Thief

10.8K 924 251
                                    

"Menurutmu dia akan datang?"

"Dia? Siapa?"

"J. Si pencuri."

"Aku kira rumor tentangnya hanya bualan."

"Dia benar-benar ada! Kudengar dia juga meninggalkan surat peringatan pada pihak kepolisian tiga hari sebelum pelelangan ini."

"Benarkah?"

"Ssstt! Jangan berisik acaranya akan dimulai."

Sosok itu diam-diam mendengarkan dua orang yang sibuk berbisik-bisik tepat di belakangnya, yang kemudian dihentikan oleh satu orang lain. Meski pandangannya sama sekali tak teralih, lurus ke depan ke arah podium. Air mukanya datar, tidak terbaca.

Sebuah kotak kaca muncul perlahan dari bawah panggung bersama decak kagum dan riuh tepuk tangan penonton. Permata biru muda yang menjadi fokus semua orang terlihat indah berkilauan di bawah sorot lampu. Para pengoleksi ber-uang sudah siap dengan benda di tangan mereka untuk melakukan penawaran.

"Baiklah. Barang berikutnya ini adalah―"

Klek!

"KYAAAAAAA!"

Lampu tiba-tiba padam. Jeritan dan sahutan panik terdengar memenuhi ruangan yang kini gelap gulita.

"Tenang! Semuanya tenang! Harap duduk di tempat kalian masing-masing dan jangan berpindah!"

Drap.

Drap.

Drap.

Langkah-langkah kaki tergesa terdengar. Lalu sorot lampu senter dari berbagai arah yang dinyalakan para penjaga. Dengungan-dengungan ricuh orang-orang bertanya apa yang terjadi tak berhenti bergaung di udara, wajah-wajah panik telihat samar dari cahaya-cahaya layar ponsel mereka.

Klek!

Lalu semuanya terang kembali. Tak sampai lima menit kemudian lampu menyala seperti sedia kala. Helaan nafas lega memenuhi ruangan.

...Namun ada yang hilang.

Kotak kaca di depan sana...

...kosong.

"PERMATANYA TELAH DICURI!"

"APA?!"

"Sudah aku bilang! J si pencuri permata pasti datang!"

"CEPAT PANGGIL POLISI!"

Suara alarm berbunyi keras bersama desas-desus penuh kepanikan para tamu. Penjaga bertubuh besar dan berpakaian hitam rapi hilir mudik tergesa. Berbicara lewat earphone yang terpasang di telinga untuk mengabarkan situasi.

Di antara kehebohan itu, tanpa disadari yang lain, satu sosok menyeringai melewati pintu dan berjalan melalu lorong sambil berlalu dari sana. Melempar-lemparkan permata biru di tangannya dengan begitu santai.

***

Lee Taeyong berdiri di samping kotak kaca. Kotak kaca yang sama di mana seharusnya permata biru muda yang baru saja dicuri berada. Mengamatinya lekat lalu beralih ke sekitarnya. Menuliskan segala hal yang menurutnya penting di buku sakunya.

StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang