CHAP 3 (new companion)

168 11 6
                                    

Writer block :v everywhere!!!!
.
.
.
Jika kalian mengatakan Sans terlihat tenang, itu adalah kebohongan besar... di balik expresinya yang sangat datar dan dingin, tertutup sosok Sans yang sedang panik dan penuh dengan tanya...

Mengapa tiba tiba ayahnya terlibat dengan semua ini...

Sans yakin bahwa ia mengetahui semua experiment yang ayahnya lakukan, sedari ia kecil, ayahnya telah mengajaknya untuk melakukan berbagai experimen yang bisa di katakan cukup berbahaya...jadi kalau bunga biadap ini mengatakan yang sejujurnya...lalu mengapa ayahnya menyembunyikannya darinya??

"Kucing mengigit lidahmu?? kenapa kau tiba tiba diam?? apa kau tidak percaya kata kataku??"

Suara Flowey yang di buat sangat lembut dengan bumbu pedas di dalamnya itu pun memekarkan seringainya, melihat expresi kebingungan Sans yang semakin menjadi jadi...
menderitalah, seperti yang selama ini ku rasakan... bisiknya kepada dirinya sendiri...

Flowey dengan senang melihat Sans yang terus saja mengerjapkan matanya dan diam seperti sedang berfikir keras...
Ya....
Sekarang kau tahu...
Apa rasanya....
Ditusuk dari belakang oleh orang yang kau percaya...

Flowey yang sedang menyeringai itu pun kembali teringat senyum lembut temanya...itu membuat sesuatu di dalam dirinya sakit meskipun ia taklagi mempunyai jiwa...ia berjanji akan balas dendam...

Ah...tunggu dulu, jangan berperasangka buruk dulu kepadanya, ia sangat menyayangi temanya yang selalu mau menemaninya walaupun ia tahu dirinya sudah begitu kasar kepadanya...tapi ketika Gaster menghabisinya....yah, ia tak melihat Gaster menghabisinya di depan matanya, tapi Frisk menghilang, lenyap seakan akan tak pernah ada di dunia ini...

Selama beberapa tahun ia terus mencari Frisk, tapi hasilnya adalah nihil....sampai di suatu titik, ia sudah tak sanggup dan menyerah...
ia sudah menyerah dan menganggap kalau temanya itu telah tiada...

Walau ia tak tahu menapa Sans bisa tiba tiba tahu tentang Frisk dan mencarinya....ia sudah tidak perduli...ia sudah menyerah...
Karena sang bunga tahu, ia tak bisa berharap terlalu banyak...
ini menyakitkan...

Setetes airmata jatuh dan mengalir di pipi Flowey yang dengan sigap di hapusnya, ia kembali menyeringai gelap kepada tahananya yang masih menggantung di udara...

"Aku tak perduli di mana kau mendapatkan kalung itu, otak es...tapi aku akan mengakhiri nyawamu di sini"

ketika Sans tak menjawab apa apa, Flowey kembali tertawa...

"Sudah menyerah huh? aku tahu HP mu sedikit Sans, tapi kau benar benar lemah...selamat tingga-"
".....aku minta maaf......"

Tebasan Flowey kali ini berhenti untuk kedua kalinya..

"Apa maksutmu..."
"Kau juga mencari..."
"Aku tidak per-"
"jangan bohong....apakah kau masih mencari...aku tidak tahu kenapa, tetapi...aku merasakan sesuatu terpancar dari kalung ini...seperti ingin mengatakan sesuatu..."

Mendengar nada sans yang semakin merendah dan melembut, dan pancaran matanya yang ia tahu betul...itu membuat Flowey takut...ia tahu tatapan itu
tolong jangan buat ia mengingat...
ini menyakitkan...

"DIAM!!!!! KAU TIDAK TAHU APA APA!!!! FRISK SUDAH TIADA!!! BERHENTI MEMANDANGKU SEPERTI IT-"
"Flowey..."

Suara Flowey tercekat ketika mendengar nada yang sama persis dengan yang selalu ia gunakan...
berhenti...
ini menyakitkan...

"DIA-"

BERHENTIBERHENTIBERHENTIBERHEBNTIBERHENTIBERHENTI-

"Aku minta maaf karena tak pernah bisa bilang selamat tinggal..."

Balnk...Pikiran Flowey blank seketika...
ya...
ia ingat betul suara itu....nada itu...expresi itu...
Frisk...

Kini Flowey tak dapat menahan air mata deras yang mengucur dari matanya, bagaimana ia bisa melupakan rasa sakit kembali di tinggalkan, bahkan orang yang membuatnya seperti ini pun ikut lenyap di telan bumi bersama Frisk...

bagaimana  bisa ia lupa...
ini semakin menyakitkan....

Sulur yang mengikat tubuh Sans mengilang dan kembali masuk di tanah tanpa jejak seperti tak terjadi apa apa sebelumnya, membuat Sans jatuh ke tanah dengan kurang layak. Sejujurnya sang penulis juga bingung jatuh yang layak bagaimana, tapi yah sudahlah...
Dengan sedikit tertatih tatih, Sans melangkah mendekati Flowey yang masih saja terus menangis dan berhenti tepat di depanya...

"Kau menang lagi otak es...sekarang bunuhlah aku, tak ada gunanya lagi ku hidup..."

Sans men-summon kembali sebuah tulang runcing di tangganya, siap untuk menebas sang bunga kapan saja, tapi sama halnya seperti kejadian Flowey, ia menghentikan seranganya tepat sesaat sebelum tulang itu menyentuh sehelai kelopaknya...
ia kembali merasakan sesuatu, dan juga suara kali ini...

"Hentikan...ia tidak bersalah Sans..."

Ia juga tahu betul suara itu, dan jika ia mendengar suaranya walaupun hanya sedikit, atau mungkin ia juga merasakan emosi yang Frisk rasakan tadi...ia masih memiliki harapan...
Dengan kencang sans menghujam tulangnya itu ke tumpukan salju tepat di sebelah Flowey yang terlihat sudah pasrah menerima kalau ajalnya sudah dekat, dan akhirnya sang bunga menatapnya dengan heran dan jengkel

"OH, KAU MAU MELIHATKU KAGET SEBELUM MEMBUNUHKU??? KERJA BAGUS OTAK ES, KERJA BAGUS!!!"
"Welp...dengarkan aku dulu teman...."
"AKU BUKAN TEMANMU!!"
"Ya, ya terserahlah, tapi dengar...kau masih ingin melihat temanmu?"
"IA SUDAH!!! ia sudah...."
"Belum...., ia belum..."

bahkan mereka berdua tak bisa mengatakanya....
terlalu pahit...
dan Sans tak suka kopi pahit...

"bagaimana kau bisa seyakin itu?"
"Frisk...ia selalu datang ke mimpiku selama beberapa tahun belakangan...tapi karena kekurangan magic, akhirnya ia harus memutus contact denganku...tapi ia juga meminta tolong untuk mencari dirinya dengan kalung ini, kalau itu cuman mimpi, aku tak mungkin mendapatkan kalung ini"

Terlihat tertegun dengan kata kata Sans, Flowey kembali mencoba menyentuh kalung yang masih tergantung di leher sans yang nyatanya adalah serpihan jiwa Frisk, tapi sebelum Flowey bisa menyentuh benda itu, Sans menepis sulurnya

"Jangan....sentuh..."

Flowey menghela  nafas cukup panjang...
ia bukanlah orang yang sabar...
tapi, jika yang di katakan otak udang ini benar...ia merasakan sesuatu yang ia rindukan selama ini...ya, harapan...
jadi ia akan mencoba bersabar...

"Ok...apa maumu?"
"Bantu aku mencarinya..."
"......baiklah..."

eh...itu lebih mudah sedari yang Sans pikirkan? sama sekali tidak ada perlawanan, ia seperti melihat Flowey yang jauh berbeda dengan Flowey yang baru saja di lawannya...

"kau yakin?"
"haah....dengar....otak es....Frisk adalah satu satunya orang yang akan ku panggil teman, jika aku mendapatkan kesempatan untuk melihatnya lagi, itu sudah cukup..."
"ahh...baiklah...terima kasih"

Sans mulai berjalan dari posisinya, siap untuk mencari kembali dengan Flowey yang dengan mudah tenggelam dan muncul kembali dalam tanah, tapi tiba tiba saja mata Sans kembali terasa gelap dan samar...ah...ini tidak baik
seperti yang Sans duga, ia langsung mengalami kebutaan total, di samping itu sakit kepala yang menjadi jadi dan secara tiba tiba membuatnya semakin parah. Mengerang sambil mencengkram kepalanya yang semakin terasa seperti terbelah dua, akhirnya Sans pingsan dan tenggelam dalam salju putih yang mulai menutupi sosoknya...

Tapi sebelum ia pingsan, ia bersumpah bahwa Flowey mengatakan sesuatu...

"Aku tak tahu apa yang Frisk lihat dari orang bodoh seperti ini"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 06, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

UnderspellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang