Rabu, 11 Januari.
Untukmu :
Pematah hati yang handal.Hujan kembali mengguyur bumi ya? Apakah hujan tidak lelah untuk terjatuh tanpa bisa bangkit? Saya iri dengan Hujan. Mengapa? Entahlah.
Saya benci. Yaa saya benci untuk mengakui bahwa saya merindukanmu. Saya kesal, saat dimana saya tidak bisa menghapus bayang-bayangmu dalam bagian hidup saya.
Dan saya lelah saat mengingat. (Dulu) kala rintik-rintik hujan berjatuhan, kita duduk di pojok cafe dekat dengan kaca yang menampakkan gemerlap kepadatan Jakarta.
Disana kita bercengkrama. Membahas banyak perumpamaan. Bercanda tawa ria. Dan menatap rintikan hujan yang menetes di dinding kaca.
Tapi kenyataannya sekarang jauh berbeda. Saya duduk termangu disini. Sendiri. Diam tak bergeming.
Persamaannya hanya. Saya masih disini. Menatap rintikan hujan di kaca ini. Dan dengan perasaan yang sama pula.
Tapi sayangnya kamu tidak peduli lagi. Kamu berkelana diluar sana. Bersama perempuan. Tapi bukan saya.
Lalu, bolehkah saya merindukanmu? Dan bolehkah saya meminta kamu untuk kembali pada saya? Sebentar saja..
Dariku :
Perempuan berhati rapuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chapter Quotes
RandomSetiap bab dalam hidup itu ga pernah bisa ditebak. Ga semua kisah dalam bab itu tentang cinta. Kadangkala sedih dan bahagia ikut bercampur didalamnya. -So enjoy your life-