Awal aku bertemu dengannya, tak ada sepatah katapun yang dapat kuutarakan saat melihat senyum itu. Betapa tenangnya hatiku saat melihat mata itu, betapa nyamannya perasaanku saat mendengar suaranya.
Dia Renaldo, seniorku di perguruan tinggi yang berhasil membuat hatiku berdegub tak karuan saat ada didekatnya.. bahkan hanya karna melihatnya.
Aku tak tau benar dengan perasaanku padanya, yang ku tau saat senyum indah itu terukir tentram dan damai yang selalu kurasakan. Masih bingung sebenarnya bagaimana cara dia dengan cepatnya merebut hatiku yang menurutku ini adalah hati batu. Jujur saja aku tak pernah menyukai pria hingga membuat mimpiku tak karuan tiap hari datang bertubi-tubi padaku. Dia abstrak bagiku, namun menantang untuk ditaklukan. Tak tau juga sejak kapan aku terobsesi dengan seorang pria seperti ini... entahlah mungkin sejak ciptaan Tuhan yang indah itu hadir dan sekejab saja mencuri hatiku.
Namun aku juga sadar, mungkin aku hanya sebatas angin yang berlalu-lalang disekitarnya. Mungkin juga baginya aku hanya sebatas junior yang biasa-biasa saja, walaupun memang kenyataannya begitu. Tak ada harapan lebih, hanya saja hatiku terus memaksa untuk mendapat balasan. Aku sudah selalu mencoba melupakan, namun hatiku masih terus memaksa untuk terus mencintai walau kutau ini akan sakit nantinya. Aku mengambil resiko untuk tetap mencintainya karna ada secuil harapan yang tumbuh, karna aku juga meyakini bahwa cinta tak pernah salah.. namun waktu saja yang mempertemukan kita terlalu cepat. Aku juga tak menyalahkan takdir yang mempertemukanku dengannya terlalu cepat,malahan aku bersyukur karna akibat pertemuan ini aku bisa merasakan bagaiman menyukai seseorang. Ada banyak kemungkinan yang akan terjadi, mungkin saja cintaku adalah cinta sepihak.. namun hatiku masih tetap bertahan pada pendiriannya bahwa "Aku menginginkannya"