Part 4

524 41 2
                                    

----------------
Hap!

Ari menangkap Aisyah.Mereka tidak tatap-tatapan seperti sinetron alay.Aisyah langsung bangun dari pelukan Ari.
"Eh eh sorry ya ri"Ucap Aisyah gelagapan.
"Eh iya,maaf juga"balas ari.

Ayah Ari melihat Ari & Aisyah.

"Kenapa kalian belum tidur?"Tanya Ayah Ari.
"Kita mau jalan-jalan pak"Jawab Ari.
"Ini teh udah malem syah,ri.Nanti kalo kenapa-napa gimana?"Ucap ayah Ari cemas

"Bentar doang kok, om"Ucap Aisyah

"Yaudah,nanti jam 9 balik! Awas kalo telat.Jaga Aisyah baik-baik"Tegas ayah ari

"Okesep👌"Jawab Ari.
----------
Mereka pun keluar villa&pergi jalan-jalan.

"Oh my god! Dingin bangett..!"Ucap Aisyah sambil menggesek gesek tangannya.

"Yaudah.Kita mampir aja dulu ke warung.Beli teh anget"Ajak Ari.

"Yaudah.Tapi gw lupa bawa uang Rii"Ucap Aisyah kesal.Ia tidak mungkin balik ke villa hanya untuk mengambil uang.

"Udah pake uang Ari aja dulu😊"Ucap Ari.

"Gapapa? Gak ngerepotin kamu? Aduhh maaf jadi ngerepotin"Ucap Aisyah.

"Udah gapapa" Jawab Ari

Ari pun mengajak Aisyah pergi ke warung milik temannya.
----------
"Teh cipa,pesen teh anget-nya 2 ya teh"Ucap Ari sedikit berteriak.

"Siap Ari!" Jawab teh cipa.

---5 menit---

"Ini ri,teh angetnya"Ucap teh cipa seraya memberikan 2 gelas teh hangat.

"Cieee Ari akhirnya punya doi"cibir teh cipa.

"Sirik kali gara gara upan nggak pernah peka! " sindir ari

"huhh Ari mah gituuu"

Cipa memang tipe orang yang cepet baget bapernya,saltingnya,ngambeknya.Pokoknya sensitif banget.

"Nggak kok Teh, Ini Namanya Aisyah. Anak Bosnya Ayah. " Jelas Ari

"Oh, kirain doinya Ari" Balas Cipa.

Cipa. Nama aslinya sih Syifa Athalia. Kembang desa dia mah. Udah lama temenan sama Ari, Upan juga. Nah Upan, nama aslinya Naufal, tau deh, 'Upan'-nya dapet darimana. Awalnya, gara-gara Cipa yang latah tiba-tiba manggil Naufal dengan sebutan Upan. Ya, kira-kira begitulah kisah persahabatan mereka. Selalu penuh dengan riang tawa.

"Aisyah" Ujar Aisyah, seraya menjulurkan tangannya pada Cipa

"Syifa, tapi panggil aja Cipa. Atau Teh Cipa. Biasanya juga Ari manggil saya ada 'Teteh'-nya" Lanjut Cipa, sambil membalas uluran tangan Aisyah

Mereka melanjutkan acara minum teh mereka sambil bercengkrama ringan. Hanya  membahas seputaran desa dan kegiatan sehari-hari mereka untuk menghindari kecanggungan.

"Oh iya Ri, besok aku sama Upan mau pergi ke kebun teh, sekalian bantuin Om Irfan metik daun teh juga. Kamu mau ikut nggak? Ajak Aisyah juga nggak papa" Tawar Cipa

" Gak usah nanya kalo Ari mah. Ari pasti bakalin bantuin Om Irfan sama Upan. Secarakan, mereka keluarganya Ari. Ya pasti Ari bantulah! "

"Oh iya, Aisyah mau ikut atau nggak?" Tanya Ari

"Yuadah, Aisyah ikut! kayaknya seru!" Jawab Aisyah

"Jelaslah bakalan seru! kalo bareng kita-kita mah pasti bakalan seru! Tambah Aisyah, pasti lebih seru lagi!" Timbal Cipa

"Yaudah kalo gitu, ini bentar lagi jam sembilan. Ari balik dulu ya, teh. mau nganterin Aisyah. Besok Ari dateng ke kebun jam berapa?" Timpal Ari

"Jam 5 subuh harus udah disana, pokoknya sebelum matahari terbit kalo mau tehnya enak" Balas Cipa

"Yaudah, Aisyah kuat nggak, bangun jam segitu? kira-kira, jam 4-an lah" Ucap Ari

Yang ditanya hanya mengangguk mantap. Tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Tapi anggukan itu sudah cukup sebagai jawaban 'Iya' .

Setelah membayar teh di warung Teh Cipa, Ari dan Aisyah langsung kembali ke villa. Namun melewati jalan yang berbeda, dengan yang mereka lalui saat pergi. Kali ini, Ari mengajak Aisyah untuk pulang lewat lapangan umum di inggir desa. Disana, mereka berdua bisa melihat dengan jelas langit yang tengah ditaburi bintang yang berkelap-kelip.

"Waaah, langitnya keren Ri!" Ujar Aisyah penuh semangat

"Mau diem sebentar? hirup udara desa malem-malem sambil liatin bintang?"

Sayang, Aisyah rupanya sudah lelah. Tak sadar, ia menjatuhkan kepalanya diatas pundak Ari sambil menutupkan matanya. Tertidur. Ari sontak kaget dengan apa yang sedang terjadi, tapi disisi lain, ia bahkan tak tega untuk membangunkan Aisyah.

----------------------------------------------

Huh, maaf ya, segini dulu. Maafin ya, semua kesalahan yang ada di cerita ini. Masih amatiran soalnya. Kalo mau kasih saran, tulis di comment aja, yaaa. 

-Amy Aulia

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang