temperamental girl

3.2K 158 12
                                    

"aku sibuk tae,pekerjaanku masih sangat menumpuk.bisakah kau mengerti aku"

"tapi kau mengacuhkanku tiffany"

"aku tak mengacuhkanmu tae,aku hanya sedang sibuk.cobalah mengerti aku"


taeyeon menghela nafasnya kasar,ia menatap tajam gadis yang berdiri didepannya ini "baiklah.urus saja semua pekerjaanmu dan jangan pedulikan aku"


prangg

taeyeon membanting vas bunga yang berada diatas meja kedinding membuat vas bunga yang tak bersalah itu pecah berkeping-keping,setelah melakukan itu taeyeon keluar dari apartemen tiffany tanpa mengatakan apapun. tiffany hanya bisa menatap kepergian kekasihnya dengan mata yang berkaca-kaca.


mereka memang sangat sering bertengkar karena intensitas mereka bertemu yang sangat jarang akibat kesibukan mereka sendiri.taeyeon yang mempunyai sifat tempramental sering sekali memarahinya atau meluapkan amarahnya dengan membanting barang-barang yang berada didekatnya.kadang tiffany lelah dengan sifat kasar dan tempramen taeyeon, tapi gadis itu tak mau meninggalkan taeyeon.dia mencintai gadis bermata cokelat itu.



taeyeon dan tiffany adalah sepasang kekasih yang sudah menjalin hubungan sejak satu tahun lalu,bahkan mereka tinggal menghitung bulan untuk menuju kepernikahan namun kini sering kali mereka terlibat pertengkaran kecil.




***


"bisakah aku meminta cuti bora-ah" ujar tiffany pada sahabat sekaligus atasannya.bora melirik tiffany sebelum menggeleng pelan.

"kita sedang deadline tiff,pamerannya tinggal menghitung minggu dan kau termasuk tim inti" ucap bora.

"tapi taeyeon membutuhkanku untuk saat ini" gumam tiffany dengan wajah sedih.

"kau harus profesional tiff,jika taeyeon mencintaimu dia akan mengerti kesibukanku" bora mengusap bahu tiffany lembut.


tiffany bekerja dibidang fashion sebagai designer dan bora merupakan pemilik perusahaan tersebut. bora dan tiffany adalah sahabat karib keduanya mengenal sejak dibangku kuliah.bora pun beberapa kali bertemu dengan taeyeon kekasih sahabatnya itu.

"arasseo"



sejak pertengkaran itu taeyeon maupun tiffany tak saling mengabari satu sama lain. mereka seolah sibuk dengan dunianya sendiri. taeyeon dengan pekerjaannya sebagai CEO dan tiffany sebagai designer.mereka seolah melupakan ah tidak tapi berusaha tak memikirkan masalah yang membelit hubungan mereka. sepertinya mereka butuh waktu untuk saling menyendiri.


sudah seminggu mereka saling menjauh,tiffany menatap ponselnya berharap kekasihnya akan mengirimkannya pesan atau menelponnya tapi semua itu nihil karena taeyeon tak pernah sekalipun menghubunginya sejak saat itu.sejak gadis itu meninggalkan apartemennya dengan penuh kemarahan.


"bogosshippo taetae" gumam tiffany. gadis itu menyandarkan tubuhnya dikursi meja kerjanya sambil memejamkan matanya.

"merindukan kekasihmu huh!" bora datang dengan dua cup cappucino ditangannya,ia memberikan salah satu cup kepada tiffany yang diambil dengan senang hati oleh gadis bermata bulan sabit itu.


"sudah seminggu ini dia tak menghubungiku,sepertinya ia sangat marah padaku" tiffany menghembuskan nafasnya kasar.mengingat kembali pertengkaran terakhirnya dengan taeyeon.

"kau tau dia tempramental dan pemarah tapi kau tetap saja bertahan dengannya.apa yang membuatmu begitu menyukainya" tutur bora.

tiffany tersenyum lemah "ada begitu banyak hal yang aku suka darinya bora-ah,walaupun dia tempramen dia tetaplah gadis yang hangat dan sangat baik.dia mempunyai kharisma yang terlihat begitu mengagumkan dimataku" ujar tiffany.tangannya mengusap foto dirinya dan taeyeon yang berada dimeja kerjanya. foto saat mereka merayakan anniversary hubungan mereka beberapa bulan lalu. dimana taeyeon yang memeluknya begitu erat dan dirinya yang tersenyum lebar kearah kamera.



"mungkin aku memang terlalu buta karenanya,hingga aku tak bisa menatap kearah lain selainnya"

"termasuk kearahku?" dengus bora sarkastik.

"aku sudah menganggapmu sebagai saudaraku dan maaf karena tak bisa membalas perasaanmu" ucap tiffany sambil menundukkan kepalanya saat bora menatapnya dengan tajam.

bora mendengus pelan "baiklah tapi aku akan selalu berada disampingmu kapanpun kau butuh walaupun aku tak bisa memilikimu.aku akan tetap menjadi sahabatmu walaupun kau tak bisa membalas perasaanku padamu tiff"ucap bora tulus,kedua tangannya menggenggam tangan tiffany berusaha meyakinkan gadis itu jika dia bersungguh-sungguh dengan ucapannya.

"gomawo bora-ah" tiffany tersenyum.

bora memang tertarik pada tiffany namun naas gadis keturunan amerika itu hanya menganggapnya seorang sahabat dan tak lebih. hatinya sudah terkunci untuk taeyeon seorang.bora memang menyukai tiffany sejak bangku kuliah namun karena apa tiffany tak pernah menerima perasaan bora,dia hanya menganggap gadis berkulit coklat itu sebagai sahabatnya. borapun dengan berbesar hati menerima keputusan gadis yang dicintainya itu,mungkin sudah takdirnya hanya menjadi sahabat bagi tiffany.






TIFFANY POV






aku tak bisa menahannya,aku terlalu merindukannya hingga langkahku membawaku menuju kantornya. kuhampiri sang recepsionis yang berada dibalik mejanya.

"apa direktur kim taeyeon ada?" tanyaku sopan.recepsionis itu menatapku lekat membuatku sedikit risih.

"anda sudah membuat janji nona?" aku menggeleng menjawab pertanyaannya.

"tapi aku kekasihnya" aku berbicara pelan.

wanita itu menatapku intens lalu mengangguk,dia menelpon seseorang "anda bisa menuju ruangan direktur nona"

aku mengangguk setelahnya mengucapkan terima kasih.aku memang sudah sering datang kekantor taeyeon beberapa kali hingga aku tahu dimana letak ruangannya.tanpa banyak berpikir aku menaiki lift yang akan membawaku kelantai dimana ruangannya berada.


"seohyun-ssi apa taeyeon ada didalam?" tanyaku pada seohyun,dia sekretaris taeyeon. aku dan gadis cantik ini sudah mengenal satu sama lain karena aku yang sering datang kemari bahkan terkadang seohyun yang akan menemaniku saat tengah menunggu taeyeon meeting.

"direktur kim sedang rapat unnie" jawabnya sopan. "kau bisa menunggunya didalam"

aku mengangguk,lalu melangkah memasuki ruangan kerja kekasihku.ruangannya sangat besar dan tertata dengan sangat rapih. dia memang gadis yang menyukai kebersihan dan kerapihan. aku berjalan kemeja kerjanya dan menemukan frame foto yang berada diatas meja kerjanya,aku menarik sudut bibirku saat melihatnya.itu foto kami berdua.aku tahu dia memang memajang foto kami diruangannya sama sepertiku.

"aku mencintaimu" lirihku.

aku berjalan menuju jendela besar yang menampilkan pemandangan kota seoul yang begitu padat,menikmati hembusan angin yang menerbangkan beberapa helai rambutku.menunggunya sedikit membuatku bosan.


"kau mencariku?"  suara dingin itu menyapa pendengaranku,aku berbalik dan menemukannya berdiri dibelakangku. aku mendekatinya lalu memeluknya erat,menyandarkan kepalaku dibahunya dan mencium harum tubuhnya yang begitu aku sukai.aku tak ingin membuang waktu aku ingin dia tahu bahwa aku begitu merindukannya.


"bogosshippo.jeongmal taetae" lirihku tepat ditelinga. aku memeluknya erat.aku mendongak saat ia tak membalas pelukanku "kau masih marah padaku?" tanyaku hati-hati.


dia hanya diam "aku juga merindukanmu bodoh" dia mengeratkan pelukannya dan mencium puncak kepalaku berkali-kali,aku tersenyum lebar mendengarnya.dia mengeratkan pelukannya ditubuhku.

"lalu kenapa kau tak menemuiku dan menghubungiku selama satu minggu ini" rajukku manja.aku memainkan geraian rambutnya yang tergerai dibalik punggungnya.

"karena kau sudah membuatku kesal sayang" ucapnya dengan ketus dan aku hanya terkikik mendengarnya berbicara dengan intonasi seperti itu.





AUTHOR POV











"mianhae taetae" tiffany mengecup pipi taeyeon berkali-kali.mengucapkan permintaan maafnya dengan penuh aegyo yang sangat jarang ia tunjukan,tapi untuk kali ini tiffany melakukannya demi gadisnya.demi gadis yang sedang marah padanya.kekasihnya.

"disini mana?" taeyeon menunjuk bibirnya yang berhadiahkan cubitan diperutnya "aww appo baby" taeyeon mengelus perutnya yang terasa sakit akibat cubitan dari tangan kekasihnya.menatap kesal kearah tiffany yang hanya tertawa.


"mianhae" tiffany mengeluarkan cengirannya.

chu~ ia mengecup bibir taeyeon singkat. saat akan melepas bibirnya taeyeon malah menahan tengkuknya dan kembali mencium tiffany. mengulum dan menghisap bibir tipis milik kekasihnya yang begitu ia rindukan. rasa manis bibir tiffany adalah salah satu candu untuknya.

"saranghae tiffany hwang" ucap taeyeon disela-sela ciumannya.

"nado saranghae taetae"

taeyeon baru benar-benar melepaskan ciumannya saat tiffany kehabisan oksigen.taeyeon tahu nafas tiffany tak sepanjang nafasnya. wajah tiffany memerah karena ciuman panjang tersebut.

"maaf karena aku terlalu merindukanmu" kekeh taeyeon. dia mengusap sudut bibir tiffany dengan ibu jarinya.


tiffany kembali memeluk taeyeon dan bergelayut manja ditubuh kekasihnya itu "aku lapar" rengekan manja itu membuat taeyeon tersenyum,gadisnya sedang sangat manis hari ini.


"aku akan memesan makanan untuk kita sayang"

taeyeon membawa tubuh tiffany kearah meja kerjanya,gadis itu mendudukan dirinya diatas kursi kebesarannya dengan tiffany yang berada diatas pangkuannya.tiffany mengendurkan pelukannya.matanya mengerjap lucu dengan kedua pipi yang bersemu merah.

"aku laparrrrrr" rengek tiffany.matanya menatap mata kecoklatan milik taeyeon membuat taeyeon tersenyum tipis,bibir taeyeon mengecup kedua pipi tiffany berkali-kali.

"kau ingin makan apa?" tanya taeyeon.

"apa saja,aku akan memakan apapun yang kau pesan taetae" ucap tiffany pelan sambil memainkan rambut taeyeon yang tergerai.surai kecoklatan milik kekasihnya yang sangat ia sukai,menurut tiffany taeyeon sangat cocok dengan warna rambut seperti itu. membuat gadisnya berkali-kali lebih mempesona dimatanya.


"seohyun bawakan aku makan siang dari cafe sebrang kantor" taeyeon sibuk dengan ponselnya bahkan tiffany tak melihat pergerakan taeyeon sejak kapan gadis itu mengambil ponselnya. taeyeon membelai rambut tiffany dengan lembut.

"apa kau tak sibuk hingga menemuiku dikantor?" tanya taeyeon setelah gadis itu selesai dengan telponnya.menatap tiffany yang kini berada dipangkuannya.

"aku sengaja kabur karena tak bisa menahan rinduku pada gadis pemarah yang berada dihadapanku ini" tiffany menjawil hidung mungil taeyeon membuat sang empunya terkekeh geli.

"aku yakin bossmu itu akan memarahimu" goda taeyeon.dia tahu seperti apa bora saat dikantor tapi sepertinya kali ini kekasihnya ingin sedikit bermain dengan atasannya itu.

"aku akan balik memarahinya jika seperti itu. apa dia tak bisa mengerti keadaanku yang begitu merindukan kekasihku ini" dengus tiffany.

"jika dia memecatmu,aku yang akan memperkerjakanmu" ujar taeyeon "dikamar dan diranjangku tentunya" ucap taeyeon dengan tampang byunnya.

tiffany memukul kepala taeyeon karena ucapan gadis itu "byuntae"

"hahahaha kau kan calon istriku sayang, wajarkan jika nanti kita menghabiskan waktu diranjang" goda taeyeon lagi yang membuat tiffany merona. "kau merona" godanya.

"berhenti menggodaku kim" rajuk tiffany.


taeyeon mencondongkan tubuhnya kearah tiffany,matanya menatap lekat mata tiffany,jantung keduanya begitu berdegup kencang terdengar jelas diruangan kerja yang sepi ini.taeyeon memiringkan kepalanya,taeyeon memejamkan matanya membiarkan bibirnya menyapa bibir tiffany pelan.tangan kiri taeyeon memeluk pinggang tiffany sangat erat sedangkan tangan kanan taeyeon menahan tengkuknya.bibir taeyeon melumat bibir tiffany penuh perasaan membuat tiffany terhanyut dan membalas ciuman taeyeon.kedua insan tersebut saling mengungkapkan perasaan melalui ciuman dalam tersebut.mereka meluapkan kerinduan mereka dengan ciuman dalam ini.

tiffany memberi akses lidah taeyeon untuk memasuki mulutnya dan mengajak lidahnya berperang,decakan karena ciuman mereka terdengar diseluruh ruangan.mereka bahkan bertukar saliva satu sama lain.tak memperdulikan jika aksi panas mereka ini diketahui oleh karyawan dikantor taeyeon,karena walaupun mereka melihat mereka pasti akan tutup mulut atau pura-pura tak melihat jika mereka tak ingin dipecat.


"pesanan anda direktur" suara seorang wanita memaksa taeyeon melepas ciumannya. ia melihat seohyun yang berdiri mematung dengan kepala yang menunduk dalam dan wajah yang memerah.taeyeon tersenyum geli,mungkin sekretarisnya itu melihatnya dan tiffany berciuman.

"letakkan saja dimeja" ucap taeyeon.tangan taeyeon sibuk mengusap punggung tiffany. tiffany merasa malu karena berada dipangkuan taeyeon dan diketahui oleh seohyun.namun taeyeon tak mau melepaskan pelukannya.


tanpa berkata-kata seohyun meletakkan nampan berisi makanan dimeja yang ditunjuk taeyeon lalu pergi dari ruangan itu.tiffany mendorong dada taeyeon dengan pipi yang semakin memerah lalu turun dari pangkuan taeyeon, berjalan menuju sofa.mereka memakan makan siang mereka dengan godaan yang terus saja keluar dari bibir taeyeon.taeyeon memang sangat senang menggoda tiffanynya.sangat senang saat melihat wajah tiffany yang menggemaskan saat gadis itu kesal,merajuk,merengek bahkan marah saat ia menggodanya.


"masakan ini sangat enak,tapi akan lebih enak jika kau yang memasaknya"ujar tiffany.

"aku akan memasak untukmu nanti sayang" tiffany berseru antusias akan ucapan taeyeon. tiffany memang sangat menyukai makanan yang dimasak oleh tangan kekasihnya.

kedua sudut taeyeon merekah melihat mata berbinar tiffany membuatnya gemas.membuat taeyeon dengan gemas mencubit pipi tiffany membuat tiffany mengerucutkan bibirnya dengan lucu membuat taeyeon segera mengecup bibirnya.


"taetae aku harus kembali ke kantor" sesal tiffany dengan nada rendah,dia takut taeyeon akan marah.

"jika begitu aku akan mengantarmu"

"tapi,bukankah kau sibuk" cegah tiffany.

taeyeon menggeleng "aku lebih memilihmu dibanding pekerjaanku sayang" tiffany merasa tertohok karena ucapan taeyeon,jika taeyeon selalu bisa meluangkan waktu sibuknya untuk tiffany kenapa gadis itu tidak bisa melakukannya. "kenapa melamun,kajja"


tiffany menerima uluran tangan taeyeon dan mengikuti langkah taeyeon untuk menuju tempat dimana mobil taeyeon berada.


~~



Tiffany turun dari mobil taeyeon dan melihat bora yang berdiri didepannya dengan tatapan marah. bora menatap tiffany dingin dengan decakan kesal yang terus keluar dari bibirnya.

"bora mianhae" sesal tiffany menundukan kepalanya.bora hanya diam tak menjawab ucapan sahabat sekaligus bawahannya dikantor itu.

taeyeon ikut keluar dari mobil dan berdiri disamping tiffany.sedikit membungkuk saat bertemu dengan bora.

"kau melanggar peraturan tiff. kau sungguh tak profesional" cecar bora tajam dengan suara datarnya.

taeyeon mengerutkan keningnya melihat bora memarahi kekasihnya,bukankah tiffany sudah meminta maaf tadi.tapi kenapa bora tetap memarahi kekasihnya seperti tiffany melakukan kesalahan fatal.

"maaf,aku salah.tapi bukankah aku hanya meninggalkan kantor selama dua jam saja" lirih tiffany sedikit membela diri.

bora mendengus "kau meninggalkan kantor selama dua jam hanya untuk berpacaran dan bermesraan dengan kekasihmu sedangkan kau meninggalkan kewajibanmu diperusahaanku. ingat kau bekerja untukku bukan untuk kekasihmu" bora mengepalkan tangannya menahan amarah pada gadis yang ia cintai.


"bukankah dia sudah meminta maaf padamu,dia juga sudah meminta ijinkan lalu apa masalahnya" sela taeyeon,dia kesal karena kekasihnya itu terus dimarahi.

"jangan ikut campur nona kim,ini urusanku dan karyawanku.aku berhak memarahinya karena sikap tidak profesinalnya" balas bora dingin.

"aku akan ikut campur jika ini menyangkut kekasihku bora-ssi.aku tak ingin ada orang lain yang berani menyakiti kekasihku" ujar taeyeon dengan tak kalah dingin.

"lalu kau pikir hanya kau yang boleh menyakitinya begitu hah!" teriak bora.

BUGGGHH


taeyeon melayangkan bogem mentahnya kewajah bora tanpa terkendali hingga gadis itu tersungkur,bau besi mulai tercium olehnya.bibirnya robek dan berdarah akibat pukulan yang taeyeon layangkan diwajahnya.

"taeng" tiffany melongo tak percaya dengan apa yang diperbuat kekasihnya pada atasannya itu.kejadiannya begitu cepat hingga ia tak bisa menahan perlakuan kekasihnya.

"kau hanya menggunakan emosimu nona kim,aku sedih melihat tiffany yang selalu bersedih karena sifat tempramentalmu itu" ucap bora sarkastik.dia menatap taeyeon dengan pandangan meremehkan.

"diam kau bitch" taeyeon akan kembali melayangkan pukulannya lagi namun tiffany mencegahnya dengan cara memeluk tubuhnya erat.mencoba menghentikan kekasihnya yang dikuasai emosi itu.

"geumanhae taetae.jebal" lirih tiffany disertai isak tangis.

"lepas fany-ah"

tiffany menggeleng.

"pukul aku jika aku salah nona. tidakkah kau memikirkan perasaan kekasihmu yang tersiksa memiliki kekasih sepertimu. egois dan tempramen. aku bahkan selalu menghiburnya saat ia terlibat masalah denganmu hanya untuk membuatnya tersenyum" bora tersenyum sinis terkesan meremehkan.bora seolah ingin tau sampai sejauh mana sikap tempramen taeyeon.

"lalu apa urusannya denganmu jika tiffany tersiksa" tantang taeyeon.ia menatap tajam bora yang kini sudah berdiri didepannya.

"kau bertanya seperti itu padaku huh! apa benar kau ingin mendengarnya dariku"

"bora-ah" tiffany menggeleng.

"karena aku mencintai gadismu kim taeyeon.aku mencintai tiffany hwang"


BUGGHHH


Taeyeon kembali memukul bora dengan segala kemarahannya "sialan,jadi selama ini kau mencintainya huh. kau mencintainya dibalik topeng persahabatanmu dengannya. brengsek" taeyeon kembali memukul bora hingga gadis itu tersungkur dilantai. taeyeon tak memperdulikan tatapan para karyawan lain diperusahaan gadis yang sedang dipukulinya tersebut.membuat mereka menjadi bahan tontonan karyawan diperusahaan fashion tersebut.


"taeng hentikan!" teriak tiffany.

tiffany menarik tubuh taeyeon dari atas tubuh bora lalu menampir pipi taeyeon dengan kencang.

PLAKK

taeyeon menyentuh pipinya yang terasa panas akibat tamparan tiffany dipipinya. ia berdecih dan menatap nanar kearah tiffany yang berdiri mematung sambil memegang tangannya yang baru saja ia gunakan untuk menampar taeyeon.tangannya terulur untuk menyentuh taeyeon namun gadis itu segera menepisnya.

"terima kasih atas tamparanmu tiffany hwang" ujarnya dingin.

tiffany dapat melihat mata taeyeon yang berkaca-kaca dan penuh luka karena perlakuannya.tiffany tahu dia kembali menyakiti kekasihnya.

"tae mianhae" sesalnya. taeyeon hanya diam dengan wajah tanpa ekspresi.

bora yang masih tersungkur dilantai tak menyangka jika tiffany akan menampar taeyeon.


"sepertinya kita harus memikirkan ulang tentang pernikahan kita tiffany,atau bahkan kita batalkan saja semua itu" ucap taeyeon tenang. tiffany menggeleng tak mau,dia tak menyangka taeyeon akan memutuskan hal itu.bagaimana bisa taeyeon mengatakan itu dengan gamblang tanpa memikirkannya terlebih dahulu.


"tidak tae.tidak"cegah tiffany.dia mencoba meraih tangan taeyeon tapi lagi-lagi taeyeon menepisnya kasar.


"aku pergi,urus boss kesayanganmu itu" taeyeon berlalu meninggalkan bora dan juga tiffany. tiffany tak bergerak sedikitpun untuk mencegah taeyeon.kekasihnya pergi dengan luka tanpa air mata,meninggalkannya dengan sejuta perasaan bersalah dan gamang.

air mata sudah menganak sungai diwajahnya,ia terluka.tentu saja.baru saja ia menghabiskan waktu bersama dengan taeyeon tapi kini hubungannya hancur dengan taeyeon hanya dalam kurun waktu kurang dari satu jam.

"tiff mianhae" bora mencoba bangkit dan menepuk bahu tiffany. ia merasa bersalah pada sahabatnya itu.

"its oke" tiffany menghapus air matanya lalu mencoba tersenyum "maaf atas perlakuan taeyeon" tiffany membantu bora berdiri.

"aku yang harusnya meminta maaf padamu" ujar bora.

tiffany menggeleng lalu meninggalkan bora disana.bora menatap kepergian tiffany dengan sedih. dia menatap kesekeliling dan menemukan karyawannya masih berkumpul disana.

"bubar apa yang kalian lakukan disini.apa kalian ingin aku pecat"ucapnya tegas membuat kumpulan itu meninggalkannya dan kembali keaktivitas mereka masing-masing.









TIFFANY POV





sejak kejadian saat itu taeyeon tak pernah menemuiku,bahkan ia seperti ditelan bumi. aku selalu berusaha menghubunginya namun selalu tidak ada jawaban. aku mendatangi kantornya namun menurut beberapa karyawan taeyeon sedang berada diluar negeri karena urusan pekerjaan.aku tak tahu mereka berbohong atau tidak padaku.aku bahkan selalu mendatangi apartemennya namun aku juga tak pernah menemukannya disana.

aku duduk dengan gelisah disofa yang kini kududuki,menunggu dengan segala tekad yang kumiliki untuk kembali menemuinya dikantornya.semoga kali ini aku menemukannya dan dapat berbicara dengannya.

"unnie,apa yang sedang kau lakukan?" gadis muda itu menghampiriku dengan senyum yang terhias diwajah cantiknya.

"oh seohyun-ah,aku menunggu taeyeon" ucapku.

"hari ini direktur kim sedang berada dijeju unnie,mungkin akan sampai lusa ia disana" tuturnya sopan.

"baiklah terima kasih seohyun-ah" ucapku lemas.

"unnie,maaf jika aku lancang,apa kau sedang ada masalah dengan direktur kim?"

aku hanya mengangguk sebelum tersenyum tipis "aku pergi dulu"



taeyeon apa kau begitu membenciku hingga kau menghindariku selama ini. maaf karena menyakitimu.aku tak ingin kehilanganmu.maafkan aku.


aku mungkin pernah merasa lelah dengan sikapmu namun aku tahu aku tak akan bisa merubahmu menjadi seperti apa yang kuinginkan. kau sosok gadis dewasa dengan segala kesuksesan yang kau miliki diusia mudamu.kau sosok gadis yang begitu mudahnya membuatku nyaman walau kutahu kau memiliki sifat dingin dan tempramen namun aku bisa menerima itu semua taeyeon. aku bisa menerimamu dengan segala sikapmu.


'aku hanya gadis biasa nona,mungkin aku tak bisa menjadi seperti apa yang kau inginkan'

'cukup hanya dengan menjadi dirimu sendiri kim'

'kau tahu jika aku pemarah bukan,aku kasar dan tempramen. apa kau tetap mau bersamaku'

'aku mencintaimu dengan segala sifatmu'

'aku takut jika aku akan menyakitimu nantinya.jika aku menyakitimu karena sifatku maka aku akan melepasmu seberapapun aku menginginkanmu berada disisiku'

'kenapa begitu?'

'karena aku tak suka menyakiti orang yang aku cintai'

'jika begitu jangan menyakitiku'

'itu adalah prioritasku'



apa kau benar akan melepasku?


taeyeon-ah jebal,mianhae.



***


hari terus berlalu,aku belum bisa menemui taeyeon.aku merindukannya.sangat.aku tak tahu harus kemana lagi mencarinya.

"caramel macchiato" pesanku pada pelayan dikedai kopi ini.

aku mengutak atik ponselku berharap kali ini taeyeon menjawab panggilanku.nihil nomernya tidak aktif. aku menghela nafasku kasar.

"cappucinno dan moccacino"


aku menoleh kesampingku saat mendengar suara yang tak asing ditelingaku,taeyeon berada disana dengan kacamata hitamnya.

"taetae" panggilku lirih,sosok itu menoleh dan terkejut saat bertemu mata denganku.

"tiffany" balasnya.

aku segera memeluknya erat dan mencengkram ujung kemejanya dengan kencang. isakan sudah keluar dari bibirku. "mianhae".


dia mendorong bahuku namun aku menahannya,memintanya untuk diam membiarkanku memeluknya.menumpahkan segala kerinduanku padanya.dia tak membalas pelukanku namun aku tak peduli aku masih memeluknya,membiarkan ia tahu bagaimana kerinduanku padanya.

"jeongmal mianhae" isakku.

taeyeon melepas pelukanku "lupakan masalah yang telah berlalu tiffany" dia tersenyum tipis lalu mengacak rambutku.berdiri dengan sangat tenang ditempatnya. aku tak suka state diamnya ini,aku ingin dia marah dan meluapkan emosinya padaku,itu akan lebih baik daripada dia bersikap seperti ini.

"taeyeon unnie" aku menoleh dan melihat seorang gadis muda berlari kearah taeyeon. "uh dia siapa unnie?" dia memiringkan kepalanya kearahku.

"ah dia tiffany.hmm dan tiffany perkenalkan dia junniell"

"annyeong" ucapnya dan hanya kubalas anggukan kepala "aku kekasih taeyeon unnie"

aku menatap taeyeon yang menggaruk tengkuknya yang tak gatal.kekasih? apa taeyeon sudah mendapat penggantiku dan hubungan kami benar-benar berakhir.

"kekasih?" gumamku.

"ne,aku kekasih taeyeon unnie sejak beberapa minggu ini" ucapnya manja.aku menatap tangannya yang bergelayut manja dilengan taeyeon.hatiku terasa terbakar melihat taeyeon yang disentuh gadis lain.biasanya hanya aku yang akan bergelayut manja seperti itu pada taeyeon.

gadis ini cantik dan putih dengan hitung mungil yang mancung dan juga bibir yang tipis.dengan perawakan yang mungil.tipe ideal seorang kim taeyeon.


"aku mendapat jawaban kenapa kau menghilang dan terkesan menghindariku,dan ini adalah jawabannya. bodoh karena aku selalu menunggumu dan merasa bersalah padamu selama ini taeyeon.aku mencarimu untuk meminta maaf dan memperbaiki hubungan kita namun sepertinya semua sia-sia dan terlihat bodoh.yah aku bodoh karena masih ingin bersamamu walaupun aku tahu hari itu kau melepasku" ucapku dingin. aku berbalik dan membayar kopi yang kupesan. segera meninggalkan tempat terkutuk itu.


lelehan air mata kembali menghiasi wajahku,aku memang mati-matian menahannya saat didepan taeyeon.aku tak ingin terlihat begitu menyedihkan dimatanya,aku tak peduli dengan tatapan orang-orang.yang aku lakukan hanya berlari dan berlari hingga aku tak melihat ada sebuah mobil yang melaju kencang kearahku.aku tak sempat menghindar karena waktu yang berjalan begitu cepat.aku memejamkan mataku pasrah,aku sempat mendengar teriakan orang-orang sebelum tubuhku terasa ringan dan melayang sebelum semuanya gelap.




Tuhan aku akan menemuiMu saat ini juga dengan segala perasaan yang kubawa untuk taeyeon.







taeyeon-ah saranghae.




















AUTHOR POV







"PANGGIL AMBULANS TOLONG" teriak seorang gadis dengan sangat panik. orang-orang yang berkerumun segera meminta bantuan tim medis. dia memangku gadis yang kini terbaring dipangkuannya dengan tidak sadar.

"kumohon bertahan sayang"


taeyeon menepuk beberapa kali pipi tiffany namun sepertinya gadis itu kehilangan kesadarannya.yah taeyeon berhasil mendorong tiffany dan memeluk gadis itu agar tak terbentur aspal.ia melindungi tiffany dengan tubuhnya. namun karena shock tiffany kehilangan kesadarannya.beruntung taeyeon mengejar tiffany yang berlari darinya,dia tak lagi memperdulikan dirinya saat melihat sebuah mobil yang melintas dengan cepat dan mungkin akan menghajat tubuh tiffany jika ia tak mendorong gadisnya itu.

"mianhae" taeyeon memeluk tubuh tiffany erat,sesekali mencium wajah tiffany. wajahnya tak bisa menyembunyikan raut kekhawatirannya,bahkan matanya juga sudah berkaca-kaca.


"unnie gwenchana?" tanya junniell yang ikut bersimpuh disamping tubuh taeyeon.

"aku baik-baik saja" junniell tahu taeyeon berbohong,tentu gadis itu sedang tak baik-baik saja sekarang.





***



"dia hanya shock nona kim,tak ada luka serius ditubuhnya.namun dia butuh istrahat untuk saat ini" penjelasan dokter cukup membuat taeyeon lega. tiffanynya baik-baik saja.

"kau yakin tak ada luka dalam?" tanya taeyeon memastikan.

"aku bisa pastikan tidak ada" jelas sang dokter "aku pergi dulu,panggil aku jika anda membutuhkan sesuatu"

"terima kasih"

taeyeon mengusap wajahnya kasar,dia menyakiti tiffanynya. menyakiti gadisnya.apa dia masih termaafkan.

"unnie" taeyeon menoleh dan menemukan junniell berjalan kearahnya.

"aku kembali melukainya,aku hampir kehilangannya tadi" ucapnya lirih dengan wajah tertunduk.taeyeon merasa semua yang menimpa tiffany ini adalah kesalahannya.

"tiffany unnie baik-baik saja unnie,kau tak perlu merasa bersalah"

"tapi semua karenaku"

"unnie" junniell merasa sedih melihat taeyeon yang kacau seperti ini,dia tahu gadis yang lebih tua darinya itu sangat mencintai gadis yang kini terbaring diruang icu.

"pulanglah kau butuh istirahat,aku akan menemani tiffany" junniell mendesah kecewa sebelum beranjak dan meninggalkan taeyeon sendiri.dia tak mendebat perintah taeyeon.


taeyeon membuka pintu ruangan tiffany dan menemukan gadis itu yang berbaring diranjang rawatnya,taeyeon mendekat dan mengecup dahi tiffany sekilas "mianhae baby".


taeyeon duduk dikursi yang ada disamping ranjang tiffany,lalu menggenggam tangan tiffany dengan erat. berkali-kali taeyeon mengecup punggung tangan tiffany.

"maaf karena selalu menyakitimu sayang.masihkah aku termaafkan?"













TAEYEON POV












"eunghh" aku terbangun dari tidurku saat mendengar erangan  dan menatap kesampingku,tiffany mulai membuka matanya.

"hai" sapaku. ia mengerjapkan matanya berkali-kali mencoba mengumpulkan kesadarannya. aku meraih air mineral yang berada diatas nakas.membantunya untuk minum.dia menurut hingga air tersebut tandas.

"aku dimana?"

"dikamarku.apa kepalamu sakit?" aku bertanya khawatir saat ia memegang kepalanya.

"appo" rengeknya. aku membawanya kepelukanku,memijat kepalanya dengan lembut,memijat titik dikepalanya yang membuatnya mengerang sakit. "appo"


"shh gwenchana sayang" aku mengeratkan pelukanku saat ia beringsut menenggelamkan kepalanya didadaku.mengusap punggungnya dengan lembut.mencoba mengurangi rasa sakitnya.aku memang saat tidak suka saat melihatnya sakit seperti ini.saat-saat seperti inilah yang sangat aku benci.melihatnya kesakitan.

aku sengaja membawa tiffany kerumahku karena aku yakin tiffany tak akan suka berada ditempat berbau obat itu,maka aku meminta dokter untuk membawa tiffany pulang dan mereka mengijinkannya.

"tidur lagi ya" bujukku. aku kembali membaringkannya ditempat tidur dan dia menurutiku. ia memelukku erat dan bersembunyi dibalik dadaku,meremas bajuku dibagian dada.terisak lirih dalam dekapanku.

"mani appo?" dia menggeleng.

"ingin sesuatu?" tanyaku.

"kajima taetae.jangan tinggalkan aku" aku mendengar isakannya. aku menunduk mencoba mencari wajahnya namun dia menyembunyikan wajahnya didadaku. aku merasakan bajuku basah.

"sstt aku tak akan meninggalkanmu sayang. aku janji" dia mendongak menatapku yang kubalas kecupan dibibirnya.aku tahu kini ia tengah khawatir dan ketakutan,semua itu begitu jelas terpancar dari tatapan matanya.

"janji?"

"aku berjanji" aku mengecup kedua matanya yang membengkak lalu beralih kehidungnya lalu kebibir ranumnya,melumatnya lembut.

"istirahatlah kembali.aku akan menemanimu" dia mengangguk.kembali merapatkan tubuhnya dipelukanku,bersembunyi didadaku.dia memang sangat suka posisi seperti ini saat tidur dipelukanku.


aku menyanyikannya sebuah lagu pengantar tidur sembari tanganku menepuk-nepuk punggungnya lembut agar dia segera terlelap. setelah aku merasakan nafasnya yang teratur aku melepaskan pelukannya dan menggantikannya dengan bantal guling,menaikkan selimut untuknya lalu mengecup keningnya sebelum beranjak.


aku akan membuat bubur untuknya,aku yakin dia akan merengek karena sakit dan aku hanya akan memberikannya bubur untuk saat ini.yah bubur adalah makanan yang sangat ia benci namun kali ini aku akan memaksanya untuk memakan itu.

"kosongkan jadwalku hingga satu minggu kedepan" ucapku pada seohyun melalui telpon.


aku segera mematikan sambunganku dan kembali sibuk dengan peralatan masakku. setelah beberapa saat bubur sudah siap untuk dimakan.aku membuka apron dan membawa nampan berisi bubur segelas air putih dan obat untuk gadisku itu. aku meletakkan nampan diatas meja lalu mengelus wajah damai tiffany yang tertidur lelap.

"saranghae princess" aku mengecup dahinya dengan penuh sayang.




***


"jadi junniell itu hanya adik kelasmu?" aku mengangguk dengan satu senyum tenang.

setelah menyelesaikan makannya dengan sedikit bujukan dan rayuan akhirnya tiffany menghabiskan bubur yang aku buat,namun dengan satu syarat aku harus menjelaskan siapa junniell.

"lalu kenapa ia mengaku sebagai kekasihmu?" dia memicingkan matanya dengan sangat lucu.satu tindakan yang aku tahu bahwa dia tengah merasa tak nyaman dengan seseorang,dan aku hanya tertawa melihatnya.

aku mengacak rambutnya lalu mengecup bibirnya sekilas "dia memang selalu seperti itu sayang,pintar menjahili orang lain"

"kau tahu,rasanya aku ingin mati saat dia mengatakan sebagai kekasihmu" ia mengerucutkan bibirnya dengan sangat lucu.

"tapi aku tak akan membiarkanmu mati" dia memukul bahuku dengan bantal yang ia ambil,membuatku tertawa kencang.


"tapi sepertinya dia menyukaimu" ketusnya. oh gadisku sedang cemburu.

"tak ada yang bisa menolak seorang kim taeyeon" ucapku bangga yang mendapat lirikan tajam darinya dan aku tertawa melihatnya seperti itu.

"lalu bagaimana dengan bora?" dia menghela nafasnya sesaat setelah aku menanyakan tentang sahabat sekaligus bossnya itu.

"aku mengundurkan diri setelah semua tugasku selesai,bora sempat menolaknya namun aku tetap pada pendirianku.aku tak ingin kehilanganmu hanya karena pekerjaan"

"lalu apa yang kau lakukan selama jobless?"

dia melirikku tajam "menunggu kekasih bodohku yang selama dua bulan ini pergi entah kemana" aku tertawa terbahak-bahak karena ucapannya.tapi dia menatapku dengan wajah jengkelnya.

"aku sempat mendengar dari seohyun kau mencariku,aku sengaja mengabaikanmu karena aku harus menyelesaikan pekerjaanku yang tertunda dan memberikanmu waktu untuk sendiri. aku tak ingin kau salah langkah sayang" aku mengusap puncak kepalanya dan menariknya untuk bersandar didadaku.

yah selama dua bulan ini aku memang sengaja menghindarinya dan lebih memilih menyibukkan diriku dengan pekerjaan diluar kota ataupun luar negeri agar aku bisa mengalihkan fokusku dari dia.namun semua terasa sia-sia saat semakin hari aku semakin merindukannya,menginginkannya untuk tetap berada disisiku.namun aku juga ingin memberikannya waktu untuk memikirkan bagaimana hubungan kami,aku tak ingin dia menyesal memilihku dan terpaksa menjalaninya.


"mianhae taetae"

"tak ada yang salah sayang,aku yang salah karena tak bisa mengendalikan emosiku" aku meraih tangannya dan menggenggamnya erat.

dia mengecupku berkali-kali membuatku tertawa lebar karena perlakuan manisnya ini.

"aku menghilang hanya ingin memperbaiki diri dan menjadi pribadi yang lebih baik agar pantas bersanding denganmu nanti.aku tak ingin membuatmu kecewa" ujarku penuh keyakinan.aku melihatnya berkaca-kaca.

"gomawo taetae" aku menaikkan salah satu alisku "untuk semua usaha yang kau lakukan.aku mencintaimu apa adanya"

"terima kasih sayang" aku memeluknya erat.

"jadi apa kita akan tetap menikah?" tanyanya disela pelukan kami.

"tentu saja dan akan segera terlaksana secepat mungkin"

"i love you my temprament girl"

"love you too my sweety girl"


dan akhirnya mereka berbagi ciuman dalam yang begitu mereka rindukan selama raga mereka terpisah,berbagi kehangatan dalam pelukan hangat.membagi perasaan tersiksa karena menahan rindu yang mendalam.semua perasaan mereka tuangkan dalam romansa cerita mereka hari ini esok dan selamanya.karena pada dasarnya taeyeon membutuhkan tiffany dan juga sebaliknya.mereka hanya mencoba menerima seperti apa sifat dan perbedaan yang mereka miliki untuk saling mengisi dan melengkapi.










jika kau mencintai seseorang,cintailah dia apa adanya,bukan karena kau ingin dia menjadi seperti yang kau inginkan .karena sesungguhnya kau hanya mencintai cerminan dirimu pada dirinya.










































































end~





















































Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 04, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

temperamental girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang