Happy Reading
***
Bulir demi bulir air mata kini membasahi wajahku, berlari dengan cepatnya tanpa menghiraukan tatapan aneh orang yang melihatnya. Berlari dengan menjinjing baju pengantinku yang kini telah kotor. Berlari meninggalkan semuanya hanya untuk dirinya, Jeon JungKook. Namja yang selalu ada untukku, Sahabatku dan Cintaku juga namja yang telah aku tinggalkan hanya untuk pernikahan konyol ini, Pernikahan perjodohan!. Cih~ memuakkan.
.
.
.
.
Kini diriku telah memasuki sebuah Rumah Sakit, dimana di dalamnya seseorang yang aku cintai terkapar lemah tak berdaya. Dia baru saja kecelakaan sesaat setelah datang keacara pernikahanku. Namja bodoh itu datang dan berpura-pura kuat di depanku, menampilkan senyum palsunya sambil mengucapkan selamat padaku. Dia memang namja bodoh, tak tahukah dia jika aku juga tersakiti, aku sakit saat dia berpura-pura menerima semuanya dan menyuruhku untuk tetap melakukan pernikahan konyol ini.
.
.
.
.
"Jungkook-ah" tatapanku kini terpaku pada dirinya yang tengah tertidur dengan lelapnya. Tertidur? Entahlah , Dokter hanya bilang kalau dia tidak bisa menyelamatkannya itu saja. Tapi sungguh aku rasa dokter itu salah, lihatlah Namja yang ku cintai ini benar sedang tertidur, dia akan bangun sebentar lagi jika aku menciumnya. Sungguh! Kau tak percaya lihatlah! aku akan menciumnya tepat di bibir manisnya ini dan dengan sekejap dia akan bangun.
Satu Chup~
Dua Chup~
Tiga Chup~
Lihat aku sudah menciumnya dan sebentar lagi pasti dia akan terbangun tunggu saja.
.
.
.
.
Hey! Ada apa dengannya? Apa dia ingin bermain dengan ku? Apa dia masih mengharapkan aku menciumnya lebih banyak lagi?. Ok jika itu yang dia inginkan akan aku lakukan lagi.
Chup~ Tess~
Apa ini kenapa rasanya asin? Kenapa aku menangis? Ayolah aku hanya ingin membangunkannya, bukankah dia hanya tertidur?. Ah~ aku lupakan cara yang benar-benar ampuh untuk membangunkannya, aku rasa dia memang ingin bermain.
"Jungkook-ah, Kookkie-ah bangun Chagi, aku disini" aish, kenapa dia tetap tak mau bangun.
"Kookie-ah Bangun, aku disini cepat buka matamu" aku kesal, pastinya! Aku lelah, aku takut.
"YAK JEON JUNGKOOK CEPAT BUKA MATAMU" sungguh aku tak dapat menahan emosiku. Tak tau kah dia jika aku sudah tak ingin bermain. Aku goncangkan tubuhnya namun tetap dia tak mau bangun. Aku harus bagaimana?
"Jeon Jungkook a..ku mo..hon...buka matamu, a..aku disini" lagi-lagi air mata ini menggangguku.
"Jeongkook oppa, aku lelah bangunlah" ucapku tetap menggoncangkan tubuhnya.
"JEON JUNG―"
"Gomyanie~"
.
.
.
.
Sahutan itu sontak membuatku terdiam, mataku berbinar, jantungku berdebar. Lihatlah bukankah sudah kubilang jika dia akan terbangun. Tapi tunggu kenapa matanya masih terpejam?.
"Oppa kau tadi memanggilkukan? Oppa buka matamu. Aku dengar panggilanmu tadi.Cepat bangunlah" Aku tetap menggoncangkan tubuhnya yang kini terasa dingin di tanganku namun dia tetap dengan pendiriannya. Apa aku salah dengar? Tidak! Aku yakin tadi dia yang memanggilku.
"Gomyanie Hentikan!" ujar seseorang tegas dengan sebuah cengkaraman yang membuatku terhenti dari aktivitasku.
"Hentikan! Dia sudah tidak ada Gomyan!" perkataan itu dengan cepat membuatku menatap tajam seseorang tadi yang tak lain Namja yang telah di jodohkan denganku, Min Yoongi.
"Apa urusanmu? Pergilah! Jangan ganggu kami" dengan sekuat tenagaku dorong dirinya untuk keluar kamar ini.
" SADARLAH DIA TELAH PERGI!" teriakkannya cukup nyaring sesaat setelah kukeluarkan. Pintu itu ku kunci dan kini ku seret kembali tungkaiku mendekat padanya.
" Jungkook kau sudah janji padaku kan tidak akan meninggalkanku?" Tanyaku lirih..
"Jungkook Oppa,kau sudah berjanji padaku kan? Kenapa kau mengingkarinya?" aku frustasi, aku menangis lagi. Ini salah semuanya salah.
" kita juga berjanji akan selalu bersama bukan?" Entah aku bertanya untuk siapa karena hanya hembusan angin saja yang menjawab.
"Oppa aku akan menepati janji itu" aku kini mengambil benda tajam yang tergeletak di atas nakas samping ranjangnya dan dengan sekejap benda itu menyayat nadiku hingga Gaun pengantin Putih ini menjadi berwarna merah. Kepalaku terasa berat,Pandanganku mulai mengabur, aku terjatuh disisi ranjangnya. Sebelum akhirnya aku menjemputnya aku masih mendengar suara teriakan memanggil namaku hingga suara dobrakan pintu. Dan selanjutnya gelap.
"aku akan menjemputmu Jungkook Oppa, tunggu aku"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"CUT" teriakan itu mengintrupsiku untuk terbangun. Deru tepuk tangan menghiasi ruangan ini. Aku pun membungkuk sambil mengucapkan terimakasih.
"Aktingmu yang terbaik Noona" ujar Jungkook tersenyum seraya mengacungkan kedua ibu jarinya.
END.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Wake Up!
Fanfiction|AidenJ| Jeon Jungkook & OC Sad (maybe) PG-15 Ficlet