New Year Party

78 7 10
                                    


"Itu ada yang cari kamu." jawab Vita.

"Oh hai." sapa Stella.

"Pacar kamu, Stel ?" tanya Vita.

"Eh... gak mi, dia teman aku. Namanya Kenneth ma." jawab Stella.

"Beneran, kamu bukan pacarnya Stella ?" tanya Vita memastikan ke Kenneth.

"Di doakan saja tante, soon mungkin." ucap Kenneth.

"Kamu masih pacaran sama Aris ya, Stella ?" todong Vita.

"Iya, memangnya kenapa sih ma ? Kenapa mama dan papa selalu gak setuju aku pacaran sama Aris, bahkan sampai mama dan papa memindahkan aku ke sekolah lain?" ujar Stella.

"Kamu belum saatnya tau, nanti ada sendiri saatnya kamu tau semuanya. Mama mohon, kamu putusin aja Aris secepatnya." ujar Vita.

"Tapi ma, aku butuh alasan yang jelas ma." ucap Stella.

"Pokoknya kamu turuti apa yang mama minta aja, lagipula Aris tidak benar-benar tulus mencintai kamu. Oh ya, nak Kenneth tante titip Stella ke kamu bisa ?" tanya Vita.

"Mama memangnya mau kemana ?" tanya Stella.

"Mama hari ini akan nyusul papamu ke Singapura, kamu sih gak mau mama ajak nyusul papamu bareng." jawab Vita.

"Ya ampun ma, aku kan udah sering merayakan tahun baru bersama mama dan papa. Bahkan hingga aku umur 17 pun aku juga masih merayakan tahun baru bersama mama dan papa, cuma kali ini aja ingin bareng teman-teman ma." ujar Stella.

"Iya, iya, mama tahu. Tapi nanti Kenneth ikut kan ?" tanya Vita.

"Aku ikut tante, berangkat bareng Stella." jawab Kenneth.

"Ah, kalau begitu tante bisa lega. Entah kenapa, tante langsung bisa percaya sama kamu." ujar Vita.

"Terima kasih atas kepercayaan tante, aku pasti akan menjaga kepercayaan tante." ucap Kenneth.

"Ya udah, kalau gitu tante tinggal packing dulu." ujar Vita.

"Gue tunggu'i lo ngeline gue lagi, tau-taunya lo langsung muncul dirumah gue." ujar Stella.

"Hehe... kan lebih enak ngomong-ngoming langsung kayak gini daripada chat lewat line." ujar Kenneth.

"Hehe... iya juga sih." ujar Stella.

Kryuk...

"Ahaha... perut lo bunyi ya ?!" ujar Stella.

"Hehe... aku belum makan siang sepulang sekolah, pembantuku lagi pulang. Jadi gak ada yang masakin makanan, papi dan mami juga lagi pergi bareng kak Michellia gak tau kemana." ucap Kenneth.

"Oke, oke, kalau gitu ayo kita makan dulu. Kebetulan mama masak dan aku juga belum makan siang." ucap Stella.

---

One Week Ago

"Cie... Stella kok datengnya bareng Kenneth ?" ujar Yuri.

"Iya, pacar lo mana ?" tanya Ria.

"Jangan-jangan pacar yang lo maksud itu Kenneth, ya ?" goda Via sambil menaik-turunkan alisnya.

"Eh, enggak. Dia itu anak sekolah lama gue, dia katanya ada janji sama temannya jadi gak bisa ikut. Maaf ya, gue jadi gak enak nih sama kalian. Gue ngingkari janji gue ke kalian." ujar Stella.

"No problem, lo bisa lain kali mengenalkannya ke kita." Ucap Yura.

"Oh ya, gue pergi cari sahabat-sahabat gue dulu." pamit Kenneth.

"Stella, lo tau gak-" ucap Yuri.

"Sebentar." ujar Stella lalu berjalan menuju ke sepasang orang yang tampak bermesraan.

Plak

"Lo kan, murid baru songong itu kan ? Yang masuk ke sekolah ini saat kelas 11 dan langsung sok berkuasa. Lo ngapain nampar-nampar pipi tunangan gue." ujar sang cewek.

"Tu-tu-tunangan ? Drama apa lagi ini !" ujar Stella dengan nada terkejutnya.

"Sayangnya ini bukan drama Stella, Aris memang tunangan inces Aura yang cantik badai ini." ucapnya sambil mengibaskan rambutnya.

"Lo jahat Ris ! Kenapa ? Kenapa kamu lakukan ini ke gue, hah !" bentak Stella.

"Lo gak tau ya, kalau selama ini gue hanya manfaatin lo. Gue mau pacaran dengan lo cuma demi popularitas, secara dulu lo di Isbis populer." ujar Aris.

"Sumpah, lo jahat banget main hati gue ! Kalian berdua orang yang paling gue benci !" teriak Stella.

Plak...

"Lo, beraninya lo mainin perasaan sahabat gue !" bentak Ria.

Plak...

"Lo bukan manusia !" ujar Yuri.

Plak...

"Gue gak tau, kenapa lo setega itu dengan sahabat gue !" ucap Via.

Plak...

"Lo gak pantes buat sahabat gue !" ujar Yura.

"Sudah guys, jangan dilanjutkan lagi." ucap Stella.

"Gak bisa gitu, Stel. Dia udah nyakiti lo." ujar Yura.

"Gue gak papa, oh ya. Gue punya sepatah - dua patah kata untuk lo yang udah nyakiti gue. Hubungan kita sampai disini saja, kita putus. Jadi gak akan ada kata kita lagi, yang ada lo - lo, gue - gue. Dan yang terakhir gue cuma mau bilang kalau cowok seperti lo itu rasanya gak pantas disebut manusia deh, lo itu makhluk bumi entah apa yang diciptakan hanya untuk menyakiti kami kaum perempuan. Dulunya gue percaya kalau lo udah gak bakalan mainin perasaan perempuan, makanya gue terima lo. Tapi lo masih sama seperti lo saat SMP dan sepertinya lo gak akan pernah berubah." ucap Stella.

"Ada apa ini ?" tanya Raffa.

"Ini nih, ada orang gak tau diri. Masa dia berani-beraninya mainin perasaan Stella." jawab Yura.

"Apa ? Siapa yang berani mainin perasaan ibu negara ?" ujar Kevin.

"Ini masa dia menjalin hubungan dengan Stella, tapi dia statusnya udah punya tunangan." ujar Yuri.

"Mati aja lo sana !" ujar Kevan lalu menghajar Aris yang dibantu dengan Raffi dan Kevan.

"Eh... berhenti, nanti dia bisa mati !" ujar Stella yang gak dianggap.

"Gak papa, teruskan aja. Dia musnahpun kita gak masalah, itu salahnya yang berani mainin perasaan sahabat kita !" ucap Yura.

"Kenneth sama David juga mana ?" gerutu Stella sambil mengedarkan pandangannya.

"Kenneth ! David !" teriak Stella saat berhasil menemukan mereka sambil melambai-lambaikan tangannya.

"Ada apa ? Siapa yang di keroyok mereka bertiga ?" tanya David.

"Bantu'i, bantu'i aku menghentikan mereka. Kalau gak nanti yang dikeroyok mereka bisa meninggal." jawab Stella.

"Kevan ! Kevin ! Raffa !" ucap Kenneth dengan suara tegasnya.

"Eh, hallo Neth !" ujar Kevan sambil menyengir.

"Kalian bertiga tau. Gue sama David nyari'in kalian bertiga, gak taunya kalian malah bertengkar disini." ujar Kenneth.

"Iya, sahabat-sahabat lo ini parah. Masa mukuli tunangan gue." ucap Aura.

"Gue gak pernah minta pendapat lo." ujar Kenneth tajam.

"Gue yakin, sahabat gue melakukan itu pasti ada alasannya." ucap Kenneth tegas.

"Iya, alasannya karena cewek gak jelas disamping lo itu." ujar Aura.

"Cowok lo tuh yang gak jelas, udah punya tunangan juga ganjen sama cewek lain !" ujar Yuri.

"Lagian ya lo sama Stella masih lebih baikkan Stella kemana-mana." ucap Yura.

Sepatah - Dua Patah UntukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang