Aku masih ingat pertama kali kita bertemu. Saat itu kita masih muda, bodoh, dan ceroboh. Masa-masa SMA. Aku ingat matamu khawatir saat kau menabrakku dengan mobilmu yang super mewah.
Aku ingat sejak hari itu, kita semakin dekat. Bertemu setiap hari, bercanda lewat chat mau pun ketemu langsung. Aku selalu suka sifat humorismu.
Sekarang, diriku sudah di ambang kejatuhan. Waktu kau menabrakku, itu sudah 3 tahun yang lalu. Aku bahkan tidak tau kau masih mengingatnya atau tidak. Karena sekarang, melihatmu dengan wanita yang kau genggam tidaklah mudah bagiku.
Malam ini seharusnya menjadi malam yang ku dambakan. Kau bilang akan memperkenalkan seseorang. Ternyata, seseorang itu adalah kekasih barumu.
Matamu bersinar saat memperkenalnya kepadaku. Aku bertanya kepadamu kenapa tidak pernah cerita. Kau bilang, kau ingin mengejutkanku. Kau berhasil Jack. Kau sangat mengejutkanku, hatiku seperti tertusuk oleh ratusan pisau saat aku lihat wanita yang kau genggam itu. Aku tau tidak seharusnya aku mengatakan seperti ini karena kau bukan siapa-siapa bagiku. Tapi apakah salah jika aku mencintaimu?
Aku ingat kau bilang cinta tidak bisa disalahkan. Saat itu, aku mempercayaimu. Tapi semua itu adalah suatu kebohongan yang besar. Kenapa harus selalu aku yang tersakiti setelah sekian hari, sekian bulan dan tahun kita bersama?
Mungkin ini salahku. Karena sudah terlalu berharap.
"Ra? Kenapa bengong?" suaramu menyadarkanku kalau aku masih berada ditempat yang sama denganmu dan kekasih barumu itu.
"Maaf, aku harus pergi." hanya kata itu yang berhasil keluar dari bibirku. Padahal ada seribu kata yang ingin aku ucapkan.
Aku mengusap air mataku yang sudah jatuh ke pipiku. Aku memanggil taksi dan tidak ada yang berhenti satu pun. Diluar dingin dan aku sendirian disini. Air mata ini lagi-lagi turun dan tidak bisa berhenti karena mengingat wajahmu yang sangat bahagia dengan kekasihmu.
Aku beruntung, taksi sudah berhenti saat kau memanggilku dan menyuruhku untuk berhenti. Tentu aku tidak mendengarkan kata-katamu dan langsung masuk ke dalam taksi itu.
~~~
Sejak kejadian minggu lalu, aku jarang bertemu denganmu. Tepatnya, aku menghindar. Aku ingin rasa luka yang kupunya di dalam hatiku bisa sembuh, itulah alasan kenapa aku menghindar darimu.
Di kampus, aku berusaha sebisa mungkin agar tidak melihatmu. Tapi itu malah semakin membuatku menderita. Tapi aku yakin lama-kelamaan rasa sakit ini akan hilang.
Saat ini, hujan melanda daerah dimana aku tinggal. Aku terus mendumel di dalam hatiku. Hari ini adalah salah satu hari yang sial bagiku. Pertama, aku sudah dihukum oleh guru materi karena aku lupa mengerjakan tugas. Kedua, aku tidak sengaja melihatmu dengan kekasihmu itu sedang berduaan. Dan sekarang, hujan membasahi tubuhku. Mungkin awan sedang menggambarkan rasa hatiku.
Aku meneduh di halte terdekat. Jika karena aku tidak memikirkan tentang tugas-tugas yang sudah kukerjakan ini, aku tidak akan meneduh di halte yang dekat rumahmu.
Bisa kulihat jelas, kau dan kekasihnu sedang berduaan di teras rumahmu. Kau melambangkan tanganmu karena kekasihmu sudah ingin pulang. Aku tidak ingin melihat ini semua, tapi karena rasa penasaranku, aku tetap melihatmu meskipun menyakiti hatiku.
Kekasihmu menaikki motor yang sudah ada supir di depannya. Mungkin itu ojeknya.
Setelah wanita itu pergi. Mata kita bertemu dan mataku sudah mengeluarkan air. Aku cepat-cepat pergi dari halte itu. Tidak memikirkan hujan yang akan membasahi tugas-tugasku itu.
Air mataku mungkin tidak terlihat karena wajahku yang sudah basah. Tapi rasa sakit ini sangat terasa dan begitu menyakitkan.
Di dalam kejauhan, aku bisa melihat baju yang sama dipakai oleh kekasihmu tadi. Awalnya, aku tidak percaya itu dia. Tapi setelah aku dekati, itu memang dia. Dia sedang berduaan oleh seorang lelaki yang tidak kukenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember?
Short StoryApakah ini yang dinamakan cinta? Tapi kenapa mencintaimu itu begitu menyakitkan? Seperti tertusuk dengan ribuan pisau. Aku tidak sanggup. Aku hanya ingin mengingat masa lalu. Dulu, waktu kita masih tidak kenal apa kata cinta itu. Apa kau masih ingat...