Pagi ini seperti biasa Linny sudah memulai semua aktivitas paginya dengan penuh semangat. Dari mulai mencuci baju, ngelapin kaca, nyapu dan mengepel lantai hingga bersih, akhirnya pekerjaan rutinnya pagi ini selesai juga.
Sebuah senyum bertengger manis menghiasi wajahnya. Ia terlihat sangat puas sekali dengan hasil kerjanya, oh tapi sepertinya rasa-rasanya ada yang aneh dengan senyum gadis itu pagi ini. Karena entah kenapa senyuman tersebut terlalu cerah untuk dirinya yang memiliki bos super menyebalkan, yang sialnya tampan itu.
Ah, bagaimana tidak jika pagi ini sang bos tercinta dalam artian yang sebenarnya akan pergi berlibur selama satu minggu penuh. Camkan itu satu minggu penuh! Jadi bukankah wajar jika Linny sedari tadi cekikikan karena terlalu senang? Karena dengan perginya sang bos, bukankah itu artinya ia akan terbebas dari semua perintah bos menyebalkan tapi tampannya tersebut selama seminggu penuh.
Dan mengingat hal itu kembali membuat Linny tertawa senang sembari menyiram tanaman dihalaman rumah. Gadis tersebut bahkan sampai tidak menyadari kalau ternyata sudah ada penampakan lain seseorang yang telah berdiri tepat dibelakangnya. Dengan melipat tangan didada bidangnya, dan jangan lupakan tatapan mengintimidasinya pada sosok mungil didepannya.
"Ekhm!".
Zreessss!
Sontak Linny yang tengah asyik dengan dunianya sendiripun terlonjak kaget dan refleks tanpa sengaja, gadis itu langsung saja mengarahkan selang air yang dipegangnya yang kebetulan masih menyala tersebut ke arah sumber penampakan, yang tak lain adalah bosnya sendiri.
"HEY! APA YANG KAU LAKUKAN? JAUHKAN SELANG AIR MU DARIKU SIALAN?!".
Suara milik David, bosnya itu terdengar menggelegar. Membuat Linny kembali refleks melepas selang air itu dari tangannya dan menatap sang bos dengan pandangan miris bercampur meringis karena menahan tawa. Melihat penampakan pria tampan itu seperti kucing yang baru saja tercebur dikolam ikan. Basah dan berantakan.
"Sialan! Kau pasti sengaja, iyakan?!", David melotot tajam kearah gadis yang menjadi asisten rumah tangganya yang sudah bekerja padanya hampir satu tahun setengah tersebut dengan pandangan penuh amarah.
"Aku tidak sengaja tuan muda. Salah sendiri tuan muda mengagetkan ku", Bantah Linny membela diri.
Dengan menundukkan kepalanya dan kedua tangannya yang saling bertautan. Ternyata Linny diam-diam tengah berusaha menyembunyikan ekspresi wajahnya yang sedang menahan tawa. Dibalik kepalanya yang menunduk.
"Jangan pernah menyalahkanku ingat kau hanya pembantu disini. Dan kaulah yang salah, mengerti?!", Desis David tidak suka. Tanpa sadar pria itu sedikit memajukan kepalanya kearah lawan bicaranya yang bahkan masih menunduk tersebut.
"Aku tau tuan muda. Baiklah aku yang salah, maafkan aku". Linny akhirnya hanya bisa pasrah saja. Meski dalam hati gadis itu tengah memaki-maki sang bos dengan sumpah serapah andalannya.
"Bagus. Pergi siapkan baju ku sekarang".
"Ya, tuan muda".
Gadis itupun segera beranjak dari tempatnya. Tidak sempat menyadari bahwa wajah sang tuan mudanya sempat begitu dekat dengan wajahnya tadi. Linny melangkah pergi dan masuk kedalam rumah untuk menyiapkan baju tuan mudanya. Meninggalkan David yang masih berdiri disana menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan.
~~~<<<<<<Park-Lenny>>>>>>~~~~
Kini David sudah berada didepan gerbang rumahnya dengan Linny yang tengah membantu pak sopir taksi memasukkan dua koper kedalam bagasi taksi. Gadis itu tersenyum puas ketika ia berhasil mengangkat satu koper sedang yang cukup berat kedalam bagasi.
'Kenapa berat sekali? Apa tuan muda berencana menetap atau emang mau liburan sih?', Linny membatin dalam hati. Tetap saja heran meski sudah biasa seperti ini, hanya seminggu saja bawa barangnya selalu banyak kayak orang mau pergi berbulan-bulan. Huh, merepotkan!.
Lagi-lagi tidak menyadari kalau tatapan David, tuan mudanya kembali menatap kearahnya. Linny yang kini sudah selesai membantu meletakkan koper bosnya pun menghampiri sang bos dengan cengiran khasnya.
"Berhenti tersenyum bodoh seperti itu", ucapan sarkas itu sontak membuat Linny menatap kesal dan mencibir diam-diam sang bos menyebalkannya tersebut.
"Ck, dasar tuan muda menyebalkan. Udah cepat pergi sana", Gumam Linny setelah berada disamping tuan mudanya.
"Kau bicara apa tadi?", David menatap asistennya itu dengan pandangan menyelidik. Karena ia yakin sempat mendengar kalau gadis itu menggumamkan sesuatu tentangnya.
"Apa? Aku tidak bicara apapun. Tuan muda mungkin salah dengar", Linny menyahut penuh kemantapan. Menatap tepat kearah mata tuan mudanya yang dilapisi kacamata hitam itu.
'Dasar kuping kelelawar!', maki Linny dalam hati.
"Baiklah, aku pergi. Ingat selama aku tidak ada di rumah jangan pernah membawa laki-laki manapun ke rumah ini. Mengerti?", selalu pesan inilah yang pertama kali Tuan mudanya sampaikan padanya.
'Tentu saja. Kau pikir aku gadis seperti itu apa, Huh?!', tapi tentu saja jawaban tersebut ia telan bulat-bulat dalam hati.
"Ya, tuan muda. Itu sudah pasti", dan selalu berakhir dengan keluarnya kata-kata patuh seperti biasa.
"Tak terkecuali juga teman-temanku. Bila dari mereka ada yang datang bilang saja aku pergi liburan", setelah mengatakan hal itu David pun langsung masuk kedalam taksi yang sedari tadi sudah menunggunya.
Sedangkan Linny hanya memandang heran ucapan sang tuan mudanya. 'Ada apa dengannya?, aneh sekali. Biasanya juga kan emang begitu, dia habis terbentur sesuatu atau salah makan?'.
Tapi sebelum taksi itu benar-benar pergi, David sempat memanggil asistennya tersebut. Menyadarkan gadis itu dari keheranannya.
"Ada apa lagi tuan muda?", Linny kini sudah berdiri disamping taksi tempat penumpang dimana sang tuan muda berada.
Gadis itu sedikit membungkuk untuk menyamakan posisinya dengan bosnya. Sampai ia sedikit heran ketika sang tuan muda menyerahkan beberapa lembar uang ratusan ribu padanya.
"Ambillah, untuk jaga-jaga saja. Kalau kau ingin beli sesuatu atau apa. Ingat jangan boros", David langsung menjelaskan ketika ia melihat wajah mupeng Linny.
"Cepat ambil, kau ingin bertanggung jawab kalau aku sampai ketinggalan pesawat", sontak ucapan itu langsung saja membuat Linny dengan segera mengambil uang yang diserahkan padanya.
Sebenarnya gadis itu bingung, ia ingin marah tapi senang juga karena ternyata tumben-tumbennya tuan muda menyebalkannya ini memberinya uang cukup banyak lagi. Biasanya kan paling seratus ribu.
'Tapi sudahlah syukurin aja, mungkin tuan muda moodnya lagi baik kali'.
Batin Linny menebak sesukanya. Tak lupa dengan senyumnya yang terlihat begitu cerah."Terimakasih tuan muda. Hati-hati dijalan", ucap Linny tulus. Ia sempat melihat kalau tuan mudanya sedikit menganggukkan kepalanya, sebelum kaca taksi itu benar-benar tertutup.
Gadis itu masih berdiri di depan pintu gerbang rumah yang cukup mewah milik bosnya. Sampai taksi yang membawa pergi tuan mudanya sudah hilang dari pandangannya, Linny pun langsung saja masuk kedalam rumah bosnya.
Tentu setelah gerbang rumah tersebut sudah ia gembok dengan sempurna. Gadis itu kembali tersenyum senang, saat iris coklat gelapnya menatap beberapa lembar uang yang baru saja diberikan oleh David.
"Ah, coba tuan muda bisa baik begini tiap hari. Aku pasti tidak akan suka memakinya dalam hati", monolog Linny sendiri sembari masuk kedalam rumah dengan hati gembira.
Dan gadis itu pun kembali jingkrak-jingkrak senang setelah berada didalam rumah. Karena seminggu kedepan ia bisa terbebas dari segala bentuk perintah sang tuan muda menyebalkannya.
~~<<<<<<Park_Lenny>>>>>>~~~~
TBC................
YOU ARE READING
"Me And My Bos"
RomanceNamanya David Arga Wijaya, pria berusia dua puluh delapan tahun. Tampan, tinggi, berwibawa dan pastinya ia juga seorang bos dari salah satu perusahaan yang cukup maju dibidang ekspor dan Import yang ada di Jakarta. OK, bukankah pria ini terdengar am...