Mohon like, comment, dan sarannya, ya ^^ Selamat membaca~
.
.
"Aku masih mau main sama Haneul," kata seorang anak laki-laki dengan sepasang pipi gempal, "tapi Haneul sebentar lagi pulang,"
Kedua sudut bibir anak itu tertekuk ke bawah, membentuk wajah cemberut yang lucu. Jemarinya bergerak menarik garis asal di atas tanah bersalju di depannya.
Seorang anak perempuan dengan topi rajut yang menetupi kepalanya, menoleh ke arah teman gempalnya itu. Ia berhenti sejenak dari kegiatan membangun manusia salju yang sedari tadi menyedot atensinya.
"Haneul juga masih mau main sama Soonyoung," anak perempuan itu menatap temannya dengan prihatin. Ia duduk di atas tanah dengan memeluk lututnya.
"Coba kita bisa bermain setiap hari. Bermain dari pagi sampai malam," kata Haneul lagi, "pasti asyik sekali."
Soonyoung mengiyakan. Ia tidak mengerti mengapa orang dewasa suka sekali menyuruh anak-anak untuk pulang ke rumah sebelum matahari tenggelam. Padahal Soonyoung ingin bermain bersama Haneul sepanjang hari.
"Ayah dan Ibuku pasti tidak suka bermain di taman. Makanya mereka selalu menyuruhku pulang sebelum hari gelap," tambah gadis berambut pendek itu.
Tiba-tiba Soonyoung bersorak.
"Aku tahu! Aku tahu bagaimana kita bisa bermain sama-sama terus!" wajah anak berpipi gempal itu sumringah.
Sepasang mata Haneul terbuka lebar-lebar.
"Oh ya? Bagaimana caranya?" tanya gadis kecil itu antusias.
Soonyoung cengengesan, memamerkan satu gigi depannya yang baru saja tanggal tadi pagi.
"Kita menikah saja!"
Haneul mengerutkan dahinya, mencoba mencerna teman sekelasnya di taman kanak-kanak itu.
"Ayah dan Ibuku kan sudah menikah. Mereka tinggal di rumah yang sama. Jadi, mereka bisa sama-sama terus sepanjang hari!" tambah Soonyoung, "tidak ada yang menyuruh mereka untuk pulang sebelum matahari tenggelam!"
