tantekusayang

33.9K 126 3
                                    

Tanteku Sayang

Thursday, February 26th, 2009

Awal kisah ini dimulai saat aku baru saja terima rapor cawu I, kelas 2 SMA.

Rumah yang tepat berhadapan dengan tempat tinggalku baru saja ditempati

penghuni baru, pindahan dari Gorontalo. Suami istri dengan dua anak, seorang

lelaki dan seorang perempuan. Suaminya bekerja di salah satu instansi

pemerintah Sebagai seoarang pejabat Oom U sangat sibuk dan sering dinas ke

Jakarta.

Sang suami ternyata kenalan baik kakaku yang nomor dua, jadi keluargaku dan

keluarga baru tersebut cepat menjadi akrab. Aku biasa memanggil mereka

dengan Oom dan tante “U”.

Tante U seoarang wanita berdarah Menado, cantik, putih dan sangat menarik

hati. Penampilannya selalu nampak OK dan sangat serasi. Kedua anak tante U,

sangat akrab denganku, yang sulung perempuan usianya baru 3,5 tahun,

sedangkan adiknya 2 tahun. Sering aku mengajak mereka bermain, maklum aku

anak laki-laki bungsu dari enam bersaudara. Aku disukai anak-anak kecil, dan

cepat sekali akrab dengan mereka.

Hingga akhir cawu III, kehidupan rumah tangga mereka harmonis saja. Tante U

memang sering pergi sesaat setelah Oom U berangkat ke kantor, biasanya pukul 13.00 sampai sekitar 14.00 WIB tante U sudah kembali. Hal itu sering tante U lakukan setelah mereka bertempat tinggal kira-kira enam bulan di rumah tersebut.

Jika Oom U ke luar kota, tante U pulang agak lebih sore, kadang malah sehabis maghrib baru tante U pulang mengendarai mobil sedan HONDA PRESTIGE warna merahnya.

Beberapa kali aku yang membukakan pintu garasinya, karena saat itu aku sedang di rumahnya bermain dengan kedua anaknya. Biasanya jika tante U pergi anak-anak biasa dijaga oleh pembantunya dan adik perempuan Oom U. Adik perempuan Oom U sebaya denganku, tapi walaupun aku sering bermain dengan-nya aku nggak tertarik padanya. Aku hanya merasa kasihan kepadanya, karena seringkali dia mengeluh karena perlakuan tante U kepadanya tidak baik. Pernah aku melihat dia dimarahi tante U dan disiram air bekas cucian pakaian yang banyak sabunnya. Namun aneh kepadaku tante U sangat baik, namun hal itu aku anggap hal yang biasa saja.

Cawu I kelas tiga berakhir, saat libur dua minggu aku gunakan waktuku untuk

jalan-jalan sama temen-teman ke suatu tempat rekreasi di dekat kotaku.

Jaraknya lebih kurang 45 km dari kotaku, tempat itu terletak di lereng gunung dan berhawa sejuk, berbeda dengan kotaku yang panas. Aku masih ingat saat itu hari Senin, kira-kira jam 10.00 WIB, saat aku berlibur di tempat rekreasi itu kulihat mobil tante U diparkir di halaman sebuah restaurant; aku tak berpikiran apa-apa waktu itu, bahkan ketika kuberpapasan dengan tante U yang digandeng mesra oleh seorang lelaki dan di belakang mereka bergandengan pula sepasang teman tante U aku tetap belum paham dan mengerti apa sebenarnya yang terjadi dan tante U lakukan bersa-ma teman-temannya.

Mungkin karena memang saat itu secara kejiwaan aku masih polos dan lugu

serta belum mengenal arti cinta atau hubungan laki-laki dan perempuan aku

menganggap hal tersebut biasa saja, bahkan aku menyapa tante U dengan sopan.

Mendengar dan melihat aku spontan tante U nampak terperanjat dan kaget dan segera melepaskan pelukan lelaki temennya tadi. Kemudian dia menghampiriku dan basa-basi menanyakan acaraku di tempat itu. Sebelum kami berpisah tante U menggamitku seraya memasukkan sesuatu ke dalam kantong bajuku, kemudian dia berpesan agar aku merahasiakan pertemuan tadi dengan siapapun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 30, 2010 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

tantekusayangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang