LANTUNAN lagu Jar of heart dari Christina Perri yang dinyanyikan oleh gadis dengan suara merdu, paras yang cantik serta rambut yang terurai panjang mampu membuat seluruh kaum adam yang berada di aula SMA Garuda terkagum-kagum. Dialah Maura Salsabilla Agatha.
Suara tepukan bergemuruh yang menandakan berakhirnya lagu tersebut.
"Good luck ya, ra" ucap Putri dengan penuh semangat. Putri termasuk orang yang dekat dengan Maura, bisa disebut sahabatnya.
"Thanks ya, Putri." Jawab Maura sembari tersenyum ke arah Putri.
Maura dan Putri sudah bersahabat sejak mereka menginjak bangku SD, jadi wajar saja bahwa mereka sudah mengetahui kekurangan dan kelebihan masing-masing. Dan itulah sebabnya mereka sudah sangat Klop.
Setelah itu, mereka menuju ke Cafe Violet yang jaraknya lumayan dekat dengan SMA Garuda. Oleh sebab itu, mereka tidak perlu untuk naik kendaraan umum dan lebih memilih untuk jalan kaki yang kira-kira menghabiskan waktu kurang lebih 10 menit.
Sesampainya disana, mereka langsung menuju ke arah meja nomor 52 yang berhadapan langsung dengan jalanan kota Jakarta yang lumayan padat.
"Ra, lo emang ngga punya niatan gitu buat cari pengganti Daniel..." Ucap Putri dengan sedikit hati hati karena takut membuat sahabatnya ini tersinggung. "Ya bukan apa-apa sih, kalo misalkan lo punya cowok. Pasti sedikit demi sedikit lo bisa lupain Daniel." Sambung Putri
Maura hanya diam dan tidak menggubris sama sekali.
***Dilain sisi, laki-laki dengan rambut cepak dan tubuh tegap bak seorang tentara. Dialah Dimas Aditya Dirgantara.
Yang sedang berada di balkon kamarnya dan menatap gemerlap bintang yang sangat indah. Entah apa yang sedang ia lakukan disana.
"Kapan lo sadar, kalo gue sebenarnya punya rasa sama lo."
Ia langsung menuju ke arah kamar yang didominasi dengan warna hitam putih. Dan terlihat figura yang tersusun rapi di dinding kamarnya.
Pria tersebut menuju kearah tempat tidurnya. Setelah beberapa saat ia pun telah terjaga.
***
Keesokan harinya, Maura menuruni tangga dengan sangat tergesa-gesa karena jam sudah menunjukkan pukul 06.45. Itu artinya gerbang SMA Garuda akan segera ditutup.
Bagi siswa/i yang terlambat akan mendapatkan sanksi yaitu lari dilapangan sebanyak 10 kali putaran.
Setelah sampai di sekolah, ternyata gerbang SMA Garuda sudah tertutup.
"Pak, bukain pintunya dong pak," bujuk aura dengan memasang puppy eyes.
"Maaf dek, ngga bisa. Kamu sudah melanggar aturan." Ucap pak Jono sembari melangkahkan kaki ke arah pos satpam.Setelah mendengar jawaban dari pak Jono. Maura berkeinginan untuk pulang kerumah, daripada mendapat hukuman dari guru kiler.
Tapi, saat ia ingin melangkahkan kakinya. Tiba-tiba....
"Maura, lo mau kemana?" Tanya seorang pria yang tidak lain adalah Dimas.
Maura tersentak dan menoleh "Eh, Dimas kok lo disini?" Tanya Maura kepada Dimas. "Lo ditanya, malah nanya balik."
"Kita kok bisa terlambat barengan gini ya?" Tanya Dimas yang hanya dijawab dengan senyuman manis dari Maura.Yang ada dipikiran Maura sekarang adalah Dimas yang notabene nya adalah seorang ketua osis yang cuek, jarang bicara, kenapa sekarang tiba-tiba dia banyak bicara dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan lain yang timbul dalam benaknya.
***
Setelah kejadian itu, Maura pun diantar oleh Dimas pulang ke rumahnya. Karena, mereka tidak mungkin lewat pintu belakang sekolah untuk bisa mengikuti pelajaran.
Maura dan Dimas yakin, pasti besok ketua dan wakil ketua osis ini pasti akan dipanggil ke ruangan BK (Bimbingan Konseling) untuk menjelaskan kenapa mereka Absen hari ini.
Tringg
Bunyi handphone yang berada di atas tempat tidurnya berhasil membuyarkan lamunan Maura.
LINE
DimasAD: Maura!!
Mauraa: Kenapa Mas, tumben nge line??
DimasAD: nggak, iseng aja Ra. Btw, besok gue jemput ya. Gue ngga nerima penolakan.
Mauraa: iya deh, jemput gue jam 06.50 ngga pake telat.
DimasAD: oke. [Baca]
Setelah itu, Maura pun menuju ke meja belajarnya untuk belajar. Karena, besok akan ada kuis yang diadakan oleh Pak Suripto.
21.05
Maura pun menuju ke tempat tidurnya, agar tidak bangun terlambat seperti hari ini.
***
Keesokan harinya
"Maura sayang, ayo turun nak. Teman kamu sudah menunggu dibawah." Teriak Bunda Maura yang bernama Ana. "Tunggu sebentar ya nak, Maura memang begini kelamaan dikaca." Ucap Bunda Ana kepada Dimas yang hanya dijawab dengan kekehan kecil.
Ya, Dimas sudah berada dirumah Maura sekitar 10 menit yang lalu. Dan sampai saat ini Maura pun belum turun dari kamarnya.
Tak berselang beberapa lama, Maura pun turun dari kamarnya dengan menggunakan seragam khas dari SMA Garuda dengan balutan jilbab putih, yang menutupi rambut nya.
"Yuk Dimas, kita berangkat sekarang." Ucapnya sembari berjalan kearah Bundanya. "Bun, kita berangkat dulu ya nanti takut terlambat." Salim kepada Bunda Ana sembari melangkahkan kakinya keluar rumah dan Dimas mengekorinya dari belakang.
Disaat di atas motor, Dimas dan Maura tak henti-hentinya bercanda ria. Jarang sekali mereka bisa tertawa dan berbicara tanpa adanya rasa canggung.
"Gue selalu berharap bisa sedekat ini sama lo. Dan akhirnya gue bisa bercanda kayak gini sama lo." Batin...
______________________
a/n
Kira kira siapa ya, yang menyimpan rasaa diam-diam.
Terus pantengin cerita ini guys. Maaf kalo ceritanya gaje guys. Baru pemula.
Ily :*
No dark-readers!
Sorry for typo. Dont forget for vomment(s) and critical or suggestion for my story.
Gomawo!xx10+ vote and 1+ comments
KAMU SEDANG MEMBACA
Believe
Teen FictionPatah hati yang gue rasain pertama kali itu sama orang yang benar-benar buat gue selalu nyaman dan selalu buat gue tersenyum, dan sekarang gue nggak akan percaya sama cinta. -Maura Salshabila Agatha Baru pertama kali gue ngeliat cewek yang modelnya...