Part 1

46 1 0
                                    

*Dalam revisi harap maklum*
Agar enak dibaca gaes.
.
"Setelah membuat semuanya rumit, aku ingin menemukan seseorang yang menuntunku keluar dari kerumitan ini "
.
.
.
.
.

" Sudah kubilang mama hanya harus percaya padaku ! Jangan kenalkan aku pada anak arisan mama lagi " ucap lelaki tampan itu dengan kesal .

Setiap hari dimakan pagi , selalu hanya itu topik yang dibicarakan .

James Hill. Rahang tegas, berbola mata biru, sudah berumur 27 tahun tapi single.

Tampan , mapan tapi dingin.

Membuat susah para wanita untuk mendekatinya. Bahkan berkenalan saja tidak sempat jangan harap melirikpun tidak pernah.

Kejadian itu membuat lelaki tampan ini berubah dengan sangat drastis.

Dan di umur 27 ini membuat ibunya cukup jengah . Ia pantas mendapat istri diumurnya.

Tapi sang empunya sendiri tidak peduli , pekerjaannya lebih bisa mengalihkan dunianya untuk saat ini.

" Baiklah mama juga capek huh , kau ini menyebalkan " ucap Herlina Hill sambil mengerucutkan mulutnya.

Herlina Hill, ia sendiri juga heran menunggu putranya bisa kembali membuka diri. Dari mengenalkan teman bisnis suaminya hingga anak teman arisannya.

James sungguh tidak tertarik sama sekali. Ia hanya kawatir karena james tidak bisa mengurus dirinya dengan baik. Jika ia mau mengurus anaknya ia akan bicara bahwa dia sudah dewasa dan tak mau diatur.

Ia tau anaknya butuh istri.

" Sudahlah ma , biarkan pada pilihannya. Jika terus seperti ini tentu tidak usah kawatir perusahaan tidak jadi warisannya. Bukankah cukup menyiksa " suara bariton milik Mark menyaut pada topik ini .

Ia tau James anaknya memang butuh waktu, James memang benar benar menurunkan sifat darinya. Tapi istrinya begitu kekeh agar James ceoat membuka hatinya.

Mark Hill terkekeh dengan apa yang ia bicarakan barusan , sebenarnya ia tidak begitu serius.

Hanya agar wanita yang dicintainya tersenyum, yaa..Agar Herlina tersenyum.

Mark Hill ia begitu mencintai istrinya. Diumurnya yang menua tak membuat karisma ketampannya luntur justru ia terlihat seperti pasangan muda jika sedang bersanding dengan Herlina.

Ia juga tidak pelit untuk membagi ketampanannya kepada James.

Ia sangat ingin tau suatu saat siapa wanita yang bisa merubah anaknya terutama membuatnya bahagia.

"ckckckck mengancam hmm?! " decak James membuat Mark dan Herlina tertawa.

" Kurasa aku sudah menyelesaikan makan. Aku akan berangkat ada meeting penting "

Setelah berpamitan, ia segera menuju ke mobil kesayangannya dan bergegas menuju kantor.

30 menit lamanya telah ,ia kini sampai di kantornya.

Tampak semua menunduk hormat , karena mereka tau persis CEO perusahaannya sedang berjalan melewati ruang kerjanya.

Tapi sang empunya tak menunjukan senyum atau bahkan sekedar ingin membalas sapaan dari karyawannya.

Tidak akan dan mustahil.

Dan ia harus kembali kerutinitasnya. Yang menurutnya rumah kedua dan dunianya.

Terus berkutat dengan pekerjaannya membuat ia lupa dari tadi ada yang mengetuk pintu.

Ia tau itu pasti HRD, ia baru saja memanggilnya.

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang