Drama ?

30 4 5
                                    

"Hoi, baru sampe?", tanya Vida, sahabat gue.

"Ehh, elo. Iye nih. Uda buat peer belom ?", tanya gue.

"Udah dong. Hehe."

"Yok ke kelas."

"Yok."

Kami pun ke kelas. XI IPA 2. Gue baru aja duduk. Tiba-tiba, guru Bahasa Inggris kami, Ms.Lina yang juga wali kelas kami masuk ke kelas.

"Good morning students!"

"Good morning Ma'am!"

"How are you today?"

"I'm fine. Thank you, and you?"

"I'm fine too. Oyah, I forgot to tell you about this."

"What is that ma'am?", tanya salah satu teman kelas gue, Cindy.

"Sekolah kita akan merayakan ulang tahunnya yang ke 27. Kita akan membuat drama masing-masing kelas dan HARUS berbahasa Inggris. Ada usul drama ?"

"Cinderella!"

"Snow White!"

"Beauty and the Beast!"

"Kita akan voting oke ?", tanya Ms.Lina.

"Okee!!"

Setelah voting, gue sebagai sekertaris ikut bantu-bantu membuka kertas voting. Gue sendiri memilih Snow White. Hihi.

"Snow White!"

"Cinderella!"

"Snow White!"

"Snow White!"

"Beauty and the Beast!"

"Snow White!"

....

"Dan kita akan menampilkan Snow White!!", sahut Ms.Lina.

"Kita akan memilih pemeran utamanya. Berikan calon." lanjut Ms.Lina.

"Prisill aja miss! Dia kan ketua klub theater, pasti bagus dramanya!", sahut seorang cewek yang bernama Nami itu.

"Michelle aja miss, dia kan cantik!", teriak teman baik Michelle, Christine.

Michelle adalah anak dari pemilik sekolah ini. Dia cantik, tinggi, pinter, sayangnya dia sombong.

"Buat apa cantik, tinggi, pinter tapi sombong", kata Vida pelan.

"Stop stop! Kita voting aja", teriak Ms.Lina.

Setelah pemilihan, gue lihat hasilnya. Alangkah hebatnya gue sampe kepilih buat ikut drama Snow White ini.

"Ciye selamat ya Clara. Lo udah ngalahin si sombong Chelle tuh.", ucap Cindy yang kebetulan duduk dekat gue.

"Iya thanks. Hihi", kata gue sambil ketawa.

"Nah selanjutnya kita mau milih pangerannya nihh. Ayo kasih calon", kata Ms.Lina.

"Nicholas aja miss! Dia kan ganteng!!", teriak Vida sambil ngelirik gue.

"Anjir. Lo tau kan gue udah suka dia lama? Kok lo malah nyalonin dia sih?", tanya gue.

"Clara, Clara. Ini kan kesempatan lo buat dekat sama dia! Bego banget sih jadi orang", ucap Vida.

"Martin miss, Martin. Dia kan juga ganteng miss", kata Christine sambil tersenyum sinis.

Martin adalah cowok playboy. Gue sebenarnya biasa aja sama dia. Gue tau si Christine nyalonin Martin karna dia mau balas dendam soalnya sahabatnya kan gak kepilih.

"Stop it guys. Voting! Voting!", teriak Ms.Lina.

Akhirnya voting kembali dilakukan. Sumpah gue terkejut sama hasilnya. Suer. Tau gak siapa yang jadi pangerannya ?!

Senang banget! Gue jadi pemeran utamanya, trus si NICHOLAS ITUUU jadi PANGERANNYA!! Senang banget we senangg!

Saking senangnya gue traktir si Vida tuh bakso di kantin sekolah. Makannya buanyak banget.

Jam 10 pas. Bel sekolah bunyi, gue ama Vida langsung lari" ke kelas. Soalnya abis ini pelajarannya PKN. Yang ngajar tu Pak Sampe namanya.

"Anak-anak, kita akan belajar. Sebelum itu, marilah kita berdoa menurut kepercayaan masing-masing. Berdoa dimulai", kata pak Sampe.

Setelah 2 jam lamanya pelajaran pak Sampe, kami belajar English lagi. Ms.Lina u know lah.

"Anak-anak, kita lanjutkan pemilihan tadi. Siapa yang akan jadi kurcacinya?", tanya Ms.Lina.

"Gue aja deh", kata Martin.

"Gue juga dong", sahut Fiky.

"Gue juga."

"Oke, tujuh orang aja ya, gak lebih", kata Ms.Lina.

Akhirnya yang jadi kurcaci itu Martin, Fiky, Rizqi, Rahmat, Arqa, Diki, dan Fernando. Untung aja ngga aneh".

"Dialognya siapa yang ngerjain? Miss minta 2 orang, cewek dan cowok. Hmm. Clara kamu bisa kan?", tanya Ms.Lina.

"Mmm, mm, bii.. bisa miss bisa", kata gue terpatah-patah.

"Cowoknya, siapa yang bisa bantuin Clara?", tanya Ms.Lina.

Tidak ada yang mau angkat tangan ataupun mencalonkan diri, akhirnya seseorang pun mengangkat tangannya.

"Gue aja miss, gue gak ada kerjaan", kata Martin.

"Mampus gue, bakal sering sering ketemu Martin nih", kata gue ke Vida.

"Ya, nasib lo aja deh. Abisnya gak ada yang mau bantuin lo", kata Vida sambil terkikik.

"Lo bantuin gue ya, Vid?"

"Eh, gue gamau Clar."

"Jaat banget lo ama temen sendiri. Plis deh, masa gue berdua ama Martin."

"Ehh, kalo bisa ya."

"Martin, Clara!", panggil Ms.Lina.

"Iya Ms?", tanya kami bersamaan.

"Nanti kalian ikut saya ke kantor."

"Oke Ms."

Gue langsung lesu. Malas banget sih berurusan sama playboy. Huft. Gue menghela nafas.

"Martin, Clara! Ayo ikut saya", teriak Ms.Lina.

Setelah sampai diruang guru, Ms.Lina langsung memberi banyak kertas hvs kosong kepada Martin.

"Buat apa Ms?",tanya gue.

"Bukannya kalian mau buat dialog drama?", tanya Ms.Lina balik.

"Ooo", jawabku sambil ber-oo ria.

Sehabis keluar dari kantor guru, Martin meminta id line gue.

"Buat apa ?", tanya gue.

"Mana tau gue butuh lo", jawabnya.

"Oooo", jawab gue. "pnclaraiz."

"Gimana sih ?"

"Sini ah hp lo", sambar gue. "Nah, udah tuh."

"Masa ? Nama gue apa lah ?", tanyanya.

"Martin doang kan ? Ga ada foto", jawab gue.

"Ya", balasnya. Lalu pergi menginggalkan gue.

"Chat gue kalo mau nanya-nanya!", teriak gue.

Dia ga dengar apapun. Dia langsung pergi gitu aja.

Dasar playboy ! Dia pikir dia siapa !

~   ~   ~   ~   ~   ~   ~   ~   ~   ~   ~   ~   ~   ~   ~   ~   ~
Yang membuatmu patah hati sebenarnya bukan cinta,melainkan besarnya harapan
yang kau pertaruhkan untuknya.

~   ~   ~   ~   ~   ~   ~   ~   ~   ~   ~   ~   ~   ~   ~   ~   ~

Hai guys, gimana ceritanya ? Seru ga ? Tolong kasih komentar ya, gue bakal perbaiki kesalahan gue. Komen aja. Thanks

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 04, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang