Just a second

46 2 0
                                    

Cast: Greyson Chance as Alan kitzens

          Connie Talbot as Anita miller

          And other fiction character.

Magic

Mother told about what love is.

Love makes everything come alive

It can turn ugliest caterpillar into most beautiful bufterfly

Can change the world no dark, or sad, or hurt

But love isn’t strong enough,

For stop your mother from dying

And can’t give you father,

That you never really had

And now everything left you alone in this world

No magic...

If you just think, you never know,

How magic feels like...

Magic, love? Not one of them is true...

            Butiran halus berwarna putih jatuh berurai ke tanah berubah menjadi butiran cristal es, warna hijau taman berubah menjadi lautan putih karena tertutupi salju. Gadis ini masih sibuk membuka lembar demi lembar bukunya mencoretkan satu persatu kata melalui balpoint pink miliknya. Sekarang dia berhenti menulis karena seseorang berteriak memanggil namanya.

            “Anita...Anita lihat ini!” gadis yang ternyata bernama Anita itu menghampiri wanita yang memanggilnya seraya terus menebar senyum. Dia—wanita—menunujukan selembar kertas pada Anita. Anita hanya tersenyum senang, entah apa yang tertulis di kertas itu tapi yang jelas wanita itu terlihat kegirangan saat membacanya.

            Malam ini salju turun cukup hebat, anita terus memaksa mengemudikan mobilnya meski sebenarnya kaca mobil hampir tidak bisa memperlihatkan jalan. “what the hell?” geram Anita, tiba-tiba mobilnya berhenti anita bergegas keluar dari mobil. Dia memeriksa keadaan mobilnya, “aarrggh Damn mobil ini mogok lagi!” gerutu anita, jalanan kota quebec terlihat sepi, ya tentu saja karena quebec bukan kota besar, kota ini hanya kota kecil di pinggiran kanada. Pantas saja jika jam 12 malam kota ini akan sunyi seperti tak berpenghuni. Anita hanya tertunduk lemas di pinggir mobilnya, malam sudah terlalu larut dia bingung pada siapa harus meminta pertolongan. Hawa dingin kota quebec semakin menjadi anita terus menerus menarik dan mengeratkan jaketnya, sesekali dia menggosok-gosok kedua telapak tangannya agar tetap hangat.

            Hampir setengah jam anita mematung di jalan berharap ada orang yang melihatnya dan memberikan pertolongan tapi sampai menit ke-30 tak ada satupun yang lewat hingga akhirnya sebuah mobil melaju mendekatinya. Anita kaget bercampur senang akhirnya ada yang melihatnya, seorang pria keluar dari mobil itu dan menghampirinya.

“apa yang terjadi nona?” tanya pria itu.

Anita kaget tak percaya melihat pria di depannya dia menatap pria itu lekat dan tak berkedip sedikitpun, anita mengenali sosok itu, pria ini dia...

“Alan...mungkinkah?” ucap anita pelan. Air mata anita jatuh pria ini Alan kitzen. Pria dihadapannya tak kalah kagetnya dengan anita tubuhnya bergetar langkahnya gontai.

“Anita... benarkah kau anita?” ucap pria yang ternyata bernama Alan. Mereka saling menatap satu sama lain, mencoba mencerna kenyataan di hadapannya.

            Alan kitzen, pria yang dulu pernah anita cintai bahkan sampai sekarang anita masih mencintainya. Cinta anita tidak bertepuk sebelah tangan karena alan juga mencintai anita, tapi sayangnya anita menyakiti perasaan alan. Alan kitzen pria yang mencintai anita dengan tulus, satu-satunya pria yang menerima anita apa adanya, satu-satunya pria yang tidak pernah memandang anita sebelah mata karena dia penyanyi bar, satu-satunya sahabat yang selalu bermain bersamanya. Tapi sayangnya anita meninggalkan alan tanpa pesan, dan melupakannya begitu saja. tidak... tidak begitu saja anita melakukannya karena satu alasan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 12, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Just a secondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang