tripe[L]dr

Part 1

Masih teringat jelas ketika aku benar -benar jatuh cinta. Benar-benar memiliki dan dimiliki oleh cinta. Saat aku mengenalmu, setahun yang lalu

kamu badboy

"Hai, aku Alecia..."

Rupanya sapaanku itu membuatmu luluh.

"Akuu mencintaimu, Cia."

"Kita baru kenal tiga hari yang lalu, El. Bagaimana bisa ada cinta?"

Katamu aku istimewa. Hanya dapat terlihat olehmu, karena rasa cinta kamu bisa melihat kesempurnaan dibalik kekuranganku. Itulah yang membuat dia mencintaiku meskipun...

"Kita berbeda, El. Mana mungkin pacaran apalagi menikah?"

"Cie yang udah mikir menikah sama aku..."

"Nggak gitu..."

cup
kali pertama aku merasakan hangat kecupan bibir di keningku. Sebuah kecupan tenang dan nyaman,tidak agresif.

"Cia mau kemana?"

Aku berlari jauh meninggalkan dia.

"Aku butuh jawaban iya atau tidak, bukan berlari. Kamu ngerti nggak sih bahasa manusia?"

Dia Bastiaan Reul. Lelaki kasar.

Ku hela nafas dalam-dalam, membubukan bedak di sekitar pipiku. Kenangan itu sepertinya masih bisa membuat aliran sungai di permukaan pipiku.

Tok tok tok

"Cia!"

Aku masih sibuk meratakan bedak tanpa melihat siapa yang menyapaku dari cermin. Sampai aku merasakan sentuhan kedua tangan dibahuku sesekali telapak tangan itu mengusap kedua bahuku tanda memberi maksud "Kamu bisa, kamu kuat."

Aku tahu yang datang. Seseorang yang menjadi saksi drama sinetron percintaanku dengan dia semasa kuliah dulu. jadi ingat momen itu, momen paling gila dalam hidupku bersama dia dan seseorang yang kini tersenyum sendu menatapku sok tegar dari cermin.

"Gue rapuh, Sa. Gak setegar yang dulu. Gue butuh pelukannya bukan pelukmu disaat seperti ini." Batinku.

Taburan bubuk kuning langsat yang sedari tadi sibuk ku tempel di permukaan pipiku sia-sia, kini semakin deras aliran itu saat Salsa memberikanku seikat tali. Bukan sekedar ikat tali tak berarti, tali yang dulunya aku berikan pada lelaki itu.