Prolog

75 12 17
                                    

Matahari menyambut sibuknya kota metropolitan di Senin pagi ini. Ya, hari Senin dimana hari ini adalah tahun ajaran baru untuk seluruh jenjang sekolah.

Ranisha Azzahra, Perempuan kemarin sore baru saja menduduki bangku kelas 11 SMA Pelita.

Ranisha atau yang akrab disapa Rani ini memang salah satu murid cerdas di kelasnya. Ia menempati posisi 3 besar pada saat kelas 10. Sayangnya ia selalu berpindah sekolah. Dan kali ini untuk pertama kalinya ia menapaki kaki di SMA Pelita. Sekolah barunya.

Memiliki rambut panjang lurus nan hitam pekat, kulit putih, perawakan yang tinggi ideal, dan terpenting adalah Rani cukup cantik dengan mata sipitnya. Namun, ada saja orang yang tidak menyadari itu.

Rani adalah murid pindahan dari luar kota karena pengaruh pengalihan tempat kerja papahnya yang selalu berpindah-pindah dalam kurun waktu dua tahun sekali. Walaupun sejujurnya Rani merasa capai dengan urusan pekerjaan papahnya yang berdampak dengan dirinya juga. Tetapi ia mencoba untuk menerima segala keputusan papahnya. Toh, papahnya kerja juga untuk dirinya.

Sekarang Rani diantar oleh supirnya menuju Ruang kepala sekolah di SMA barunya.

Memang seperti itu kehidupan Rani. Pagi-pagi sekali orang tuanya berangkat kerja. Jadi lah setiap pagi ia menjadi anak Pak Ratno, supirnya yang sudah berusia setengah abad.

Rani sama sekali tidak menyalahkan orang tuanya yang berangkat kerja di pagi buta. Ia sangat bangga dengan sifat workaholic yang dimiliki kedua orang tuanya tersebut namun tidak mengurangi rasa perhatian dan rasa sayang untuk dirinya. Maklum, Rani adalah anak tunggal dari pasangan Randu dan Nishafa.

Sekarang kalian tahu 'kan mengapa ia diberi nama Ranisha? Haha.

Ia mengetuk dua kali ruang kepala sekolah yang dari luar saja sudah terasa udara Air Conditioner yang keluar dari celah pintu ruangan itu.

Pak Ratno sudah Rani suruh kembali ke rumah karena ia sudah menemukan Ruangan Kepala Sekolah.

"Assalamualaikum" salam Rani terdengar oleh kepala sekolah yang sedang menunduk dan langsung mengangkat kepalanya. Rani menyalami kepala sekolahnya itu.

"Waalaikumssalam" Kepala sekolah yang terlihat sudah rapuh itu pun berdiri dan mempersilahkan Rani duduk di kursi yang ada di hadapan Pak Broto—kepala sekolah baru Rani. "Kamu anak baru itu, ya? Sebentar"

Rani mengangguk meng-iyakan.

Pak Broto meraih berkas-berkas siswa yang ada di atas nakas di belakang kursi kebesaran miliknya. Ia memilah-milah dan mengambil salah satu berkas dari sana. Ternyata itu berkas milik Rani.

Pak broto membaca sekilas berkas itu sambil mengangguk-angguk kepalanya. Ia tidak lupa untuk berdehem sebentar dan membuka kembali mulutnya untuk berbicara

"Kamu sekarang boleh masuk kelas. Nanti akan diantar oleh wali kelas baru kamu." Pak Broto merogoh sakunya dan mengangkat sebuah ponsel dan memainkannya. "Sebentar."

Sembari menunggu Pak Broto menelpon seseorang, Rani memilin-milin rok nya sambil menunduk. Sudah menjadi kebiasaan dia ketika bertemu orang baru.

"Assalamualaikum" Salam dari wanita paruh baya yang berdiri di antara dua daun pintu.

"Waalaikumssalam" jawab orang yang berada di dalam ruangan dengan kompak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 09, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang