Bisa nebak?

8 1 0
                                    

Keranjang buah yang menggantung di tanganku seketika lepas melepas kepergian sahabatku yang terbaring lemas di atas ranjang rumah sakit itu. Tante Raya menangis tersedu-sedu melihat kematian putra bungsunya, sambil menggenggam tangan putranya itu ia membisikkan kata-kata yang isinya harap-harap agar putranya tidak pergi.

Sedangkan kakak satu-satunya tergeletak pingsan di lantai dan tidak ada yang menolongnya. Termasuk gue, apa yang gue lakuin disini. Kita cuma berempat di kamar rumah sakit peninggalan Belanda yang sudah mulai terawat lagi.

Suasana ini sangat dramatis gue pikir. Keranjang buah gue jatuh, ibu sahabat gue nangis penuh pengharapan, dan kakaknya yang tergeletak pingsan di lantai sambil kejang-kejang.
Oke, oke, gue ngeliat ini dari sisi luar. Pasti sisi dalamnya bakal beda.

Gue nggak bisa nahan tangis yang harusnya udah keluar dari 5 menit yang lalu. Yah, lo tahu kan kalo selama 5 menit itu gue ngeliat suasananya dari sisi luar, hmm kayak seketika dunia membeku terus kita doang yang bisa gerak dan lihat semuanya. Mungkin saat itu lo bisa ketawa sendiri, mikir kalo disaat itu lo kenapa bisa ada di kejadian itu dan ngeliat kayak tante Raya sama kakak sahabat lo yang lagi kayak gitu dan bertahan kayak gitu dalam waktu yang yah lumayan lama. Pernah nggak sih lo mikir gitu?

Untuk bagian diatas apabila kalian ga ngerti abaiin aja.

Aldi, sahabat gue dari kecil yang selalu berangkat sekolah bareng, sekolah bareng, duduk bareng, belajar bareng, makan bareng, cerita bareng, pulang bareng, jalan bareng, main bareng, curhat bareng, nangis kadang-kadang gue sih, ketawa bareng, dimarahin bareng, dipuji bareng, ngerjain pr bareng, dan banyak bareng-bareng yang lain.
Dia itu sahabat cowok yang baik banget menurut gue, nggak ada yang bisa gantiin dia. Udah perhatian, sabar, pinter, ganteng lagi. Sayangnya dia udah nggak ada sekarang. Sedih.

✌✌✌✌✌✌✌✌✌✌✌✌✌✌✌✌✌✌✌✌✌✌✌✌✌✌✌✌

"Oke kenalin gue Aira mencari cinta, anak jomblo ngenes, freak, kadang-kadang suka bersedih, bisa dibilang agak alay, suka ketawa gajelas, hobi gue berimajinasi, umur gue hmm yang jelas masih muda lah ya dari kalian, gue anak setengah rumahan setengah main, terus oiya nambah, hobi gue makan, gue suka makan sayur bening, sayur asem, sayur daun pepaya, ikan bakar, udang bakar madu, udang asam manis, cumi goreng krispi pake saus, cumi asam manis, ayam goreng, ayam yang biasanya warna putih bikinan warteg sebelah rumah alias tetangga gue, ayam bakar, ayam goreng, ayam krispi yang punyanya blabla chicken itu lho, nasi bakar, nasi goreng, nasinya mbak rah, mbak ning, mbak puput, sama timun. Sekian ada yang mau ditanyakan?"

"Maaf, Aira Mencari..Cinta ya? Eh iya, kamu teh belum memenuhi daftaf perkenalannya ehe. Tapi kalo kamu ngelanjutin waktunya nanti nggak cukup buat teman-teman yang lainnya, apalagi kamu nomor absen satu dan tadi ibu datangnya telat ehe, jadi hmm gimana ya?"

Gue memandangi wajah Bu Ike dengan senyum berseri-seri.

"Oh gitu ya Bu, gini, saya percepat ini singkat kok, oke, semua data saya yang digunakan untuk perkenalan ada di administrasi sekolah, sekian terimakasih."

Semua orang memandangi gue. Tatapan mereka flat gitu, nggak tahu kenapa.

"Sudah Bu"

"ehe oh iya Aira, kamu boleh duduk."

Gue langsung menuju tempat duduk spesial gue. Gue santai-santai jalan, ehh ada yang tangan yang menghadang gue.

"Eh, ini maksudnya apa ya?" tanyaku sinis.

"Sori kalo ngganggu lo, tapi lo sendiri kan yang nyuruh."

"Ha? Gue nyuruh apa?"

"Lo tadi bilang di akhir 'sekian ada yang mau ditanyakan' jadi kami ingin bertanya pada Kak Aira Mencari Cinta."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 05, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

BROKE FOR MANY TIMES?Where stories live. Discover now