Saat buru-buru memasuki ruangan, aku seperti mencium harum yang ku kenal.
Namun aku mengabaikannya sampai tiba di hadapan orang yang ku cari. Seorang pria berjas rapi yang duduk di ruangan itu dan aku buru-buru mengeluarkan kartu namaku.
"Saya Jaejoong Kim dari public relation, mohon bantuan an—"
"Jaejoong?"
Ku angkat wajahku menatap intens pada pria berjas yang akan menjadi relasiku kali ini. Dan sungguh aku kaget dibuatnya.
"Yu-Yunho?"
Serius? Di luasnya kota Seoul dengan dua puluh tiga juta lebih penduduknya, kenapa aku masih saja bisa bertemu dengan orang ini?
.
.
.
.
Semuanya berawal di musim semi tahun 2004.
Masa SMA adalah masa-masa yang sulit namun menyenangkan bagi Jaejoong. Banyak hal yang ia rindukan di masa-masa itu terutama saat-saat istirahat makan siang. Saat dimana ia harus berperang dengan segerombolan murid lain di kantin demi memperebutkan sebungkus roti krim coklat kesukaannya.
"Imoniiim~ rotikuuu~"
Tak peduli tubuhnya yang terhuyung kesana-kemari ia tetap berusaha mendapatkan roti kesukaannya. Keseimbangan makin tidak stabil saat seorang murid bertubuh gempal mendorongnya. Jaejoong terhuyung tak mampu mempertahankan posisinya.
"HYAAA."
Bruk!
Namun beruntung karena ada lengan kuat yang menahannya agar tak sampai jatuh ke lantai dan terinjak-injak. Jaejoong menoleh dan mendapati Jung Yunho, teman sekelasnya berdiri disana menahan bahunya agar tidak terjatuh.
"Hampir saja."
"Oh? Yunho terima kasih." Ucap Jaejoong sambil berusaha berdiri diatas kakinya sendiri.
"Mereka ganas sekali. Ini..." Yunho menyodorkan sebungkus roti krim coklat yang Jaejoong incar. Tentu saja Jaejoong bahagia melihatnya, tapi...
"Kenapa? Hanya mau melihatnya? Ini memang untukmu." Yunho tersenyum ramah dan akhirnya memaksa Jaejoong menerima pemberiannya itu.
Jaejoong sempat kaget saat ada yang merangkul &menahannya agar tidak terjatuh tadi. Rasanya hangat dan nyaman, dan tentu saja hal itu menciptakan rona merah manis di sekitar pipinya.
"A-ah... Serius? Te-terima kasih banyak." Jaejoong tersenyum riang.
"Haha... Apa kau sangat menyukai roti itu? Teriakanmu sampai setangah mati seperti itu." Yunho pun ikut tertawa kecil melihat tingkah Jaejoong. "Baiklah aku duluan ya?" Setelah tertawa ceria, Yunho pergi melewatinya begitu saja. Dan Jaejoong tak melakukan apa-apa selain melihat punggung Yunho yang semakin menjauh.
Jung Yunho, orang yang selalu sekelas degannya sejak kelas tiga SMP. Meski sekelas tapi Jaejoong dan Yunho tidak pernah benar-benar akrab. Tapi bukan berarti mereka mempunyai hubungan buruk, hanya biasa saja.
Meski jujur jika ditanya soal sosok Yunho, Jaejoong akan menatap kagum padanya. . Lelaki itu memiliki reputasi yang bagus, ia adalah seorang manusia fleksibel yang bebas menyusup ke kelompok mana pun, semisal perkumpulan pemuda keren, kalangan osis sekolah, komunitas gadis –gadis penggosip , atau sejumput siswa kutu buku.
Tapi mereka tak pernah terlibat dalam obrolan serius aapun.
Jaejoong sudah duduk di kelas sambil menikmati roti krimnya, Junsu—teman akrabnya menemani Jaejoong duduk di sudut kelas. Manik Jaejoong menangkap sosok Yunho yang hanya berjarak dua bangku darinya, laki-laki itu sedang memakan roti daging sambil berbincang santai dengan yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry, I Hate You
FanfictionBerulang kali mengganti kata 'suka' menjadi 'benci' dan saling membohongi perasaan masing-masing.