This Is Us

78 14 4
                                    

SABRINA

"ROWBRINA!!" Teriakan kepala sekolahku terdengar setelah gue dan Rowan memasukan tikus kecil kedalam saku celananya, sadis memang tapi itulah yang membuat hidup gue dan Rowan berwarna kaya kentut unicorn..

Oh sebelumnya kenalin dulu nama gue Sabrina Elena Miller, gue anak kedua dari tiga bersaudara. Kakak gue yang pertama namanya Cameron Micah Miller, sedangkan adik terakhir gue Alena Sylvie Miller.

Gue kenal Rowan Althea Carter sejak gue menginjak kelas 1 Junior High School. Rowan dan gue akhirnya jadi temen baik bahkan kita jadi partner in crime...

ROWAN

"ROWBRINA!!" Rasanya bahagia deh denger pak kepsek manggil kita berdua, udah lama rasanya gak dipanggil 'RowBrina' sama pak kepsek :")

Oh ya, kenalin nama gue Rowan Althea Carter, gue anak kedua dari dua bersaudara. Gue cuma punya satu kakak nyebelin, Jack Clayton Carter..

Kenal sama Brina adalah hadiah teristimewa, karena bila RowBrina bersatu maka akan memunculkan sebuah masalah baru. Dan buat siapapun yang berani cari masalah sama RowBrina siap-siap untuk masuk ke dalam masalah besar..

Gue dan Brina berlari ke kelas setelah menghindar dari panggilan kepsek.. Kelas XI IPA-1, sudah menjadi kelas favorit kami berdua, karena semua murid di dalamnya sudah sangat mengenal satu sama lain, sehingga tidak ada yang menilai teman sekelasnya dengan sebelah mata. Bahkan banyak murid di kelas tersebut banyak yang berkelakuan trouble seperti gue dan Brina.

"Woy RowBrina!! Kalian bikin masalah apa lagi??" Salah satu teman sekelas gue dan Brina-- Patricia mendengar teriakan keras pak kepsek, emang dasar toa tu pak tua. Udah tua aja masih bisa teriak, bentar lagi gue sumpel pake sendal jepit gue deh biar mingkem.

"Gak banyak, cuma masukin tikus ke saku celananya~" Ucapan santai Brina disambut ledakan tawa kelas itu.

Patricia menepuk pundak gue dan Brina, "We are lucky to have you both in our class!!" Gue dan Brina saling pandang-pandangan, memikirkan jawaban apa yang akan kami keluarkan..

"Thanks!!" Gue menjawab ucapannya dengan singkat..

"Lucky??! Are you serious??" Jeritan nenek lampir membuat gue memutar bola mata kesal. Sangat-sangat kesal.

"Ya serius lah, justru kita menderita gara-gara lu dikelas ini.. Harusnya lu di kelas XI IPA-3 aja.. Isinya kan cabe-cabean semua kaya lu!!" Patrice membalas ucapan Sisca dengan tajam, si Patrice emang gituh... Mulutnya tajem banget kalo gak suka sama orang.

Dia menatap gue dan Brina dari atas kebawah, lalu menunjuk kita berdua, "Cabe??! Justru mereka berdua tuh yang cabe, kerjaannya aja bikin gara-gara.. Dasar cabe tukang cari perhatian!!"

"Cabe ngomong cabe!! Bingung gue.." Patrice mengambil cabe rawit dari tahu pedas Bryan dan langsung menyumpalnya di mulut Sisca. Mampus.

Rasanya tawa gue dan Brina langsung pecah saat itu juga, bagaimana tidak muka Sisca langsung berubah merah tak lupa cabe rawitnya di muncratkan ke antel-anteknya.. Ngakak abis!!

Cape tertawa gue dan Brina memilih berjalan pergi menuju kursi dipojokkan kelas... Kursi favorit kita berdua.

Jangan pikir gue sama Brina udah puas dengan balasan Patrice, of course not!! Balasan dari kita berdua bakal lebih kejam, liat aja nanti.. Revenge is sweet babe!!

AUTHOR

"Pagi anak-anak!!" Sapa Ms.Veli saat dia memasuki kelas XI IPA-1.

Belum 5 menit setelah sapaan dari Ms.Veli, guru tersebut langsung menyambut murid-muridnya dengan penjelasan panjang kali lebar... Penjelasan tentang rumus-rumus fisika yang sangat rumit. Beberapa anak sibuk mencatat, ada juga yang mengobrol dengan kanan kirinya, tapi semua itu berbeda dengan apa yang RowBrina lakukan.. Mereka berdua menyalakan handphone mereka diam-diam dan melirik Sisca dengan senyum misterius.

This Is UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang