Daren's View
Aku pikir waktu pertama kali kenalan sama cewek yang namanya Vita, aku menyukainya tapi ketika dia sok akrab sama Bobby aku berasa pengen cakar mukanya apalagi waktu Bobby minta id line dia dan dengan mudahnya ngasih id linenya sama Bobby.
Dasar cewek sok kecantikan.
Cemburu. Iya.
Dongkol. Pasti.
Pengen cakar mukanya. Banget.Aku gak pernah mencoba untuk berubah karena ku pikir semua ini adalah takdir yang harus aku terima.
Aku baru menyadari ketidaknormalanku waktu kelas 1 SMP. Semua berawal dari kejadian yang selalu ku kubur dalam-dalam saat aku masih SD.
Bicara soal Bobby dia itu adalah sahabat yang merangkap jadi tetanggaku, setiap ada cewek yang dekat dengannya selalu ku gagalkan tanpa sepengetahuannya. Mengapa aku begitu? Yah karena aku merasa cemburu saat melihat ia bersama cewek lain.
Bilang aku egois karena menghalangi kisah cintanya tapi bagaimana lagi, saat aku melihatnya bahagia dengan cewek lain hatiku terasa diremas, sakit banget.
Dan sekarang ia pengen deketin cewek centil yang namanya Vita. Ya ampun hampir 2 tahun ia gak mencoba mendekati cewek, dan sekarang dia tertarik sama cewek yang menurutku biasa aja, iya sih semua cewek biasa-biasa aja di mataku.
***
"Daren kok kamu disini?" Kejutan, cewek ini lagi lagi ketemu sama aku dan lebih ajaibnya lagi kita bertemu di rumah makan.
"Rumah makan ini punya bunda aku," ia terlihat mengerutkan keningnya mungkin karena aku masih dongkol sama dia makanya nada ngomong aku agak ketus.
Dia tersenyum. Sok manis. "Kalau aku kerja disini" aku gak nanya.
"Kamu gak takut apa? Kuliah kamu terganggu gara-gara kerja?"
"Aku udah bilang sama bunda kamu kalau aku kerjanya hari sabtu sama minggu aja."
Aku mengangkat alisku lalu pergi dari hadapannya tanpa pamit, beginilah kebiasanku kalau aku lagi jengkel.
Aku mendekati bunda yang sedang membaca majalah. "Bun, ada orang baru ya?" bunda mengalihkan pandangannya dari majalahnya lalu menatapku.
"Iya. Kenapa? tumben nanya biasanya gak pernah."
"Gak papa sih, aku nanya aja kok."
Aku dan Bobby janjian akan mengerjakan tugas di sini. Ngomong-ngomong soal Bobby, ya ampun dia bakal sering kesini kalau tau Vita kerja disini.
Buru-buru aku mengetik pesan untuk menahan Bobby supaya enggak datang.
Bob, kita batalin aja deh ngerjain tugas hari ini di rumah makan. Aku lagi sibuk disuruh bunda ini itu, mungkin kita bisa ngerjainnya besok di rumah aku. Gimana?
Tak seberapa lama ku rasakan getaran yang menandakan pesan masuk. Mataku menangkap deretan huruf berharap moga Bobby mengiyakannya.
Padahalkan gue udah mau nyampe, gue lagi ada di warung beli minum. Yaudah deh kita undur aja ngerjain tugasnya tapi gue pengen kesana mau bantuin lo sekalian pengen makan gratis muehehe
Mampus dah semua ini karena kesalahanku yang bersikeras mengerjakan tugas di rumah makan sambil nyantai dan sekarang begini jadinya. Aku gak mungkin terlalu menahan Bobby buat gak datang, soalnya dia pasti curiga ada sesuatu yang ku sembunyikan darinya.
***
"Ren, lho katanya lagi sibuk kok diem sih?"
"Udah selesai kok."
Aku lihat ia menganggukkan kepalanya dan kepalanya mulai celingak-celinguk.
"Yaudah kalau gitu gue laper nih, mau pesen ah, gratis kan," aku menganggukkan kepalaku, kulihat ia ingin berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is A Gay
Teen FictionCinta segitiga yang benar-benar segitiga. Gimana tuh? Bobby naksir sama Vita, Vitanya malah suka sama Daren tapi Darennya suka sama Bobby.