three

46 1 0
                                    


AUTHOR POV'S

Sudah semalam ini tapi Cara masih belum tidur, dia sedang mencoba menelfon Mamanya, karena mamanya baru saja mengirim pesan bahwa Mamanya dan Papanya sudah bisa ditelfon.
Tak lama setelah terdengar nada sambung
"VIGOO! TELFONAN SAMA MAMAPAPA YUK! MEREKA LAGI FREE NIH!! ".
setelah berteriak, Cara mendengar sedikit kerusuhan di lantai bawah rumahnya, yang diyakininya itu pasti Vigo yang kaget saat sedang bergadang menunggu pertandingan tim bola favoritnya.
Saat tiba di kamar Cara, Vigo langsung mengambil cemilan dikasur Cara dan membawanya ke balkon kamar Cara tak lupa Vigo menarik adiknya untuk duduk di balkon menunggu suara disebrang sana muncul.

"Halo anak-anak ku! ".

"Hai PAPA! " Jawab Vigo dan Cara berbarengan.

"Halo sayang nya Mama !".

"Hai, MAM !". Lagi-lagi saudara kembar itu menjawab dengan kompak.

"Kalian sedang apa? Kenapa kalian gatidur ?  Besok pagi kan masih bisa, apalagi besok pertama masuk sekolah kan? ".  Suara bariton itu terdengar sangat penuh perhatian dan ketulusan,  dan itu salah satu alasan mengapa Vigo dan Cara tidak merasakan kurang kasih sayang dihidupnya, walaupun jauh didalam hati mereka, mereka sangat merindukan orangtua mereka

"Heloo kalian tidur ya?  Yasudah papa mama tutup telfonnya ya" .

"E-EH MAM WE'RE STILL HERE". Jawab Cara
"Oh soal pertanyaan papa,  papa mama kan tau sendiri kitamah tidur malem juga gapernah kesiangan sekolahnya ya de". Lanjut Vigo yang di balas 'yap' oleh adiknya

"IYA PA MA!.. " sebelum Cara melanjutkan perkataannya, Vigo terlebih dahulu menyumpal mulut Cara dengan cemilan yang dibawanya.  Alis Cara bertaut heran  mengapa kakanya malah menyumpal Cara?. 

"Vigo,Cara kenapa? Ko tiba-tiba diem? ".  Suara  Mama Cara terdengar sedikit khawatir saat mendengar Cara yang tadi teriak teriak malah tiba-tiba diam.

"Ininih Mam, kita lagi dibalkon kamarnya Cara, terus anaknya tante Astri yang di Australia baru pulang, kamarnya mama papa tau sendiri kan?  Sebelah-sebelahan sama kamar Cara,  gaenak aja gitu soalnya balkon kamar dia juga ga ditutup takutnya dia keganggu. " jelas Vigo yang malah ditertawakan oleh Cara .

"Caraa..  tidak baik tertawa seperti itu ,ini sudah malam,  kamu tuh ya attitude nya dijaga lah sayang. "

"Iya nak,  kamu tuh gak takut ada yang ngikutin?.  Tambah papa  Cara.

"Ih mama sama papa gausah nakutin ih, gimana Cara mau ngejaga attitude toh doi aja ga ngejaga hati vigo jiaaaa.. ". Jawab Cara yang langsung diberi jitakan maut Vigo tepat di dahinya

"Wadaw!! Auuuh Mama Papa obatin Cara dong sini,  masa ka Vigo jahat masa, Cara dijitak keras banget terus dijewer terus dicubit terus ditendang ah gacantik lagi nanti anak mama papa ini.. hweee cwedih aku ma pa..".

"Ih fitnah aja ya kamu tuh dek, orang aku sayang adikku banget ko,  mana mungkin kan pa ma? Orang aku kan mewarisi sifat papa yang gapernah nyakitin mama kan ya pa? ".

Yang Cara dan Vigo dengar disebrang sana adalah suara tawa kedua orang tuanya.  Keduanya lega telah membuat Mama Papa nya tertawa, dan keduanya pun sadar bahwa orangtua mereka sangat amat lelah disetiap harinya, otomatis mereka pun membutuhkan hiburan kecil seperti ini, kekhawatiran  Vigo dan Cara sempat memuncak saat mendengar kabar Mamanya terkena serangan jantung ringan karena gagal menyelamatkan nyawa seorang anak kecil, Papanya yang terkena racun ular saat sedang mengobservasi daerah hutan tropis,  ah mereka tidak pernah merasa lega sebelum orangtua mereka ada didepan mereka.

"Mam pap,  kapan pulang??  Kita kan kangen berattttt pake t nya banyak". Ucap Cara  yang menghentikan tawa orangtuanya itu .

"As soon as we can!  kita gabisa janji tapi kita bakal usahain ketemu kalian secepatnya. Oh iya papa ada kabar gembira nih". Kata papanya semangat.

Freaky CaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang