Chapter 4

23 4 0
                                    

"Dia?? Dia siapa??" kata Lia yang baru muncul.. "Gaes...ada suara nangis di depan kamar gua...padahal malem ini gua sendiri di rumah..keluarga gua lagi pada pergi...dan suara nya mkin deket...gua takut..." Balas Batara dengan tangan gemetaran.. Batara mengirim voice note "Tuh denger sendiri gaes gua g bercanda..." balas Batara "Kok sama sih Bat??? Gua juga denger suara itu..gua kira itu cuma di pikiran gua doang.." balas Septien yang tiba-tiba muncul di chat.. "SUDAH KUBILANG.."DIA" AKAN DATANG MENJEMPUT KALIAN"
Batara mengirim voice note

Semua membuka voice note tersebut yang berisi Teriakan Batara,suara perempuan menangis dan suara statik yang kencang.. "Tien..Lu masih disini??" Tanya Chuu.. Namun Septien tidak menjawab.. "Bat,Sep serius deh ini ga lucu tau..ayo keluar deh kalian..pasti kalian sedang ketawa sekarang udah berhasil nakut-nakutin kita.." Ujar Dennis

Wesley mengirimkan sebuah gambar

Di gambar itu terdapat wajah Batara dan Tien yang sudah meninggal dengan mata melotot dan ekspresi ketakutan yang sangat dahsyat "Waaaaaaaaahh!!!" Chuu berteriak.. "Bagaimana caranya dia bisa mengambil foto itu dalam waktu yang bersamaan?? Dan bagaimana dia bisa tahu rumah Batara dan Tien??!!" kata Dennis.. "BAGAIMANA SEKARANG? APA KALIAN PERCAYA??!" ujar Wesley "Shittt ga seharusnya gua ngundang dia!!" kata Shandi.. "Aduh bagaimana ini...aku mau left aja ah kalo gitu.." kata Lia... "Tadi aku udah coba buat left tapi gabisa malah error..." balas Chuu.. "Sial dia ga bisa dikick jugaa..!!" kata Shandi geram.. "JANGAN COBA-COBA KALIAN UNTUK LARI KARENA...TIDAK ADA YANG BISA KABUR DARI GAME INI...KALAU KALIAN BERANI.."DIA" AKAN DATANG KE TEMPAT KALIAN..CARA SATU-SATU NYA KALIAN TETAP HIDUP ADALAH..TETAP CHAT DI GRUP INI SAMPAI JAM 12 MALAM NANTI"

Siders (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang