Jodoh Pasti Bersatu

753 79 0
                                    

Selamat membaca..

***

Yuki tengah duduk di Taman, tidak sendiri. Tapi bersama Stefan. Mereka tengah asyik mengenang masalalu.

"Kita sudah benar-benar sibuk selama ini, hingga kita sudah tak pernah kesini lagi, Ki" kata Stefan

"Hmm, aku merindukan suasana seperti ini" kata Yuki, bersandar pada dada Stefan

"Ingatkah kamu akan masalalu? Begitu menyakitkan ketika ku kenang. Aku sadar, Putri Keong. Tidak ada yang sebaik dirimu,tak ada yang sepengertian dirimu. Aku menyesal, tidak memperjuangkanmu" kata Stefan, mengusap rambut Yuki

"Tidak mengapa, yang penting kita bisa bersatu sekarang"

Beberapa tahun yang lalu..

"Putri keong, gue harus nikah sama Celine" kata Stefan, raut wajahnya begitu pucat

"Ke-kenapa?" tanya Yuki, mengerutkan kening

"Gue dipaksa. Gue gak bisa nolak, bokap gue bakal bunuh diri kalau gue gak nikah sama Celine. Dan, Celine..dia..dia juga maksa gue, Ki. Gue gak tau harus gimana, gue Cinta sama lo tapi...gue bingung, Ki" kata Stefan

Yuki menghela napas, matanya sudah berkaca-kaca. Yuki menyentuh wajah Stefan, mengusapnya pelan. Stefan terdiam, ia ingin setiap hari seperti ini dengan Yuki, namun apa dayanya? Ini membuatnya dilema.

"Gue Cinta sama lo, Ki. Gue gak sanggup, gue harus apa?"

"Yang harus lo lakuin adalah..." Yuki menghela napas, lagi, "ikuti perkataan bokap lo. Bokap lo lebih berarti, Stef. Ini juga berat bagi gue.. Tapi.. Tapi.. Gue gak mau lo jadi anak durhaka"

"Apa itu.. U-udah jadi.. Hal yang terbaik, Ki?" tanya Stefan

Yuki mengangguk pelan. Airmatanya mulai menetes.

"Kita gak bisa lakuin apapun lagi...gu-gue gak mau bokap lo kenapa-napa.. Karena gue. Gapapa, Stef, ini yang namanya pengorbanan. Ini..ini yang terbaik buat semuanya.."

Stefan tidak bisa berkata apapun lagi. Yuki benar. Dan Stefan pun tahu, jika ayahnya tidak pernah main-main dengan ucapannya.

"Jangan pernah lupain gue, Ki. Jangan pernah lupain kalau gue pernah hadir di hidup lo. Jangan pernah.. Lupain kalau kita pernah.. Melewati masa yang Indah. Jangan lupain tentang kita, Ki" kata Stefan, tangannya mengusap airmata Yuki

Yuki menggeleng, ia langsung memeluk Stefan. Tubuhnya benar-benar bergetar, dengan perlahan Stefan mengusap punggung Yuki.

"Gue gak akan pernah lupain tentang kita. Gue.. Gu-gue.. Gue juga gak akan lupain Taman ini, tempat dimana kita ketemu, dan harus berpisah. Gu-gue.. Juga gak akan lupa.. Kalau.. Gue mencintai lo" kata Yuki

Stefan melepaskan pelukannya, ia menatap Yuki begitu dalam. Yuki balas menatap Stefan. Mungkin, mereka akan saling menatap, untuk terakhir kalinya.

"Makasih, Putri Keong.. Untuk semua yang lo berikan. Makasih, sayang.." kata Stefan

"Lo juga, udah memberikan warna pada hidup gue..Pangeran Kodok"

Tangan Stefan menyentuh pipi Yuki, lalu ke kening, hidung dan berhenti di dagu.

"I love you, Putri Keong" kata Stefan

"Love you too, Pangeran Kodok" kata Yuki

Stefan mengecup kening Yuki, sangat lama. Yuki menutup matanya, menikmati kecupan dari Stefan. Mungkin untuk terakhir kalinya.

***

Stefan menceraikan Celine. Stefan melakukan itu bukan tanpa alasan. Tapi Celine benar-benar membuatnya muak. Celine hanya menghabiskan waktu berbelanja, berfoya-foya. Bukan hanya itu, Celine ketahuan hampir memberikan racun untuk ibunya Stefan. Untung saja pembantu rumah mengetahui itu dan memberitahu pada Stefan.

Dan alasan Celine ingin membunuh ibu Stefan ialah karena ibunya Stefan selalu menyuruhnya melakukan pekerjaan rumah.

Setelah sidang, Stefan menemui Celine. Ia menatap tajam kearah Celine.

"Apa lo udah puas, hah?! Lo bikin gue menderita selama ini, dan lo hampir bikin Mama meninggal!" bentak Stefan, di luar ruang sidang

"Gue udah puas. Gue bisa ngambil banyak bagian dari Harta lo. Well, meskipun gue tersiksa karena lo gak mau nyentuh gue selama ini" kata Celine

Stefan tak pernah sekalipun menyentuh Celine, alasannya karena tidak siap mempunyai keturunan dengan wanita yang suka foya-foya seperti Celine.

"Buat apa gue nyentuh wanita kayak lo? Wanita yang pengen Harta doang. Gue bersyukur bisa lepas dari lo!" kata Stefan
"Gue juga!"

Jodoh Pasti BersatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang