My Wife My Soul

37 1 0
                                    

London, januari 2014...

Reyhan Point

Aku merasa sangat beruntung karena telah berhasil meminang Calista Veloni Greyson wanita cantik yang menjadi pentolan di tempatku kuliah. Mengingat statusku yang orang biasa dan calista yang masuk dalam golongan red carpet, aku merasa seperti bermimpi dapat menikah dengannya.

Calista istri yang sangat baik. Dia merawat kedua malaikat kecil kami dengan penuh kasih sayang. Setiap hari dia menghabiskan waktu dirumah kecil kami untuk menjaga, merawat anak - anak kami dan tanpa lelah dia menungguku pulang kantor lalu menemaniku makan malam.

Calista istri yang sangat pengertian, saat aku akan berangkat kerja dia telah menyiapkan seluruh pakaian kantor. Terkadang jika aku tak sempat sarapan calista akan menyiapkan bekal untukku.

Hari ini aku meminta calista untuk menyiapkan anak - anak lebih pagi, karena hari ini dikantorku akan kedatangan CEO dari new york. Anak - anak kami sudah siap berangkat kesekolah tapi aku masih belum siap sama sekali karena aku bangun kesiangan akibat lembur semalam.

Aku menyuruh calista untuk mengantarkan anak - anak kami pergi kesekolah sebab aku sudah tak punya banyak waktu lagi.

Sesampainya dikantor aku merasa sedikit lega karena Mr. Brown datang terlambat hari ini.

"Kau beruntung rey" ucap salah seorang teman kerja dan aku hanya tersenyum melihatnya.

Aku bukan tipikal orang yang banyak bicara karena itu sejak SD aku hanya memiliki satu atau dua orang teman, itupun orang yang sama.

Malam harinya aku harus kembali lembur dan pulang dipagi hari. Saat aku pulang kerumah aku menemukan calista yang sedang memasak, wajahnya terlihat lebih cantik dari biasanya. Ternyata hari ini dia memoles dirinya. Kupeluk tubunya dari belakang, aroma melati menyeruak dari ditubuhnya.

"Aku sedang memasak rey" ucap calista lirih.

"Kau sangat cantik hari ini, sama saat aku pertama kali melihatmu" kueratkan pelukanku padanya.

"Apa kau ingin pergi kesuatu tempat?" Tanyaku padanya, karena tak biasanya calista berdandan secantik ini.

"Tidak, tapi jika kau mengajakku pergi. Aku sudah siapa" katanya mantap.

"Tapi ini terlalu pagi untuk jalan - jalan, bagaimana jika nanti malam saja ya. Aku juga masih lelah saat ini" tawarku, calista membalikan tubuhnya menghadapku. Dia terus menatapku dengan tatapan sedih.

"Ada apa denganmu?" Tanyaku bingung.

"Entalah, aku merasa akan kehilanganmu untuk selamanya" aku memincingkan mataku tak suka, mendengar semua ucapanya. Apa maksudnya dengan aku meninggalkannya? Sementara selama ini aku tak pernah sedikitpun berniat untuk meninggalkannya karena bagiku dia terlalu sempurna untukku dan rasa cintaku padanya semakin hari semakin bertambah.

"Jangan terlalu dipikirkan rey, aku hanya ngelindur saja. Pergilah mandi dan aku akan mengantarkan sarapan kekamar" ucap calista. Aku bingung dengan sikapnya, dia tak biasanya seperti ini. Selama ini dia selalu menyuruhku untuk makan dimeja makan karena dia tak suka jika kamar dijadikan tempat makan.

****

Aku sedang asyik bercanda bersama anak - anakku didalam mobil. Kami sedang dalam perjalanan kembali kerumah. Karena terlalu asyik bercanda gurau, aku tak memperhatikan jalanan yang saat ini sedang turun  salju dan jalanan cukup licin. Aku melihat sebuah mobil truck yang terlihat oleng dan.

BRUK.....

Aku mencoba membuka mataku, beberapa pecahan kaca yang menancap diwajah dan tanganku membuatku harus menahan nyeri yang tak tertahankan. Aku melirik calista yang berada disampingku. Calista sedang tersenyum dihadapanku dan tak terjadi apapun padanya. Aku mencoba melihat kebelakang, anak - anakku juga terlihat sama mereka tersenyum kearahku. Dan tiba - tiba semuanya menjadi gelap.

Various Story Love & LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang