"Anya Fransisca Aurellia, nilai kamu 99". Kata ms. Karen, wali kelas Anya. "Yes, yuhuu nilai gue 99 lo pasti kalah" ejek Anya pada Dimas. "Liat aja" sahut Dimas singkat.
"Dimas Fadi Suputra, nilai kamu 100" kata ms. Karen. "See? Nilai gue lebih tinggi dari lo" kata Dimas sombong. "Iih kok gue bisa kalah sih sama dia? Gabisa gabisa gue harus kerjain dia nanti waktu istirahat" batin Anya berapi api.
>SKIP<
Waktu istirahat"Anin, Anin, sini deh" panggil Anya pada Anin, sahabatnya.. "Ada apaan Nya?" Tanya Anin. "Gue mau ngerjain si Dimas, bantuin gue ya" kata Anya. "What? Ngerjain Dimas? Gak ah gue gamau bantu lo. Sorry kali ini gak bisa." Jawab Anin. "Yaelah bantu sahabat sendiri juga masa gamau. Gue tau, lo gamau bantuin gue ngerjain Dimas karena lo suka sama Dimas kan? Kata Anya."loh kok lo tau kalo gue suka sama Dimas" tanya Anin dengan pipi yang sudah seperti kepiting rebus. "Jangankan gue, satu sekolah udah tau kale" jawab Anya. "Emang kenapa sih lo itu suka banget ngejailin si Dimas. Dia kan orangnya baik" sahut Anin mengalihkan pembicaraan mereka. "Yaudah kalo lo gamau bantuin gue, gue bisa sendiri kok"kata Anya sambil tersenyum.
Anya pun berlalu meninggalkan anin di kelas nya, dan segera menyusun rencana untuk mengerjai Dimas.
Ia lalu mencari sebuah tali di sekitaran sekolahnya tersebut. Setelah sekitar 5 menit mencari akhirnya Anya menemukan sebuah tali panjang di dekat sebuah pohon.
"Nah ketemu" Anya berkata dengan dirinya sendiri.
Anya pun melihat Dimas sedang berjalan di koridor sekolah bersama Nicho, sahabatnya.
Anya pun buru - mengikat tali tersebut di dekat koridor yang akan Dimas lewati.
Anya mengikat 1 sisi tali tersebut, dan satunya lagi ia pegang sambil mencari tempat persembunyian.
Dimas & Nicho pun sudah berada di dekat tali tersebut. Tetapi untungnya mereka berdua tidak menyadarinya.
Tiing(suara sms masuk di hp Dimas)
Otomatis Dimas pun berhenti berjalan sebentar untuk melihat ama masuk tersebut.
Dan, Nicho yang berjalan mendahului Dimas pun otomatis terkena jebakan Anya.
Brukk!!
Nicho terjatuh"Nicho!" Teriak Dimas. "Duh, mati gue, kenapa jadi ni anak sih yang kena jebakan gue, bukannya Dimas". Kata Anya setengah berbisik.
Terpaksa, Anya keluar dari tempat persembunyiannya.
"Lo lo yang bikin jebakan ini kan?" Tanya Dimas mengintrogasi Anya. "Eng enggak kok. Lo nuduh - nuduh sembarangan aja jadi orang" bantah Anya. "Mana ada maling ngaku" sahut Dimas. "Huu serah lu" jawab Anya jutek.
"Eh udah udah kalian jangan berantem kayak gini dong" Nicho menengahi. "Lagian temen lo tuh yang mulai duluan" kata Anya sambil melirik Dimas sinis. "Lo, ngaku aja lo tadi tuh mau ngerjain gua, tapi jadi Nicho yang kena. Bener kan? point kita 1-0". Sahut Dimas. "Oke siapa takut?" Jawab Anya menantang. Anya pun segera pergi dari tempat itu dengan perasaan kesal.
Setelah Anya pergi..
"Dims, lo kenapa sih selalu debat aja sama si Anya. Padahalkan dia itu anaknya baek - baek. Cantik pula. Jadi makin suka sama dia." Kata Nicho.
"Dia yang selalu cari ribut sama gua. Lagian tadi lo bilang apa? Lo suka sama Anya? Ambil aja" jawab Dimas santai. "Yakin lo? Yaudah thanks bro. Lo emang sahabat terbaik gue." Seru Nicho senang. "Hmm" jawab Dimas singkat.Author Pov :
Halo Readers semuaa...
Ini part judulnya : "Permulaan" ya. Maaf kalau ceritanya gaje. Jangan lupa dilike, Vote, & Comment.
Stalk me :
@lianathania_27 (Instagram)
@spambylia (Instagram)
Sampai jumpa di Dear Love, selanjutnya.
Bye.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Love,
Teen FictionKisah percintaan yang awalnya berasal dari benci. Anya & Dimas yang dapat menjawabnya. Akankah mereka selalu bersama? ataukah sebaliknya?