'Keep it mello'

326 13 8
                                    

Sejak dulu, ekstrovert dan introvert selalu dielu-elu kan sebagai partner terbaik. bukan hanya untuk keseimbangan, tapi juga untuk saling tumbuh dan pengembangan diri. Namun, sayangnya disini mungkin tidak akan semanis dan se-berwarna itu. Tidak akan seceria dan menggebu-gebu seperti itu.

Ini adalah sepenggal cerita tentang 'sepasang introvert' yang masing-masing begitu menikmati kesendirian, mirip tetapi memiliki sistem operasi yang berbeda.
Hati kah... Logika kah? tak jarang terjadi 'slash' yang kencang dalam hubungan anomali tersebut, sekilas nampak absurd dan terkesan mustahil bisa bersatu. Mello, itulah irama mereka.

Apalagi kalau mengingat, salah satu dari mereka ternyata asexual!

Josh punya sedikit masalah dalam menyampaikan 'perasaan' nya. Maka dari itulah dia menggunakan sex untuk menunjukkan perasaannya.

Disaat yang sama dia juga sebenarnya telah 'menunjukkan' segalanya, tiap inci semua bagian yang ada pada diri nya. Semua bekas luka, goresan bahkan bekas patah tulangnya. Semua nampak jelas dimata Ethan Turner.

Kata-kata nya yang blak-blakan, raut wajahnya yang stoic dan sorot matanya yang tajam seakan dapat membunuh siapa saja hanya dengan satu kesalahan itu mulai luluh saat bertemu manik coklat miliknya. Dan hanya untuk dirinya pula, Josh tak jarang memperlihatkan sedikit goresan emosi yang tipis, dan mungkin bahkan tak dapat Ethan duga sebelumnya.

Beruntunglah Ethan yang memiliki sedikit anugrah atau mungkin kutukan? Karena semua yang ada didepannya seakan menyatu dengannya dan emosi yang bertebaran diudara selalu meresap dibenaknya, Ethan sendiri mengakui bahwa terkadang ia sendiri tak menyukai perasaan itu. dan Josh sering menyebutnya sebagai 'emotional sponge' atau yang lebih gampangnya disebut sensitivitas.

Joshua Evans cukup percaya diri, dan mengklaim bahwa ia sudah sangat mengenal Ethan. ia bisa mengerti segala simbol dan tak jarang menebak isi kepala ethan dengan penalarannya dan selalu berpegang pada efektivitas.

Josh percaya padanya, bahkan ia tak jarang berusaha untuk lebih berhati-hati dalam berkata, terutama jika itu menyangkut prinsip-prinsip ethan dan mencoba untuk selalu berpikiran terbuka saat bersamanya, ia juga selalu mencoba untuk menunjukkan bahwa ia peduli kepada Ethan.

Namun, sayangnya hal itu tak bekerja pada Ethan??

Josh memang tidak akan mengucapkan 'I love you' disetiap saat seperti 'Joshua' yang menjadi topeng nya.

Ia tidak bisa kembali menggunakan 'topeng' itu, tidak jika ia benar-benar peduli pada Ethan, karena ia tahu sekali, kepekaan Ethan yang seakan bisa melihat setiap kata dan maksud hati itu jelas hanya akan memperburuk keadaan. Tapi masalahnya, Josh lagi buntu dan ia sama sekali tak punya pengalaman 'real' dalam status hubungan yang juga real.

he just doesn't have the background.

Maka dari itulah, saat Ethan mulai memuji nya dan sedikit menggodanya...

Tanpa bisa dicegah, Josh tersipu malu, karena tak ada seorangpun yang pernah memuji sosok Joshua Evans yang sesungguhnya. Selama ini selalu 'Joshua' yang mendapatkannya, atau 'Mr.J' yang dipuji akan skill detektif nya yang luar biasa atau kemampuan melayangkan pukulan miliknya.

Sore ini Josh nampak... lesu? , entah sejak Ethan Turner sang err... partner? kekasih? mutual? Mengakui bahwa dirinya adalah seseorang yang asexual.

Sejujurnya Ethan sendiri tak mengira kalau Josh bakalan terkejut, karena...

It's not like you hid it!
It's not like you even knew how to hide it!
It was
a part of you, it always had been a part of you.
And he was
supposed to be a detective right? The greatest in the world?
So didn't he notice when your eyes didn't dilate enough, or
your breath didn't quicken like it was supposed to, or
whatever?

Inilah ethan, dan sisi ego nya. Hah? Cinta?
Tentu saja, ethan jelas jatuh cinta dari ujung kaki ke kepala pada josh atau lovestruck atau mungkin sudah tergila-gila padanya.

Masalahnya adalah, dia hanya merasa 'jauh' dari Josh. Dan ini bukan berarti Josh nya tidak peduli atau apa, Josh hanya sedang berpikir, dan nampak nya dia juga jelas sedang kebingungan.

Seakan-akan barusan Ethan telah memberinya suatu problema yang kompleks yang didalamnya terdapat code dan simbol yang kritis dan tertulis didalam bahasa yang tidak diciptakan dimuka bumi ini, dan yang menjadi pembahasahannya adalah suatu subjek yang bahkan tidak pernah exist diseluruh di dunia termasuk jagad raya.

He seemed...dazed.

2 jam Ethan memperhatikannya, ia memutuskan duduk disampingnya dan meraih helaian rambut Josh dan menyampirkan dibelakang telinganya.

Josh sedikit tersentak dan baru menyadari bahwa ethan sudah duduk didekatnya, sambil menonton layar tv yang sedari tadi ia abaikan.
Josh memberikan senyuman pada Ethan, kalem, ramah, sinetron!

Fake

Semua jelas terlihat diraut wajah ethan meski ia tak ingin menunjukkannya.
Ethan menaikkan satu alisnya, dan Josh memberikan tatapan menyesal.

"Hai"
Sapa Ethan memulai percakapan.
"Ah" jawab Josh singkat, suara nya yang dalam dan stoic terdengar menyenangkan.
Sedetik kemudian tak ada yang bersuara, dalam ketenangan, suara iklan dari berita yang mengisi keheningan.
Ethan menatap Josh sesaat sebelum merebut remote tv yang ada di genggaman Josh dan bangkit, belum sempat membuka mulut ethan sudah mendudukkan diri di pangkuannya.
Josh mengerjabkan mata, terlihat sedikit kaget, tak lama tangannya melingkari pinggang ethan, menunjukkan inisiatif.

"Hei," ucap Josh. Ethan hanya tersenyum dan mengubur wajahnya disela leher dan bahunya.
Josh menyadari posisi ethan yang kurang nyaman dan mencoba mengatur posisinya.
"tidak, jangan bergerak..."

"Kau 'tidak' perlu memaksa-"
"Aku tidak memaksakan diri", potong ethan disela-sela pembicaraan, "aku sendiri yang menginginkannya"
"aku akan merasa bersalah jika aku... memang benar membuatmu melakukan hal yang tidak kau inginkan. hanya demi menyenangkanku"
Sebuah gigitan menghiasi leher Josh, ethan memutar bola matanya.
"Hanya karena aku tidak begitu tertarik pada hal seksual, mungkin sekitar 90%, bukan berarti aku membencinya"
"maksudmu" tanya Josh, sedikit penasaran dengan penjelasannya.
"Well.. ", Ethan menarik kepala Josh ke dadanya. "yah.. meski aku suka 'kissing' "
"huh?"
"atau yang seperti ini" Ethan menempelkan kedua tangannya didada Josh.
"Aku suka mendengar suara detak jantungmu"

Dannn... Blushh..

Joshua Evans, OMG, demi apa blushing tepat didepannya.
Wajah Ethan yang memancarkan kelembutan hanya tersenyum tipis.

Bibir Josh terasa kering, saat ia membuka mulutnya untuk mengungkapkan kalimat balasan.
"aku-" mulainya. "baiklah"
Ethan tertawa kecil dan menunduk, menempelkan sebuah ciuman ke pipi Josh yang kembali memerah.
"dan aku juga menyukai ini," ucap Ethan mengakuinya.
"pipi?"
"ara, kamu blushing", goda Ethan sambil menyeringai, jarang-jarang dia menjahili Josh seperti ini.
Josh tersigap dan menyanggah keras. "Aku tidak!" Protesnya.
"kamu manis"
Warna merah dikedua pipi nya malah makin nampak. "Aku ini seorang billioner playboy," jelasnya mengingatkan "aku juga bahkan melakukan pekerjaan kotor untuk membasmi sampah yang mengotori kota ini. Jadi aku tidak-"
"Adorable," ucap Ethan keras kepala.
"Absolutely adorable."

-End-

MelloTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang