. Saat orang itu semakin dekat, orang-orang justru beranjak pergi meninggalkan Jaehyun yang duduk sendirian di sana.

Jaehyun tidak mengerti. Dari apa yang ia lihat, orang itu terlihat normal dan tak punya tanda-tanda menderita penyakit menular. Dia bahkan tampak cukup ceria. Jaehyun tanpa sadar melambai kecil. Lalu merasa tiba-tiba malu sendiri dan menyibukkan diri sekaligus menyembunyikan wajah memerahnya dengan bermain ponsel.

Orang itu tersenyum lega, seolah-olah berterimakasih pada Jaehyun yang tidak berjalan pergi seperti teman-temannya yang lain.

"Hai."

Jaehyun mendongak. Menggerutu dalam hati karena orang itu bisa begitu cepat sampai ke tempatnya.

"Hai." Jaehyun memikirkan kalimat yang akan dikatakannya berikutnya. "Aku Jaehyun. Aku baru pertama kali melihatmu, anak baru?"

"Jaehyun," panggil anak itu, mencoba menyuarakan namanya. Dia tersenyum lagi. "Aku secara teknis bukan anak baru di sini, aku masuk dua tahun lalu tapi berhenti. Sekarang aku melanjutkan lagi. Aku Taeyong."

Taeyong mengangkat tangannya, masih tersenyum. Jaehyun menyambutnya dan mereka berjabat tangan.

"Kenapa berhenti, hyung?" Jaehyun bertanya, penasaran. Lalu kembali malu sendiri karena penggunaan panggilannnya yang tidak sopan. "Kau lebih tua dariku, jadi aku akan memanggilmu hyung, jika boleh."

"Tentu." Kata Taeyong, santai. Ia memberikan senyum geli melihat tingkah Jaehyun yang menurutnya cute. "Dan untuk pertanyaanmu, itu karena alasan pribadi."

"Oh." Jaehyun tak bertanya lagi karena Taeyong terlihat tidak ingin membicarakannya. Akan lebih baik jika mereka mengganti topik sekarang, setidaknya mnurutnya begitu. Tapi apa yang sebaiknya Jaehyun bahas?

"Eum, sepertinya aku akan pergi ke kelas sekarang, " kata Taeyong, setelah melihat jam tangannya. Dia akan terlambat jika tak pergi sekarang.

"Baiklah, hyung." Jaehyun tersenyum. "Aku juga harus masuk ke kelas."


***


Sensasi menyenangkan di perutnya membuat Jaehyun tak bisa berhenti tersenyum, ketika menemukan fakta bahwa Taeyong berada di hampir semua kelas yang sama dengannya. Jaehyun sendiri tak tahu kenapa. Ada sesutu yang menggelitik yang ia rasakan tiap kali berada di dekat Taeyong. Melihat senyum manisnya, matanya yang indah, juga tingkahnya yang menggemaskan dan lucu seperti anak kucing.

Taeyong benar-benar manis. Semanis makanan manis yang selalu menjadi favoritnya.

Tapi ada yang mengganggu Jaehyun mengenai Taeyong. Dan itu adalah cara sebagian besar siswa―dan bahkan dalam beberapa kasus, staf mengajar, bertingkah di sekitarnya. Mereka semua terlihat tidak ingin berada di dekat Taeyong, dan mencoba menjauhinya sebisa mungkin seakan Taeyong adalah virus mematikan. Taeyong akan membuat ekspresi sedih tiap kali itu terjadi namun mengabaikannya kemudian.

Justru Jaehyun yang seringkali merasa kesal dengan kelakuan mereka yang semakin keterlaluan. Bertingkah seolah-olah Taeyong adalah target bullying mereka.

StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang