Ch. 1

1.4K 100 5
                                    

Seorang remaja itu tengah mengerjapkan matanya kala sinar matahari menembus jendela kacanya. Walaupun ia hidup di tengah tengah kekayaan dan dikelilingi oleh para maidnya, dia tidak ingin hidup bermanja manja. Ia mulai bangun lebih pagi mengingat hari ini adalah hari awal masuknya sebagai siswa kelas 12 di sekolahnya.

Ya, dia adalah Taeyong Lee putra dari pemilik perusahaan nomor 1 di Korea, Jinan Lee. Sedangkan ibunya adalah pemilik Brand Fashion ternama di Korea Selatan Hwayoung Lee. Taeyong adalah anak tunggal dari pasangan tersebut, namun perhatian yang mereka berikan kepada Taeyong tentu sangatlah sedikit, mengingat keduanya merupakan orang penting yang sangat sangat sibuk. Apalagi keduanya sekarang telah berpisah, dan Taeyong tinggal bersama ayahnya.

Taeyong melangkah menuju kamar mandi, untuk membersihkan diri. Lalu mengganti pakaiannya dengan seragam sekolahnya. Celana berwarna krem, kemeja broken white, Jas senada dengan celananya dan tak lupa dasi berwarna krem yang menggantung di lehernya membuat kesan maskulin dari Taeyong Lee tak dapat dihindari.
Ia menyemprotkan parfum nya ke pergelangan tangannya dan juga lehernya.

Ia berjalan santai menuju ruang makan yang disambut oleh para maidnya.
"Selamat Pagi, Tuan Muda Lee" sambut para maid.
Taeyong hanya menatap mereka satu persatu dengan tatapan dinginnya. Kemudian duduk tenang di meja makan.
"Dimana Ayah? Dia belum juga pulang?" Tanya Taeyong pada salah satu maid disitu.
"Ayah anda belum pulang, Tuan Muda" sahut Kepala Maid.
Taeyong hanya berdecak kesal karena hampir seminggu ayahnya tidak pulang kerumah.
"Apa kerjaannya sepenting itu, hingga ia rela tidak pulang kerumah?!" Geram Taeyong.
Lalu Taeyong meminum susu yang telah disiapkan para maidnya, sambil meraih tas dan mengambil roti gandum lalu memakanya sambil berlalu ke arah mobil yang telah disiapkan.

"Mana kuncinya?" Tanya Taeyong pada supirnya.
"Tapi tuan muda, tuan besar memerintah saya untu-" belum menyelesaikan kalimatnya, ucapan supir itu terpotong oleh Taeyong.
"Aku sudah kelas 12, ahjussi" bantah Taeyong.
Supir itu pun menyerahkan kunci pada majikannya itu. Taeyong pun mengambilnya dan masuk ke dalam mobil ferrari hitamnya itu dengan memakaikan kacamata di mata tajamnya itu. Ia pun berlalu

*skip

Di sekolah remaja putri sedang meneriakkan nama namja yang sangat tampan itu. Apalah daya, murid murid perempuan baru pun ikut melongo melihat ketampanan yang dimiliki oleh sunbae nya itu. Sedang yang dielu elukan namanya hanya berjalan santai menuju kelas barunya.
"Ya! Taeyong Lee! Yeogi (kemari)!" Kata namja tinggi blasteran itu. Para yeoja pun ikut mengelukan nama nya.
"Ada apa?" Tanya Taeyong datar.
"Aish! Kau ini. Ayo ikut aku." Ajak namja bernama Johnny itu sambil merangkul dan menariknya menuju kelas baru mereka. Taeyong hanya melangkah malas mengikuti Johnny yang over antusias itu.
"Kau tau, aku masuk kelas superior!" Kata Johnny sumringah.
Sedang taeyong hanya menatapnya malas.
"Lalu? Aku harus memelukmu, berjingkrak jingkrak sepertimu, dan cekikikan sepertimu, begitu?" Geram Taeyong.
"Ah, tidak juga sih.. btw Tae, kali ini aku tidak sebangku dengan mu yah.. kau pasti tau alasannya kan??" Pinta Johnny.
"Ne. Seulgi kan, baiklah. Pasti juga ada teman sebangkuku yang lebih keren dari mu." Taeyong menyahut.

*skip

'Kenapa murid disini ganjil? Lebih banyak perempuan lagi.. dan mereka tidak menyenangkan' batin Taeyong.
Para murid langsung duduk ketika tiba tiba Sehun Songsaenim masuk.
"Selamat pagi.." sapa Sehun songsaenim.
"Pagi ssaem" jawab para murid
"Puas liburan?" Tanya sehun songsaenim.
"Ya ssaem" jawab para murid sambil cecengiran satu sama lain.
Sedangkan Sehun sonsaenim melihat Taeyong yang sibuk menatap bangku kosong sebelahnya.
"Taeyong ssi, kenapa kau terus melihat bangku kosong sebelahmu?"
Tanya Sehun songsaenim
Taeyong yang asalnya melamun menjadi melihat gurunya itu dengan tatapan kikuk nya.
"Dia galau ssaem, aku tidak duduk dengannya lagi.. ahahah" timpal Johnny. Taeyong hanya merengut sebal mendengar itu.

*tok tok tok

"Masuk" sahut Sehun songsaenim
"Ah, ssaem ada murid pindahan" kata guru cantik itu. Seluruh murid kelas itu menatap murid baru, kecuali Taeyong. "Ah, kau. Ayo masuk." Soyoung songsaenim menyuruh murid pindahan itu masuk.
"Saya undur diri" izin soyoung ssaem sambil tersenyum.
"Ah, ya" timpal sehun songsaenim.
Lalu soyoung songsaenim menutup pintu.
"Ayo kemari. Perkenalkan dirimu" kata sehun songsaenim.
"Nama saya Yoojin Lee, asal dari Incheon. Senang bertemu kalian" sapa Yujin dengan senyum yang menawan itu.
Sehun songsaenim pun menyuruh Yoojin untuk duduk "dan, Yoojin karena tempat duduk disini tinggal satu, silahkan duduk di samping Taeyong Lee. Taeyong hanya menoleh pada ssaem nya lalu fokus pada bukunya lagi. Para murid laki laki segera menyapa Yoo Jin dan mengajaknya berkenalan. Lalu ssaem mereka menghentikan para murid pria yang sedari tadi sibuk menyalami Yoo Jin dengan tatapan terkagum kagum, kecuali Taeyong.
Merasa lelaki di sampingnya tidak merespon ia, tangan Yoo Jin tergerak untuk bersalaman dengannya.
"Hai. Aku Yoo Jin, senang berkenalan dengan mu" sapa Yoo Jin ramah.
"Taeyong" balas Taeyong dingin.
Memang begitu, ia selalu bersikap dingin pada orang orang yang tak begitu dekat dengannya.

*kring kring kring

Bel pulang sekolah berbunyi. Taeyong beranjak dari tempat duduknya. Tapi ada tangan yang menahannya. Taeyong menoleh dengan tatapan datarnya dan ternyata itu tangan Yoo Jin.
"Apa?" Tanya Taeyong datar.
"Eung. Kau tau penginapan yang murah dekat sekolah?" Tanya Yoo Jin dengan mata sendunya.
"Kenapa?" Balas Taeyong datar.
"Eung, sebenarnya saat aku datang kesini.. aku.. ah.. --" Yoo Jin bingung karena ia bermaksud menanyakan penginapan yang murah tapi ia takut dikatai orang di depannya ini dengan kata 'ceroboh' atau 'kalau mau pergi ke suatu tempat siapkanlah sesuatu dengan baik.
"Aku apa?" Taeyong masih melihatnya datar.
Yoo Jin melepas pegangan tangannya pada tangan Taeyong.
"Kau tau tempat tinggal disini yang biaya sewanya murah? Ah, maksudku rumah sewa?" Tanya Yoo jin gugup karena Taeyong hanya menatapnya tajam dan datar.
"Disini tidak ada" jawab Taeyong datar.
"Tidak ada ya?" Sahut Yoo Jin agak takut dan khawatir.
"Hotel?" Tanya Yoo jin lagi dengan ragu.
"Kau itu anak konglomerat mana sampai sampai memesan kamar hotel?" Jawab Taeyong ingin tertawa namun ditahannya.
"Pasti mahal ya, ya sudah kalau begitu. Terimakasih atas waktumu" jawab Yoo Jin dengan senyum kecewanya. Taeyong merasa percakapan sudah selesai pun berjalan keluar kelas, namun hatinya iba terhadap Yoo Jin.
"Kau tidak mau keluar?" Tanya Taeyong
"Kalau pun aku keluar aku akan pulang kemana?" Jawab Yoo Jin sedih, ia menunduk.
"Kemari" panggil Taeyong sambil mengutak atik ponselnya.
Yoo Jin hanya menurut dan berjalan ke arah Taeyong dengan wajah kecewanya.

Taeyong menelpon Kepala Asisten Kang
"Yoboseyo.. Kang nim" sapa Taeyong dari ponselnya

"Carikan tempat tinggal yang biaya sewanya murah di Seoul, kalau bisa dekat dengan sekolahku."

"Baik" kata Taeyong sambil menutup panggilannya.
Yoo Jin hanya menganga karena itu.
"Tae, kau tidak perlu repo--" mohon Yoo Jin dipoting Tayong.
"Sshh.. kau tidak merepotkanku. Sambil menunggu kabar dari Kang Nim, kau tinggal saja di rumahku. Tenang, tidak ada biaya sewa. Dan aku tidak akan macam macam padamu. Kau bukan tipeku" timpal Taeyong sambil menaruh ponselnya di saku jasnya.
"Tapi Taeyong, bagaimana dengan orang tu--" tanya Yoo Jin dipotong Taeyong.
"Mereka sibuk, tidak ada dirumah.. hah. Hari semakin sore, ayo pulang" kata taeyong sambil menarik tangan Yoojin ke parkiran sekolahnya.

TBC

Hai.. ini ff pertama aku.. aga gaje maaf ya. Hihi.. penulis amatir... kalo suka Vote ya.. dan Mohon comment nya untuk perbaikan ff ini.. dan alur ceritanya.. Terimakasih.. Love you..
~Ay~

Taeyong : I Leave My Heart For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang