Our Memory

998 104 5
                                    

30 Desember 2016

Beautiful in White

T / SasuHina / Romance

Disclaimer: Masashi kishimoto

.

.

.

Typo dan alur cepat

Don't like, don't read, don't make your power useless to flames

Sebuah fict yang mengalir saat menemukan kebaya putih yang mau saya bawa ke Jepang, saya persembahkan untuk event SHBF10; Memori

.

Beautiful in White

© Hikari No Aoi

.

Selamat membaca :3 semoga menghibur :3 damai itu indah

.

.

.

Sudah bukan hal yang umum lagi jika warna, digunakan sebagai simbol dari emosi. Atau, harapan. Seperti warna merah yang diartikan berani, dan putih yang bermakna suci. Dan ya, sebenarnya aku setuju. Meski warna yang lebih cocok untukku adalah hitam, setidaknya itu lebih baik daripada warna merah yang bersanding dan berada disisinya-Hinata. Hah, aku benar kan?

"Uhm, ja-jangan lihat begitu," putih adalah warna yang sangat menyatu dengannya. Suci, dan bersih. Seperti gaun backless dengan potongan depan rendah yang ia kenakan saat ini.

Istriku begitu cantik.

"S-Sasuke-kun, kau membuatku malu—"

"Hinata." Namun aku masih menatapnya, betah berlama-lama memandang iris lavender yang memukau itu. Toh disini, tak akan ada lagi yang akan mengganggu. Mati kalau berani mencoba.

Wajah kecilnya mendangak. "Y-ya?"

"Menurutmu... mengapa saat kita menikah, aku memilihkanmu gaun putih?" istriku mengernyit. Dan bibir mungilnya terbuka meski tak ada kata yang keluar dari sana. "Kau tahu?"

Manik mutiaranya mengerjab, dan ia-Hinata menggelengkan kepalanya pelan. "Ti-tidak."

"Itu karena, aku sudah berhasil." Aku bangkit, membelakanginya untuk melepaskan dasi sialan yang terasa menjerat leherku. Semua acara resepsi hari ini membuatku pegal, kesemutan, bahkan wajahku terasa kaku karena harus tersenyum saat menyalami tamu. Tapi aku menyukainya. Kapan lagi bisa merasakan semua rasa menyebalkan ini dalam hidupmu? Pernikahan itu kalau bisa hanya sekali. Dan aku juga mengakui kesakralannya, oleh karena itu aku tidak main-main. Karena saat menikahi Hinata... aku ingin memberikan semua yang terbaik untuknya. Tak lama kemudian, ia ikut berdiri dan membantuku.

"Ke-kenapa berhasil?" jemari mungilnya, bergerak dengan halus. Samar-samar, aroma lavender mulai tercium dari jarak kami yang saling berhadapan. "Kukira Sasuke-kun suka warna hitam. Ah, ta-tapi kalau mengenakan gaun hitam saat pernikahan... sepertinya sesuatu."

"kau tahu makna dari warna putih, kan?" Gerakan tangannya tiba-tiba berhenti. Ia mengangguk perlahan, dan wajah istriku semakin merunduk untuk menyembunyikan pipi merahnya. Lihat, dia sudah menjadi dewasa. Meski masih malu-malu saat kami mulai membahas hal tabu.

"S... suci?"

Aku mengangguk, lalu meraih dagu kecilnya untuk membuatnya menatap mataku. "Kau masih suci sampai kita menikah. Jadi aku berhasil. Dalam hal ini, menjagamu."

Beautiful in WhiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang