1

581 57 23
                                    


"Kang Seul Gi, irreona!" suara halus dari wanita berparas cantik itu memenuhi ruangan kamarnya pagi itu. Dibukanya tirai jendela membuat kedua orang yang sedang terlelap di kasur king size itu kembali saling memeluk dan menenggelamkan diri di balik selimut.

"Aigoo.. Like father like daughter." Seo Eun Gi berjalan membuka selimut kedua orang itu sambil menepuk bokong keduanya.

"Kang Seul Gi, apa kau tidak bersekolah eoh? Palli irreona!" Serunya pada gadis berusia empat tahun itu yang kini terduduk sambil menggosok matanya.

"Aku tidak mau bersekolah, eomma. Aku mau tidur lagi dengan appa." ujar gadis kecil itu sambil kembali berbaring memeluk pria dewasa di sampingnya.

"Andwae! Yakk Kang Seul Gi!  Kalau kau tidak bangun eomma tidak akan mengijinkanmu tidur di kamar eomma lagi." omel sang ibu membuat Kang Seul Gi kembali duduk dengan bibir manyun.

"Eomma sama saja dengan appa, selalu protes saat aku ingin tidur disini." Kang Seul Gi protes dengan suara cadelnya. "Pokoknya kalau eomma dan appa tidak mengijinkanku tidur disini aku tidak mau sekolah." ia kembali berbaring di samping ayahnya.

Eun Gi menghela nafas pelan. Menghadapi putrinya sama saja ia menghadapi dirinya sendiri. Sifat keras kepalanya sukses ia turunkan kepada putrinya.

Eun Gi mengalihkan diri ke Kang Ma Ru. Dilihatnya suami tampannya itu kembali terlihat tidur. Kang Ma Ru menahan kekehannya mendengar percakapan istri dan putrinya itu.

"Ma Ru ssi do irreona. Aishh.. Mana ada dokter yang malas sepertimu jam segini masih belum bangun." omelnya pada suami serta putri semata wayangnya itu.

"Morning kiss.. " Kang Ma Ru memajukan bibirnya sebagai kode.

Eun Gi tercengang melihatnya. "Dwesseo! Bagaimana mungkin kau meminta itu di hadapan anakmu. Aisshh.. "

"Kalau begitu biarkan kami tidur lagi yeoboo. Lima menit saja." tawar Ma Ru pada istrinya yang kini sedang menggeram kesal.

Eun Gi berkacak pinggang melihat kelakuan ayah dan anak itu. Pasalnya kedua orang itu memiliki sifat buruk yang sama. Sama-sama susah jika dibangunkan. Istilahnya kalau buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.

Eun Gi kembali memutar otak, mencari cara bagaimana agar kedua orang itu segera bergegas meninggalkan alam mimpinya.

"Geure, ya sudah jika kalian tidak mau bangun. Percuma eomma membuat sarapan yang banyak. Hmm.. Ada seolongtang, galbi, dwejangjigae. Ahh, sepertinya akan kuhabiskan sendiri." Eun Gi berjalan keluar dari kamarnya meninggalkan kedua orang yang sukses membuka matanya saat mendengar menu sarapan mereka. Sepertinya usaha Eun Gi membangunkan kedua orang itu dengan menu sarapan telah berhasil. Pasalnya apapun masakan Eun Gi selalu menjadi menu favorit suami dan putrinya. Dan belum sampai dua menit ia berlalu, kedua orang itu berhambur ke kamar mandi bersama.

*

"Good morning my goddess." sapa Ma Ru saat menghampiri Eun Gi. Di ciumnya pipi kanan Eun Gi saat dilihat wajah masam istrinya karena menunggu lama untuk sarapan bersama. Seul Gi yang berada dalam gendongan Ma Ru terkikik melihat kelakuan orang tuanya.

"Yakk! Sudah kubilang jangan melakukan hal aneh dihadapan putrimu, Ma Ru ssi." ujar Eun Gi tersenyum malu.

"Jangkamman Seul Gi ahh." Ma Ru menutup mata putrinya dengan telapak tangan, kemudian mendaratkan sebuah kecupan di bibir Eun Gi, mempuat wanita itu memalingkan wajah, menyembunyikan wajah merah tomatnya.

Aneh memang, mereka bahkan bukan pengantin baru. Namun perlakuan kecil Ma Ru yang seperti itu acap kali masih membuat istrinya sering merona merah seperti tadi.

TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang